Mohon tunggu...
Gina Magfirah
Gina Magfirah Mohon Tunggu... Lainnya - Book Reviewer

Seorang polymath yang cinta novel kelas menengah (bukan kelas berat).

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Review Without Merit [Ngeracun]

8 September 2020   22:13 Diperbarui: 25 September 2020   09:55 566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Merit pendiam, sarkastik dan hobi melontarkan humor satir. Ia kurasa sangat pantas dibenci dan dijauhi karena kekasarannya. Ia merasa menjadi anggota keluarga yang paling normal di antara semuanya. 

Kemudian datanglah anggota keluarga baru yang merupakan adik tiri ibu tirinya (semoga benar istilahnya) yaitu Luck yang nanti akan membawa perspektif baru dalam hidup Merit.

Lalu ada juga Sagan yang masuk ke dalam rumah Dollar Voss, pahlawannya novel ini yang akan menjadi katalis dalam kerumitan jalan pikiran Merit di sepanjang cerita. Yang merupakan 'buah terlarang' bagi Merit karena merupakan kekasih saudara kembarnya, Honor, atau setidaknya itulah yang dipikirkan Merit. 

Sagan bisa menggambar, dan gambar-gambarnya yang penuh arti diberikan secara langsung maupun enggak langsung kepada Merit. Dan ini muncul di dalam buku. Visualisasi mungkin jadi hal baru di buku CoHo.

Sampai setengah novel kita dibawa oleh penilaian Merit terhadap dunia di sekitarnya, sampai kita mengerti bahwa Merit hanya mau memikirkan apa yang mau dipikirkannya tanpa ingin melihat dari perspektif lain. 

Itu yang selalu ditekankan Sagan bahwa hidup adalah tentang perspektif. Berarti bisa dikatakan Sagan sudah melihat tanda-tanda depresi Merit sejak lama. Klimaksnya muncul setelah Merit menulis surat untuk seluruh anggota keluarga Voss tentang rahasia-rahasia mereka yang selama ini diketahui Merit. Ia muak menyimpan semuanya sendirian sampai di titik melakukan percobaan bunuh diri. Ini pas.

Maksudku, untuk tema kesehatan mental, memang paling pas dan paling ekstrim ketika adanya exposure perasaan paling hopeless yang berujung pada keinginan bunuh diri. 

Walaupun aku lebih berharap bahwa ceritanya Merit enggak ada kesadaran tiba-tiba jadi ingin hidup setelah menenggak 28 pil ibunya alias membatalkan bunuh dirinya. 

Kita enggak pernah benar-benar tahu rasanya seseorang yang ingin bunuh diri, apa yang ada di pikirannya, seberapa sedih dirinya, dan itu terdeskripsi jelas di buku ini.

Kehidupan di buku ini adalah kehidupan secara realita dunia. Membandingkan anak yang sempurna dan yang biasa saja, kesalahan orang tua yang walaupun tua belum tentu mereka bebas dari kesalahan, perselingkuhan orang tua, tentang pilihan keyakinan dan seksualitas yang berbeda di dalam keluarga, adalah hal-hal yang lumrah terjadi di masyarakat dan aku yakin ada banyak orang yang akan relate.

Orang-orang baru yang muncul di keluarga Meritlah yang nantinya akan menjadi penyelamat Merit, kehadiran mereka berharga. Karena Merit selalu menolak ketika diberitahu bahwa ada kemungkinan ia memiliki depresi, ada turunan penyakit mental dari ibunya. Hingga akhirnya satu persatu permasalahan setiap anggota keluarga terpecahkan di sisa setengah novel terakhir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun