Mohon tunggu...
Giovani Rizky Ananda
Giovani Rizky Ananda Mohon Tunggu... Orang santuy

Sekedar iseng

Selanjutnya

Tutup

Humor

3 Tahun Hidupku di Sekolah

22 September 2019   19:27 Diperbarui: 22 September 2019   19:46 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3 tahun setelah Aku masuk ke SMP ku tepatnya SMPN 2 Madiun hidupku berubah drastis, cerita ini dimulai pada sekitaran tahu 2016 yang lalu

Hari pertama masuk sekolah merupakan hari yang paling ditunggu tunggu oleh sebagian siswa (mungkin), tetapi yang jelas Aku tidak termasuk siswa yang menantikan hari pertama sekolah tersebut. Di hari pertama Aku mendapatkan kelas yang bersebelahan dengan kelas Unggulan, yang dipandang sebagai kelas yang baik dan apalah -- apalah di mata seluruh siswa dan Guru di sekolah. Kelas tersebut berisi berbagai orang pintar dari berbagai Sekolah Dasar(katanya...).

Lalu di hari tersebut Aku mulai berusaha akrab dengan teman sekelasku meskipun Aku masih menolak untuk menjadi teman mereka. Kemudian pada suatu hari, dan cuaca tidak bersahabat denganku Aku menjumpai seorang Guru yang sangat tegas dan disiplin yang merupakan Guru Bahasa Indonesiaku. Hari tersebut merupakan hari dimana  Aku mendapatkan hukuman pertamaku

"untung cuma disuruh keluar" berkata pada temanku yang juga mendapat hukuman.

Setelah kejadian itu Aku mulai rajin dalam mengerjakan tugas apalagi waktu pelajaran Bahasa Indonesia. Meskipun telah belajar dan mulai rajin mengerjakan tugas nilaiku masih sama saja seperti sebelumnya, kadang juga dibawah KKM. Setelah itu pola pikirku berubah drastis.

"orang pintar kalah dengan orang orang beruntung"yang menjadi motto ku untuk terus bertahan di sekolahku.

Di masa inilah Aku mulai mendapatkan tugas yang melimpah ruah yang membuat hari hari bergelimang PR. Aku pun mulai menambah pertemanan disekolahku dengan harapan tugasku menjadi lebih ringan, tetapi semua itu cuma omong kosong karena mereka tiba tiba ngilang saat Aku nanyain tugas. Di situlah Aku mulai merasa hidupku disekolah dijajah oleh PR dan tugas tugas yang sangat banyak.

Beberapa bulan setelah masa penjajahan oleh tugas dan PR...

Waktu liburan pun telah tiba, Aku berharap bias beristirahat supaya badanku kembali segar. Tapi ternyata oh ternyata... tugas dan PR malah menggunung, harapanku pun pupus. Karena

"Hanya Sprite yang nyatanya nyegerin"

Kemudian Aku mencapai fase paling menegangkan yaitu Penerimaan Raport. Dimana pada fase tersebut semua teman-teman kesayanganku seperti: handphone, laptop dan lain lain dinyatakan bersalah oleh kedua orang tuaku dan mendapat fonis disita beberapa saat waktu. Tetapi untungnya di fase tersebut Aku dan teman-temanku berhasil selamat

Setelah beberapa saat waktu Aku pun naik ke kelas delapan. Aku mendapatkan kelas 8A dan ternyata aku sekelas dengan beberapa orang orang BarBar disekolahku. Meski begitu tetapi terdapat Ketua OSIS dan Pratama Putra(Ketua Organisasi Pramuka) di kelas tersebut, meskipun mereka agak tidak akur dikelas. Di masa tersebutlah Aku mulai pusing tujuh semesta, karena bukan hanya tugas dan PR yang menghantui tetapi berbagai masalah juga mengikuti. Sehingga pada suatu hari kelasku melihat secara langsung amarah guru Matematika ku.

*penting :

dalam 1 semester kelasku sudah berganti guru Matematika tiga kali, guru pertama pensiun,  guru kedua ganti karena sudah kelebihan jam, dan guru yang ketiga inilah yang menjadi guruku akhirnya.

 Setiap minggu saat ada pelajaran Matematika terasa seperti latihan mental, karena guru Matematikaku hawanya berubah ketika memasuki kelasku.

"entah apa yang merasukinya"kataku ke Reyhan yang merupakan Ketua Kelas di kelasku itu...

Lalu ada beberapa kejadian setelah itu yang menurutku tidak terlalu penting. Mari kita langsung lompat ke masa dimana Aku kelas sembilan.

 Di kelas  Sembilan ini merupakan tahun tahun yang kunantikan karena tujuan sekolah menurutku adalah

"yang penting lulus"itu cita citaku dalam jangka waktu yang dekat ini...

Aku juga mulai merubah sikapku 180 derajat dari yang pemalas menjadi lebih rajin lagi. Tetapi kemauan itu pupus lagi karena 90% orang dikelasku ternyata pemalas. Pada suatu saat ada tugas Matematika untuk merangkum satu bab, minimal harus menggapai 10 lembar kertas Portofolio.

Lalu percakapan ini dimulai...

*percakapan ini telah di terjemahkan ke Bahasa Indonesia

David     : Gio, tugasmu Matematika sudah?

Aku        : Kurang sedikit Vid, Emang Kamu sendiri gimana?

David     : Ya belum sama sekali lah

Aku        : Ya na'mun(dalam batin)

Padahal tugas tersebut dikumpulkan besok, tetapi masih ada orang sesantai Dia. Pagi hari pun tiba percakapan ini dimulai kembali...

*percakapan ini telah di terjemahkan ke Bahasa Indonesia

David     : Tugas udah belum?

Aku        : Tinggal nambahin soal-soal nih

David     : Aku belum sama sekali lo, gimana nih?

Aku        : (diam terpaku dengan menatap sinis David)

Untung hari itu Dia bisa menyelesaikan tugasnya...

Dikelas Aku duduk sebangku dengan Dia dan berusaha akrab dengan teman teman yang lain, hambatan yang menimpa adalah sebagian teman temanku tidak mudah diajak bicara seperti teman temanku dikelas kelas sebelumnya. Pada saat ini Aku masih belajar untuk mendapatkan hasil yang baik di Ujian nanti.

Untuk kalian para pembaca yang masih sekolah

"teruslah bernafas"

"jangan biarkan empat hari ujian menggagalkan usahamu selama tiga tahun"

"kalian tidak bodoh, kalian hanya malas"

Sebelumnya mohon maaf atas cerita yang gak jelas dan waktunya lompat-lompat

Semoga ketikkan iseng dari penulis ini bermanfaat untuk kalian semua

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun