Mohon tunggu...
Gilang Ramadhan
Gilang Ramadhan Mohon Tunggu... Bachelor of Education in Indonesian Language and Literature

Menulis karena dunia terlalu serius untuk ditanggapi tanpa satire dan terlalu getir untuk ditinggal diam.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pintu Keluar yang Berputar ke Dalam

30 Juli 2025   11:16 Diperbarui: 30 Juli 2025   11:16 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Puisi Pintu Keluar yang Berputar ke Dalam. Sumber: Freepik.com/Freepik

Di lobi gedung tua itu
sebuah pintu keluar berdiri seperti kesimpulan
yang belum dipahami
Engselnya berdecit seperti suara nenek-nenek
yang tak lagi dipercaya cucunya sendiri
Ia berputar
tapi tak pernah benar-benar melepaskan siapa pun

Seorang lelaki dengan jas hujan kelabu mendorongnya
namun ia kembali ke ruang tunggu
tempat majalah tahun lalu masih percaya
pada masa depan

Di balik kaca pintu itu
kota seperti lukisan yang sudah dikeramas terlalu sering
Warnanya pudar
Gedung-gedungnya menguap
Tak ada hujan
hanya kemungkinan akan hujan
Tak ada kebebasan
hanya bayangan yang menjuntai di trotoar

Baca juga: Cinta Tak Pernah Sempat Duduk

Perempuan bersepatu merah
mencoba berjalan ke luar
Tapi langkahnya terlipat dalam putaran
dan ia kembali ke bayangan dirinya yang sedang menanti
telepon berbunyi dari seseorang
yang tak akan pernah meneleponnya lagi

Pintu itu tak salah arah
Ia tahu ke mana harus membawa manusia
Ke dirinya sendiri
Ke ruangan-ruangan kecil yang pernah disebut keputusan
Ke cermin yang memantulkan pertanyaan
"Sudah sejauh ini
untuk kembali ke mana?"

Terkadang seorang anak kecil
masuk dari luar tanpa sengaja
dan tertawa karena tak tahu
bahwa seluruh hidup orang dewasa
adalah mencari pintu keluar
yang tak sengaja dibentuk dari temboknya sendiri

Baca juga: Laut yang Lelah

Dan ketika malam tiba
lampu-lampu padam satu per satu
Pintu itu berhenti berputar
Di balik kaca
tak ada siapa-siapa
Di dalam ruangan
orang-orang tertidur
sambil menggenggam gagang pintu
yang tak pernah bisa mereka buka seluruhnya

(Sudirman, 2025)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun