Mohon tunggu...
Giovanni Joaquine
Giovanni Joaquine Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Writer

Film │ Books │ Art │ Design │Food and Cook │ Education │ Health │ Observation │ Psychology

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film "Barbie": Pentingnya Kesetaraan Gender

26 September 2023   19:30 Diperbarui: 26 September 2023   22:09 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap orang pasti memiliki sesuatu yang pernah berkesan dalam hidupnya. Kebahagiaan, kekuatan, perealisasian imajinasi, merupakan serangkaian hal yang diharapkan oleh penulis, yang dapat diberikan Barbie kepada para pemain bonekanya. Barbie seharusnya menjadi sumber dukungan bagi para wanita sebagai wanita. Itulah beberapa hal yang disorot pada film Barbie.

Barbie merupakan film drama komedi dari Warner Bros Pictures yang disutradarai oleh Greta Gerwig, seorang aktivis kesetaraan gender di dunia Hollywood. Film Barbie adalah film ketiganya yang menceritakan tentang kesetaraan gender. Barbie tidak hanya menceritakan 'Barbie' sebagai mainan, namun juga menyiratkan makna kehidupan serta persoalan yang kerap kali terjadi di dunia nyata.

Film yang diperankan oleh Margot Robbie dan Ryan Gosling ini sukses memikat hati para penonton. Melansir dari Forbes (19/07/23), keuntungan film ini diperkirakan akan mencapai 1,6 triliun. Hal tersebut membuktikan kesuksesan Barbie.

Selain itu, Barbie telah memecahkan rekor penggunaan cat pink di dunia hingga kehabisan. Totalitas, Barbie juga menggunakan hingga 40 kostum berbeda hanya untuk Margot Robbie.

Barbie adalah simbol khas dari pada mainan anak-anak, terutama perempuan cilik di dunia. Barbie menggambarkan sosok wanita yang hebat, percaya diri, feminim, serta mandiri dan selalu ceria. Film ini mengisahkan perjalanan Stereotype Barbie di dunia nyata yang ternyata sangat bertolak belakang dengan kondisi di Barbieland.

Barbie bersama dengan Ken mencari tahu kebenaran demi menyembuhkan kecacatan Barbie. Sesampainya di dunia nyata, mereka sama-sama kaget. Barbie merasa sangat tidak nyaman akan adanya konsumerisme, pelecehan seksual, serta patriarki toksik yang sangat mendominasi.

Sementara Ken terbuka matanya ketika melihat para lelaki dengan jantannya memegang kekuasaan, sangat berbanding terbalik dengan Barbieland.

Ken pun kembali sendiri ke Barbieland, dan melakukan revolusi para lelaki di sana. Barbie pun mau tidak mau harus mengembalikan keadaan. Di sinilah konflik mencapai klimaksnya. Perbedaan pendapat para Ken dan Barbie memicu permasalahan yang cukup rumit.

www.praguereporter.com
www.praguereporter.com

Narasi yang dibuat untuk film ini dibuat dengan sangat baik, alurnya rapi dan tertata, sehingga tidak membingungkan penonton. Penonton dapat mengikuti filmnya dengan asik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun