Mohon tunggu...
Gilang Dejan
Gilang Dejan Mohon Tunggu... Jurnalis - Sports Writers

Tanpa sepak bola, peradaban terlampau apatis | Surat menyurat: nagusdejan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Pelajaran Berharga Klopp dari Final Kiev

28 Mei 2018   15:30 Diperbarui: 28 Mei 2018   15:59 1138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: Detik Sport

Pasukan gegenpressing Juergen Klopp mendapat pelajaran berharga dari klub Ibukota Spanyol. Mereka akhirnya menyerah dengan skor 3-1 setelah kehilangan Mohamed Salah, setelah blunder Loris Karius, dan setelah Zjelko Buvac tidak bersama lagi dengan Liverpool. Mirisnya, Sergio Ramos yang notabene tidak berkolerasi dengan taktik Klopp saat ini dijadikan kambing hitam oleh fans Liverpool.

Intimidasi Ramos begitu kentara dalam laga ini. Ketika Liverpool tengah unggul jumlah shot on target 9:3 atas Madrid, Ramos mengubah hal tersebut di menit ke-29. Aktor utama asal Mesir dijadikannya sebagai target operasi kali ini dan setelah semua berjalan sesuai rencana, timnya berhasil membalikan keadaan menyoal jumlah tembakan ke gawang menjadi 9:9. Bahkan tak berselang lama setelah itu terciptalah kepanikan pertama dari Loris Karius yang membuat Karim Benzema dengan enteng menciptakan gol pertama bagi Los Galacticos.

Bisa jadi hilangnya konsentrasi seorang Loris Karius pun tak terlepas dari peran pemain yang kerap bermain kotor ini. Kehilangan Salah ketika laga masih berusia 29 menit memang membuat para punggawa The Reds was-was. Dari segi strategi memang tak berimbas terlalu besar mengingat mereka masih mampu bermain stabil secara tim akan tetapi dari sisi counter attack maupun serangan terstruktur, ketiadaan Salah menjadi masalah besar.

Tidak adanya pengganti sepadan untuk Mohamed Salah merupakan pelajaran berharga pertama yang didapat Klopp dalam laga ini. Ya, Klopp yang sejak lama menerapkan gegenpressing seolah lupa jika strategi nya tersebut rentan membuat para pemainnya cedera. Baik cedera otot karena kelelahan maupun cedera yang lebih parah seperti bertabrakan seperti yang dialami Salah.

Adam Lalana sebagai suksesor Salah di laga ini tidak bisa mengimbangi kecepatan Sadio Mane dan Roberto Firmino. Tanpa mengentengkan kemampuan seorang Lalana dan pemain lain yang berada di bench. Saat itu Klopp seperti tidak punya pilihan lain selain Lalana. Dari Dominic Solanke, Clyne, Emre Can, Simon Mignolet, dan pemain lain yang tidak memiliki karakter menyerang yang baik. Agaknya Lalana merupakan pilihan terbaik, namun bisa ditebak bahwa Ia tidak bisa berbuat banyak bagi timnya.

Keadaannya jauh berbeda dengan yang dialami Zinedine Zidane saat Dani Carvajal tidak bisa melanjutkan permainan. Mereka punya pengganti yang sepadan, Nacho bermain sama baiknya disisi kanan. Ia melakukan overlap dan bertahan tak ubahnya Carvajal. Sebuah pembelajaran bagi Klopp dan petinggi Liverpool. Jika mereka maih memimpikan juara Liga Champions, musim depan mereka wajib memperbaiki kekuatan pemain cadangan. Hal tersebut juga berkaitan dengan strategi gegenpressing yang melelahkan otot para pemain.

Jika mereka hanya berlari dan menekan sepanjang 90 menit tidak menjadi masalah. Namun untuk jangka panjang, pemain harus berlari dan menekan sepanjang musim. Rasa-rasanya andai pun mereka punya pelatih fisik yang bagus, otot pemain tak lagi segar dan stamina pemain sudah benar-benar terkuras. Apalagi final Liga Champions dimainkan setelah kompetisi Liga domestik usai, artinya Klopp butuh 11 pemain pengganti yang kualitasnya sepadan dengan para pemain utama.

Klopp masih belum menemukan solusi dari dampak strategi gegenpressing-nya selama ini. Final Kiev seolah membongkar fondasi yang telah Klopp bangun selama tiga musim ini. Dari menit ke menit selepas kehilangan Salah, Klopp tak ubahnya tengah melakukan presentasi mengenai kelemahan strategi nya.

Virgil van Dijk bermain apik dengan menghalau serangan lajur udara. Sedangkan dua bek sayap Liverpool dianggap berhasil mematikan pergerakan sayap Madrid, Isco dan Ronaldo ataupun Bale yang masuk dibabak kedua. Acapkali kita selalu menyalahkan para pemain bertahan saat sebuah tim mengalami kekalahan. Namun, lagi-lagi (selain Klopp) kita mendapat pelajaran berharga dari Final Kiev 2018 ini.

Pemain defend Liverpool tidak sepenuhnya berkontribusi atas kekalahan timnya. Untuk kesekian kalinya kita harus mengaitkan keadaan ini dengan ketiadaan Salah. Selepas Lalana mengambil alih posisi Salah, kedua bek sayap Madrid tampil all out. Marcelo terus menekan dari sisi kiri serangan Madrid hingga Ia bisa memberi assis pada gol fenomenal Gareth Bale. Bisa diajukan sebuah hipotesis atas cederanya Salah: The Reds kehilangan Good Attack yang selama ini menghasilkan Good Defence.

Selain itu Joel Matip dan kolega bertahan lainnya agak bisa bernafas lega karena terlepas dari fakta defence Liverpool yang kokoh, hampir seluruh gol kecuali gol salto Bale adalah murni berada dalam tanggung jawab Loris Karius. Setelah gol Benzema Loris Karius belum sepenuhnya fokus kembali. Ia masih kehilangan konsentrasi hingga akhir laga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun