Waktu pun berlalu, namun tak sedikitpun aku, tetap tak dapat menghalau galau dan risau
Tak percaya, sungguh, kau meninggalkanku, enyahkan aku, tapi sudahlah mungkin jua salahku
Dahulu kau tunjukkan aku jalan, kini aku kau hempaskan, kau tinggalkan aku bersama kenangan, kesepian, sendirian
Kau pun menemukan cinta yang baru, jauh lebih sempurna dariku, miliki segalanya atas apa yang tidak seorang proletar sepertiku memilikinya
Jauh disini, jujur aku masih merindukanmu, menggenggam sepotong kenangan, sementara kau telah bahagia dengannya
Andai saja waktu itu ku bicara, mungkin kini kita masih bersama, tertawa dalam balutan cinta
Namun, penyesalanku datang menderu menyerbu, menghujaniku dengan hujatan hantaman, menikam jiwa dalam kesepian
Kini, senyummu, tawamu, dan cintamu yang dahulu pernah untukku hanya hadir dalam mimpi
Kini kau telah serahkan semua untuknya, kekasih barumu itu, aku hanya bisa berdo'a, semoga kau temukan apa yang kau cari yang tak kau dapatkan dari aku
Secuil penyesalanku ini, tak tahu aku akan meninggalkan jejak berdarah dalam jiwaku, lubang besar yang merongrong, aku menyesal, andaikan aku bicara, mungkin kita masih bersama