Mohon tunggu...
Gigih Prayitno
Gigih Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Masih belajar agar dapat menulis dengan baik

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Jangan Dirusak, Jumlah Pengunjung Bukan yang Terutama untuk Pariwisata

25 Januari 2019   14:41 Diperbarui: 25 Januari 2019   14:47 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bali Darurat Sampah (kompas, 2017)

Pada bulan November 2018 lalu Pulau Boracay di Filipina baru dibuka kembali seusai ditutup untuk umum dalam beberapa bulan karena mengalami kerusakan yang serius. Pulau dengan keindahan alam yang sangat menakjubkan itu rusak dari ulah para pengunjung yang tidak bertanggungjawab dan hanya mementingkan kesenangan tersendiri.

Dibukanya kembali Pulau Boracay sendiri dengan aturan yang superketat dari otoritas Filipina terkait penanganan sampah baik dari pengunjung, wisatawan ataupun biro penyelia tour dan travel.

Pada bulan Oktober 2018 Pulau Phi yang sangat terkenal di Thailand ditutup untuk umum dalam waktu yang belum bisa ditentukan juga karena mengalami kerusakan ekosistem dan sampah yang tak terkendali, sekitar 80 persen terumbu karang hancur karena kapal-kapal penghantar para wisatawan di menuju Pulau Phi.


Sekitar dua bulan setelah penutupan, kabar baik dari pulau Phi tersiar. Sekumpulan hiu yang hilang sudah mulai terlihat di kawasan pulau tersebut.

Pada bulan Desember, landmark ikonik "I amsterdam" di Rijskmuseum, Belanda dibongkar oleh pemerintah setempat dan (mungkin) tidak akan dibangun landmark serupa, alasannya cukup sederhana, mereka (pemerintah) tidak ingin menciptakan wisatawan massal yang hanya sekedar rame-ramean segala tapi mulai menanamkan nilai dari Kota Amsterdam itu sendiri dengan berbagai pembenahan di sektor pariwisatanya tentunya.

Indonesia saat ini sedang menggalakkan promosi besar-besaran agar wisatawan baik dalam maupun luar negeri dengan jumlah besar bisa datang ke berbagai destinasi wisata di Indonesia. 

Banyak hal yang sudah Kementrian Pariwisata (kemenpar) untuk menggenjot angka wisatawan yang sangat masif ini seperti bekerja sama dengan Grab, bekerja sama dengan pemprov membuka penerbangan langsung seperti Bali-Rusia, Surabaya-Arab, Belitung-Singapura, Lombok-Australia dengan tujuan minat wisatawan mancanegara ini bisa bertambah.

Tidak hanya itu, kemenpar juga juga menetapkan 10 destinasi prioritas pengganti Bali.

Namun, belajar dari tiga negara itu (Filipina, Thailand dan Belanda) yang perlu dipertimbangkan, direncanakan dan dilakukan semua stakeholder terkait pariwisata tidak hanya berurusan tentang bagaimana menarik jumlah pengunjung yang setiap tahun semakin meningkat.

Tapi juga menciptakan sustainability dari tempat tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun