Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Penulis - Author

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Under The Moonlight

19 Oktober 2022   17:37 Diperbarui: 19 Oktober 2022   17:40 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam itu, mungkin sekitar jam delapan, seorang laki-laki muda masih betah menyelami kolam renang apartemennya di kedalaman dua meter. Hanya sendirian, sambil terus bolak-balik dari ujung satu ke ujung lain. Sedikit dingin, tapi ia sudah biasa.

Bulan terbentuk bulat sempurna dengan cahayanya yang menenangkan. Dia sempat mendongak sesaat melihat benda langit itu, kemudian kembali memebenamkan dirinya ke permukaan air.

Baca juga: Cerpen | Sang Dewa

Setelah puas berenang selama dua puluh menit, laki-laki itu memilih beranjak dan segera menuju ruang ganti. Di sana, yang lagi-lagi tak ada orang menemani, pantulan wajah dan badan atletisnya terekspos jelas di cermin. Tubuh tinggi, kulit bersih, rambut sedikit gondrong, juga kumis dan janggut tipis yang mulai tumbuh sejak dua hari lalu dicukurnya.

Beberapa bulan lalu mungkin ia antusias melihat potret dirinya sendiri, tapi kali ini justru sebaliknya. Ia murka, sambil memukul cermin dengan kepalan tangannya berkali-kali. Untung saja tak terluka.

"Kembalikan Rehan!" katanya setengah berteriak di senyap malam.

Masih mengenakan celana renang dengan tubuh yang belum kering, ia berjalan cepat kembali ke arah kolam renang. Begitu dekat ia melihat bulan sekali lagi, meningkatkan kecepatan kaki, lalu loncat dan membawa dirinya masuk ke air untuk kali kedua dengan gaya khasnya layaknya seorang atlet.

Ayo, Rehan, kamu harus kembali, ucapnya dalam hati pada kedalaman air.

***

Di kantor periklanan tempatnya bekerja, Nada masih tak bisa berhenti memikirkan Rehan, rekan kerja yang juga teman kuliahnya dulu. Dalam dua minggu ini laki-laki itu sama sekali tak ada kabar. Hanya sempat izin cuti 3 hari pada atasan, tapi justru sampai sekarang batang hidungnya benar-benar tak nampak.

Kantor mereka menerapkan sistem satu bulan WFH dan satu bulan WFO dengan pertimbangan angka Covid-19 yang semakin tinggi. Nada dan Rehan kebetulan ada di waktu yang sama ketika mereka harus bekerja di rumah, pun itu di kantor langsung. Itu artinya setelah bulan kemarin WFH, sudah lebih dari sebulan Nada tak bertemu temannya itu secara langsung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun