Mohon tunggu...
Gilang Kharisma
Gilang Kharisma Mohon Tunggu... Freelancer - mahasiswa

penggemar metodologi kualitatif

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Susahnya Mencari Woles Menjelang Pilpres

17 Januari 2019   00:01 Diperbarui: 17 Januari 2019   01:06 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

wahai tuhan ku tak layak kesurgamu

namun pula ku tak sanggup kenerakamu....

Alunan musik dengan suara pelan dalam mobil siputih menemani perjalanannya menuju rumah seorang kerabatnya di batang (jawa tengah). Selain ingin mengunjungi kerabatnya di batang, siputih juga ingin melepas penat dan liburan akhir tahun dengan mengunjungi objek wisata di sana, dan juga ingin merasakan jalan tol semarang-batang yang baru saja diresmikan pak jokowi sebelum libur natal dan tahun baru kemarin. 

Si putih menikmati betul keindahan panorama sepanjang perjalanan, ia merasakan waktu tempuh yang lebih cepat, ia pun menulis status di WA nya "perjalanan yang menyenangkan, pemandangan yang indah, tanpa hambatan, masih gratis pula hehehee" tidak menunggu satu menit, temannya yang bernama perak berkomentar, "sekarang gratis, besok pasti kalo udah beroperasi beneran tarifnya mahal,". 

Temannya yang lain, lavender namanya juga berkomentar "sudah terbukti, mari kita dukung 2 periode". temannya yang lain, sian namanya turut berkomentar mengirim balasan mengenai status siputih tadi "  jalan tol mah ngga berpihak kerakyat, mana bisa tukang becak, tukang ojek lewat jalan tol, kenapa ngga jalan pantura aja yang dilebarin biar semua bisa make". 

Temannya yang  bernama magenta juga mengirim komentarnya "jelaslah, kerja presiden sudah terbuktikan". Dalam hati Putih berkata, sejak lulus sekolah mereka jarang WA aku, paling-paling kalo ngeWA juga ngirim tulisan copas yang panjang yang biasanya diawali kata cuma satu menit untuk membacanya, lha kok sekarang statusku dikomen ya?

Aku nyetatus screenshootan motivasi mereka ngga komen, nyetatus foto ten challenge juga ngga komen, nyetatus jualan rumah juga ngga pada komen, giliran nyetatus jalan tol kok rame ya?. Tanpa dibalas semua pesan teman-temanya itu, ia melanjutkan perjalanan menuju rumah kerabatnya. "mbales satu-satu ngga bar-bar (selesai-selesai) WA ku juga udah tak atur biar udah aku baca sekalipun, centangnya masih abu-abu, lagian juga demokrasi itukan bebas dan rahasia". 

Karena memang siputih tergolong orang yang woles mengenai pilpres 2019 ini, menurutnya siapapun yang jadi, dia akan tetap menjadi dia. Namun begitu, bukan berarti dia cuek 100%, dia juga sesekali update berita politik di televisi dan media sosial.  

Dari pesisir laut, siputih bergegas naik menuju rumah kerabatnya yang terletak di daerah reban. Disepanjang jalan yang ia lewati, sebenarnya ia ingin membuat status lagi mengenai kondisi jalan, spanduk yang tertempel tidak pada tempatnya, kendaraan yang mengisi bahan bakar tidak sesuai dengan harga kendaraannya juga dan lain-lain.

Namun itu ia urungkan, karena ia merasa teman-temannya sesama warna mengalami perubahan sifat yang tadinya bukan hanya woles, tapi acuh, sekarang menjadi peka kepadanya. "ah daripada-daripada, mending tak empet wae lah (saya tahan untuk tidak membalas pesan itu sementara waktu), tujuanku juga kan liburan".

 Sampailah dia dirumah kerabatnya. Setelah berbincang-bincang, iapun izin pamit kepada kerabatnya. liburannya pun dimulai, ia mengunjungi tempat wisata yang tak jauh dari rumah kerabatnya tersebut. Tujuan pertamanya adalah curug genting. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun