Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Penulis - Author

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Mendekap Arunika

5 November 2020   19:37 Diperbarui: 5 November 2020   19:46 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Pakai ini," kata Cakra memberikan sweater rajut miliknya. "Perjalanan ke rumah kamu pakai motor kan jauh."

Dengan senang hati Raina menerima. Hanya saja, ia melihat sesuatu yang janggal. Karenya hanya memakai kaos pendek biasa, kedua lengan Cakra terlihat jelas penuh luka goresan. Seperti cakaran kucing, atau juga luka yang sengaja dibuat sendiri. Entahlah, Raina belum bisa mengambil kesimpulan.

Cakra yang melihat tatapan kebingungan Raina mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Ojol pesanan kamu udah datang. Tuh."

Cerita lain terjadi pada saat Raina datang ke rumah Cakra untuk mengembalikan buku catatan yang dipinjamnya beberapa hari lalu. Ia mendapatkan alamat Cakra dari database mahasiswa kampus. Lagi pula, entah kenapa saat itu firasatnya sedikit tidak enak.

Sampai di pintu depan setelah mengetuk beberapa kali yang tak kunjung jawaban, Raina membuka pintu perlahan, lalu melirik rumah minimalis ini dari sudut mata.


"Aaarggh..."

Suara teriakan seseorang membawa Raina mendekat ke sumber salah satu ruangan. Saat itu juga, di kamar Cakra, ia melihat laki-laki itu melukai lengannya sendiri dengan silet. Keduanya bertatapan beberapa saat, namun Cakra memilih mengunci pintu dan membiarkan Raina mematung di luar kamar.

***

"Kalau kamu mau menghindar dari aku, bukan gini caranya. Ingat kata psikolog kamu, kamu butuh teman. Dan untuk itu aku ada di sini."

Cakra melihat tatapan yang begitu tulus dari mata Raina. Ia begitu baik telah menemani hidupnya selama setahun ke belakang ini. Tapi sejak kejadian Raina yang mengikuti langkahnya melukai diri sendiri, membuat Cakra semakin takut. Air mata itu. Teriakan itu semuanya masih terekam jelas dalam ingatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun