Pun berita aksi teror kelompok radikal menjadi bahan oknum mencari dollar per click. Berita bombastis bom bunuh diri tentu menjadi trending bahkan breaking news media mainstream.Â
Dengan memelintir caption, rekayasa foto, dan judul sensasional, orang diminta mengklik satu situs. Ribuan bahkan jutaan klik bisa diraih atas berita teror palsu. Uang pun mengalir ke pembuat situs.
Penelitian longitudinal dan mendalam tentunya perlu dilakukan mengamati korelasi ini. Saat indoktrinasi terselubung dengan target generasi muda yang goyah pendirian, menjadi ujung tombak paham radikalisme disebarkan.Â
Berita bohong menjadi faktor atributif diseminasi paham radikal. Ditambah kaum intelek yang terjebak dalam paham radikal. Propaganda dan medianya bisa jadi berubah dan terus berkembang.
Tinggal bagaimana pemerintah dan aparat kita lebih cerdas dan waspada mengamati internet. Dan tanggung jawab kita semua, untuk menghentikan persebaran berita bohong. Wacana literasi digital sepatutnya segera dicanangkan.
Referensi: ctrl-verlust.net | wsisforum 2017 document
Salam,
Solo, 15 Mei 2018
01:33 pm