Mohon tunggu...
Gilang Dejan
Gilang Dejan Mohon Tunggu... Jurnalis - Sports Writers

Tanpa sepak bola, peradaban terlampau apatis | Surat menyurat: nagusdejan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Manuver Pragmatis Sektor Industri Pariwisata Thailand di Tengah Pandemi

19 Agustus 2020   21:54 Diperbarui: 23 Agustus 2020   02:01 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Mladen ANTONOV / AFP

Sebabnya seperti dicatat The National Thailand, setelah berhasil mempertahankan nol infeksi lokal sepanjang 84 hari, Thailand kembali melaporkan satu kasus baru pada Senin (17/8) tepat 84 hari pasca mencatatkan 0 kasus domestik sejak Mei 2020.

"Masih banyak kegugupan. Kami mengambil pendekatan yang sangat, sangat hati-hati," pungkas Chattan.

Dengan tidak membuka sektor menggiurkan tersebut, pemerintah Thailand bukan tanpa opsi dan manuver lain, mereka konon telah mengalihkan atensinya untuk menggeliatkan kembali sektor ekonomi melalui promosi parawisata lokal dengan menggelontorkan 22,4 miliar baht atau setara Rp10,5 triliun pada bulan Juni.

Paket pertama mereka alokasikan untuk perjalanan liburan bagi 1,2 juta nakes serta melakukan stimulus anggaran tersebut ke perusahaan tur/travel lokal. Sementara paket lainnya akan mereka alirkan ke akomodasi dan layanan di tempat-tempat paling strategis bagi kunjungan wisatawan, serta tiket pesawat domestik dan perjalanan.

Bagaimana dengan Indonesia?

Di saat pemerintah Thailand berjuang keras untuk tidak membuka sektor paling menggiurkan bagi ekonomi negara (pariwisata), Indonesia justru punya kebijakan lain. 

Melalui berbagai kebijakan new normal pariwisata Indonesia, pemerintah kita justru terus berupaya untuk meningkatkan kepercayaan wisatawan untuk datang ke Indonesia. Hal senada diungkapkan oleh Nia Niscaya selaku Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf.

"Indonesia mengalami lack of trust dari wisatawan mancanegara maupun domestik, sehingga kita harus terus berupaya bersama meningkatkan kepercayaan terhadap wisatawan," ucap Nia dalam keterangan tertulis, Minggu (28/6), seperti dinukil dari Kompas Travel.

Salahkah manuver tersebut? Tentu tidak, setiap negara punya mitigasi bencana yang berbeda-beda. Namun bila dikomparasikan dengan manuver pragmatis yang dipilih oleh pemerintah Thailand jelas bahwa pemerintahan Negeri Gajah Putih mengambil kebijakan berdasar pada basisdata kesehatan ketimbang ekonomi. Sementara pemerintah kita sebaliknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun