Mohon tunggu...
Gilang Dejan
Gilang Dejan Mohon Tunggu... Jurnalis - Sports Writers

Tanpa sepak bola, peradaban terlampau apatis | Surat menyurat: nagusdejan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Bagaimana Pemain Muslim Membangun Peradaban di Liga Primer Inggris

24 April 2020   17:15 Diperbarui: 24 April 2020   21:35 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ramadhan Tahun Ini Berbeda dengan Sebelumnya
Pandemi Covid-19 membuat Ramadhan 1441 H/2020 M terasa berbeda. Musim lalu, final Liga Champions 2018/19 antara Liverpool vs Tottenham yang berakhir dengan skor 2-0 menemani sahur umat muslim di Indonesia. Banyak cerita menarik dari bulan suci tahun lalu.

Salah satunya cerita pemain muslim yang tampil di final tersebut. Terdapat total enam pemain beragama muslim, dari kubu Tottenham adalah Moussa Sissoko dan Serge Aurier. Sementara di kubu Liverpool dua kali lipat dari jumlah pemain muslim tim lawan, yakni Mohamed Salah, Sadio Mane, Xherdan Shaqiri, dan Naby Keita.

Saat itu waktu kick off pukul 21.00 waktu Madrid, sedangkan adzan maghrib yang menandakan waktu buka puasa baru jatuh pada 21.44. Hal tersebut menjadi dilematis tersendiri bagi para pemain muslim yang akan mentas. Namun menurut ulama asal Inggris, Ajmal Masroor, sebelumnya Ia memberikan saran agar para pemain muslim tetap berpuasa.

Masroor menyebut jika puasa tak berbahaya bagi para pemain yang akan tampil meskipun menguras banyak energi. Anggota Dewan Muslim Inggris itu menerangkan bahwa doa-doa orang berpuasa bakal didengar lebih cepat oleh Allah SWT. Tak heran jika kemudian dua pemain Liverpool dikabarkan masih berpuasa dan berbuka setelah laga usai.

Edukasi kegiatan muslim di bulan Ramadhan bagi warga Inggris melalui syiar sepak bola tak berhenti dari cerita final saja. Tahun 2019 menjadi tahun perdana dalam sejarah, acara buka puasa bersama bertajuk 'Open Iftar 2019' yang dihelat di tempat ikonik dalam sepak bola internasional, yakni stadion Wembley, Inggris.

Suara adzan pun bergema di stadion yang memiliki kapasitas 90 ribu bangku penonton itu, pihak penyelenggara mengaku telah bekerja sama dengan FA untuk melaksanakan kegiatan besar itu.

Tujuan open iftar 2019 untuk memperkenalkan bulan suci umat muslim dan segala hal mengenai agama Islam. Selain dihelat di Wembley, acara itu juga diselenggarakan di beberapa tempat berbeda selama bulan Ramadhan 2019. Tentu acara seperti demikian takkan bisa diulang pada Ramadhan tahun ini.

Meski ramadhan tahun ini dirasa berbeda dari sebelumnya, umat muslim layak bersyukur sebab syiar Islam lewat sepak bola terus berkumandang. Apalagi ditilik dari musim ini yang belum sepenuhnya tuntas, beberapa pemain muslim kian meneruskan tren positifnya. Semoga fakta tersebut bisa menjadi modal berharga untuk melanjutkan peradaban baru terkait: pro muslim di Inggris dan Eropa pada umumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun