Bianglala semakin turun, mengembalikan Asha dan Radit ke masa kini meninggalkan nostalgia.Â
Keduanya memang sama-sama salah memulai hal yang seharusnya tak boleh dimulai. Terjebak dalam rasa nyaman, lalu kesulitan keluar dari hubungan ini.
"Aku akan pergi dari hidup kamu, Sha. Blokir nomor kamu, dan nggak akan kembali lagi. So please, lakukan hal yang sama. Oke?"
Tidak ada air mata untuk mengakhiri drama ini. Asha menerima meski sebenarnya ia tidak akan siap karena telah banyak yang dikorbankan, terutama soal hubungannya dengan Januar.
Bianglala akhirnya mendarat sempurna di titik awal. Pintu terbuka, dibantu oleh petugas untuk keluar dari sana.
Asha menatap ponselnya sekali lagi melihat wajah Radit dalam sambungan video call. Menikmati hari ini memutar bersama bianglala padahal orang yang ia inginkan sama sekali tak ada di sini. Sejak awal, Asha hanya sendirian di bangku sana.
"Oke, Dit. Thanks for everything and... goodbye. For good."
Panggilan berakhir.
***
Radit menatap kota Singapura dari taman Marina Barrage. Suasana hijau rumputnya yang bersih, udara segar, juga suasana yang tak sepadat di Indonesia membuatnya benar-benar betah tinggal di sini selama dua tahun terakhir. Sampai akhirnya ia bertemu Kalista yang berhasil telah mencuri hati, hingga meyakinkan diri melamar gadis itu.
Hubungan itu perlahan terasa membosankan hingga ia menemukan Asha melalui salah satu sosial media. Awalnya hanya sebagai teman online saja, kemudian semakin dekat hingga punya satu ruang khusus di hati masing-masing meski keduanya tidak pernah bertemu secara langsung karena kendala jarak.