Mohon tunggu...
Aristotahes
Aristotahes Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang Mahasiswa Tuna Asmara

Enjoy Reading ... :)

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Resensi Buku "Menelusuri Jejak Mataram Islam di Yogyakarta"

16 Januari 2020   23:59 Diperbarui: 17 Januari 2020   00:04 1258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

V. Wiranata Sujarweni adalah penulis buku ini dan beliau seorang Dosen Fakultas ilmu social dan ekonomi, jurusan Akuntansi di Universitas Respati Yogjakarta. Beliau mengajar bidang Akuntansi sektor publik. Beliau juga aktif dalam melakukan penelitian-penelitian di bidang Akuntansi sektor public yang juga aktif dalam penyusunan buku sejak tahun 2007 sampai sekarang, buku-buku tersebut paling banyak digunakan sebagai buku-buku perkuliahan.

Selain itu beliau juga gemar membaca buku-buku tentang sejarah dan kebudayaan jawa, sampai saat ini sudah menghasilkan buku tentang sejarah candi kuno di wilayah Nusantara.

Berdirinya Kerajaan Mataram Islam yaitu bermula dari keberhasilan Danang Sutawijaya dalam pertempuran mengalahkan Arya panangsang asal jipang yang di mana pengaturan siasatnya ini Dibantu oleh salah satu Patih senior dari kerajaan Mataram yang bernama Ki Juru Martani. Atas keberhasilannya, Danang Sutawijaya mendapatkan hadiah yaitu tanah perdikan yang berupa alas mentaok dari Sultan hadiwijaya. Sebelum diberikan ke Danang Sutawijaya alas mentaok pada awalnya dipimpin oleh ayahnya yang bernama Ki Ageng pamanahan.

Setelah Ki Ageng pamanahan meninggal, hutan mentaok kemudian pindah tangan yang kekuasaannya dipegang oleh Danang Sutawijaya dengan gelar Panembahan Senopati yang di mana wilayah pemerintahannya saat itu mewarisi wilayah Kerajaan Pajang atau sekitar kawasan Jawa Tengah saat ini.

Dalam buku ini disebutkan bahwa Pusat pemerintahan kerajaan berada di sebelah timur kota Yogyakarta dan Selatan Bandar Udara Adisucipto. Pada awalnya lokasi Keraton terletak di kawasan Banguntapan kemudian pindah ke Kotagede. Setelah Danang Sutawijaya meninggal dan dimakamkan di Kotagede, kekuasaan diturunkan kepada putranya bernama Raden Mas jolang yang bergelar Prabu hanyokrowati.

Namun sayangnya pemerintahan Prabu hanyokrowati tidaklah berlangsung lama. Beliau wafat Setelah mengalami kecelakaan saat berburu di hutan Krapyak, maka dari itulah Beliau juga disebut sebagai susuhunan seda ing Krapyak

Di kemudian hari tahta kerajaan Mataram kemudian dialihkan sementara waktu ke tangan Putra keempat Mas jolang bernama Adipati Martapura yang di mana di lain sisi itu semua juga terdapat unsur perpolitikan yang sangat kental, namun Sayangnya dia memiliki penyakit saraf yang diderita yang sehingga membuat tahta kerajaan harus dialihkan ke Putra sulung Mas jolang yakni Raden Mas rangsang, di masa pemerintahan Raden Mas rangsang inilah kerajaan Mataram mengalami zaman keemasan.

Wilayah kerajaan Mataram sebelum tahun 1613 mencakup wilayah Kerajaan Pajang atau Jawa Tengah yang di mana pusat pemerintahan Kerajaan Mataram Islam ini berada di kawasan Kotagede, Yogyakarta. Pada pemerintahan Sultan Agung hanyokrokusumo, wilayah kekuasaan Mataram diperluas sehingga mencakup kawasan Jawa Barat, sebagian Jawa Timur seperti Surabaya, Lasem, Pasuruan, Tuban hingga Madura.

Kesultanan Mataram pernah dipimpin oleh 6 raja dengan rincian singkat sebagai berikut :

  • Ki Ageng Pamanahan

Raja pertama dari Kerajaan Mataram adalah Ki Ageng Pamanahan. Beliau merupakan pendiri Desa Mataram yang menjadi cikal bakal Kerajaan Mataram di tahun 1556. Desa Mataram ini awalnya berupa hutan tanah perdikan yang bernama Alas Mentaok kemudian dijadikan pemukiman penduduk. Pada tahun 1584 Ki Ageng Pamanahan wafat dan dimakamkan di kawasan Kotagede.

Panembahan Senopati

Sepeninggal Ki Ageng Pamanahan tampuk kekuasaan kemudian diambil alih oleh Panembahan Senopati yang juga dikenal dengan nama Danang Sutawijaya yang merupakan anak angkat dan menantu Sultan Kerajaan Pajang. Sutawijaya juga menjadi senapati di Kerajaan Pajang yang kemudian hari mendapat gelar Panembahan Senapati.

Dibawah pemerintahan Panembahan Senopati Kerajaan Mataram mengalami masa kebangkitan yang ditandai dengan perluasan wilayah kerajaan hingga ke Pajang kemudian ke Demak, Pasuruan, Tuban, Madiun dan sebagian wilayah Surabaya. Pada tahun 1523 Panembahan Senapati mengehembuskan nafas terakhir dan digantikan oleh anaknya bernama RM. Jolang

Panembahan Hanyakrawati

Setelah Panembahan Senopati wafat kekuasaan Mataram diambil alih oleh Panembahan Hanyakrawati atau RM. Jolang. Panembahan Hanyakrawati memiliki gelar anumerta Panembahan Seda ing Krapyak, atau cukup Panembahan Seda Krapyak, yang bermakna "Baginda yang wafat di Krapyak" Beliau memerintah kerajaan mulai dari tahun 1606-1613.

R.M Rangsang

Nama Sultan Agung tidaklah lain adalah RM. Rangsang putra dari Panembahan Hanyakrawati. RM. Rangsang memerintah kerajaan mulai tahun 1613 sampai 1645. RM. Rangsang lebih dikenal sebagai Sultan Agung, raja terbesar di Kerajaan Mataram. Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Mataram mencapai kejayaannya bahkan menguasai hampir seluruh wilayah Tanah Jawa kecuali Batavia. Sultan Agung adalah sosok Raja Mataram yang sangat gigih melawan penjajahan colonial Belanda di Batavia. Sultan Agung wafat pada tahun 1645 dan disemayamkan di Imogiri Makam para Raja Jawa. Di masa pemerintahannya, kerajaan Mataram Islam berkembang pesat sebagai Kerajaan Agraris dengan mengedepankan sektor pertanian.

Amangkurat I

Setelah Sultan Agung lengser kekuasaan kerajaan berpindah ketangan Amangkurat I atau dikenal dengan nama RM. Sayyidin putera dari Sultan Agung yang memperistri Ratu Wetan, yaitu putri Tumenggung Upasanta bupati Batang (keturunan Ki Juru Martani). Ketika menjabat Adipati Anom ia bergelar Pangeran Arya Prabu Adi Mataram. Sultan Amangkurat  I menjadi raja mulai dari 1638 sampai 1647. Amangkurat I dalam buku sejarah atau babad diceritakan justru berteman dengan VOC. Hal ini memicu perpecahan pada Kerajaan Mataram Islam. Amangkurat I wafat pada bulan Juli 1677.

Amangkurat II

RM. Rahmat adalah nama asli dari Amangkurat II yang juga memiliki julukan Sunan Amral dalam ejaan (Admiral) karena beliaulah Raja pertama yang memakai seragam dinas Belanda. Amangkurat II menjadi pendiri sekaligus raja pertama Kasunanan Kartasura sebagai kelanjutan Kesultanan Mataram, yang memerintah tahun 1677-1703. Sultan Amangkurat II meninggal pada tahun 1703 dan dimakamkan di Imogiri.

            Masa Kejayaan

            Dalam buku ini dijelaskan bahwa puncak kejayaan Mataram adalah ketika Sultan Agung memegang tampuk pemerintahan sekaligus kerajaan mengalami expansi wilayah yang luas yang dimana meliputi hampir seluruh tanah Jawa hingga Surabaya dan Madura kecuali Batavia karena saat itu masih berada dibawah pemerintahan J.P Zoen Coen. Pada masa pemerintahan RM. Rangsang juga terjadi peristiwa pemindahan lokasi keraton ke Karta (Jawa. Kerta sehingga disebut Mataram Karta).Pada masa pemerintahan Sultan Agung juga sering mengalami gesekan dalam penguasaan politik perdagangan dengan VOC di wilayah Batavia, Kerajaan Mataram kemudian berkoalisi dengan Kesultanan Banten dan Kesultanan Cirebon untuk melawan dan mengusir VOC dari tanah Jawa.

            Masa Keruntuhan

            Dalam buku ini dijelaskan dengan gamblang adanya peristiwa Kerajaan Mataram mengalami masa kemunduran yang terlihat jelas sejak kegagalan Mataram mengusir VOC dari Batavia dan sekaligus keruntuhan ini ditandai dengan pemindahan keraton ke Plered pada masa pemerintahan Amangkurat I. Pada masa pemerintahan Amangkurat I banyak terjadi pemberontakan, yang terbesar dilakukan oleh Trunojoyo sehingga mendesak Amangkurat I untuk berkoalisi dengan VOC yang dimana hal ini juga didukung dengan sikap pemerintahan Amangkurat II yang kurang begitu bertindak tegas pada VOC, sehingga juga memaksa dirinya sendiri untuk berkoalisi dengan VOC dan karena hal inil pula beliau kurang disukai oleh khalayak masyarakat luas.

Terlepas dari itu semua sikap Amangkurat III malah berbeda dan dia sangat anti dengan kependudukan VOC di tanah Jawa dan selalu mencoba untuk memberontak, karena hal inilah beliau ditangkap oleh VOC karena membuat geram dan sikap Amangkurat III yang kurang disukai oleh pemerinthan colonial karena sering menggegerkan pemerintahannya. Raja Amangkurat III kemudian melakukan pemberontakan besar dan hal ini membuat ia ditangkap di Batavia. Kekacauan politik kerajaan baru bisa diredakan pada masa pemerintahan Pakubuwana III yang membagi wilayah Mataram menjadi dua bagian, yakni Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kasunanan Surakarta.

            Peninggalan Kerajaan

Pasar Kotagede

Budaya yang melekat membuat Tata kelola kota kerajaan di Jawa pada umumnya memposisikan keraton, pasar dan alun-alun menurut poros garis utara --selatan, seperti halnya pasar Kotagede ini. Pasar tradisional ini sudah ada sejak zaman Panembahan Senopati berkuasa hingga sampai saat ini. Di hari pasaran khusus dalam penanggalan kalender Jawa seperti hari pasaran legi, pasar ini ramai oleh pengunjung, pembeli maupun barang dagangan ataupun yang lainnya.

Kompleks Makam Raja Imogiri

Pemakaman Imogiri merupakan salh satu objek wisata religi yang berada di kota Bantul. Didalam kompleks pemakaman tersebutlah para raja-raja jawa disemayamkan. Pemakaman tersebut dikelilingi oleh tembok yang tinggi dan kokoh dengan berbagai macam akulturasi gaya arsitektur yang bercorak Hindhu, Budha dan Islam. Makam ini juga dijaga oleh beberapa abdi dalem keratonyang berbusana adat Jawa selama 24 jam. Gapura makam ini memiliki arsitektur gaya bercorak Hindu dengan ciri mencolok yaitu pintu kayu berukuran besar dan tebal yang dihiasi ukiran-ukiran indah.

Adapun kelebihan dari buku ini yakni cover yang digunakan memiliki tampilan yang menarik bagi para pemirsa yang disdesain artistik dan menarik. Ketika saya membaca buku ini yang saya lihat adalah penulisannya cukup rapid an structural, sehingga dapat memudahkan para pembaca yang haus akan ilmu pengetahuan untuk dapat memahaminya dengan cepat dan baik.

Disisi lain buku ini juga memiliki kekurangan yang dimana beberapa teks pemaparan sejarah silsilah kurang dapat dipahami dengan cepat, sehingga pembaca harus mengulangi untuk lebih dapat memahaminya.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun