Mohon tunggu...
Giens
Giens Mohon Tunggu... Penulis - freelancer

I like reading, thinking, and writing.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Suyudono Utus Durna untuk Hasut Panglima, Hadiahnya Lebaran Kuda

8 Januari 2017   14:52 Diperbarui: 9 Januari 2017   06:38 797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pixabay.com

"Antareja, apa yang merasuki dirimu hingga bertindak di luar kesopanan pada orangtua?" tanya Bima menahan marah.

"Ayah tak usah banyak bicara.Aku ingin keadilan darimu. Adikku Gatotkaca dijadikan raja, kenapa aku tidak? Padahal aku lebih tua!"

"Jangan sembarangan bicara. Gatot jadi raja Pringgandani karena didukung rakyat Pringgandani sendiri. Aku tidak berhak memaksakan kehendak pada rakyatPringgandani."

"Tidak usah berkilah. Akui saja kalau ayah memang pilih kasih, lebih menyayangi Gatotkaca daripada aku. Orangtua seperti itu wajib dihajar.." 

DHUEZH‼

Tak bisa menahan emosinya, Werkudara mendupak Antareja hingga jatuhterjajar. Antareja bangkit dan membalas. Terjadilah perkelahian bapak-anak dialun-alun Amarta. Pasukan Kurawa yang menonton di kejauhan bersorak kegirangan. Antareja seakan sedang jaya-jayanya. Ayahnya kewalahan menghadapinya. Arjuna yang bermaksud melerai pun dihajar oleh Antareja. Begitu pula para tokoh Amarta yang lain. Antareja membabi buta dalam kemarahannya. Kadang mencakar, menggigit, dan mengeluarkan suara menggeram seperti raksasa.

Melihat gaya Antareja yang bukan lagi mencerminkan sosok ksatria, Petruk si punakawan segera melapor pada Kresna. Yang dilapori segera merapal mantra penerawangan. O, pantas saja tak ada yang mengalahkan Antareja, gumamnya. Segera Kresna bersedekap merapal aji pameling. Tak lama berselang kilatan sinar putih jatuh ke hadapannya dan sesosok kera putih terlihat bersimpuh.

"Kakang Anoman lihatlah ke sana. Kakang lalai menjaga sukma abadi angkara murka!"

Terperanjat Anoman si kera putih demi melihat sosok di kejauhan yang ditunjuk Kresna. "Mohon ampun, Sinuwun. Mohon restu!"

Tanpa menunggu jawaban Kresna, Anoman melesat ke angkasa. Dirapalnya aji maundri yang terkenal dahsyat itu. Ajian yang konon membuat pemiliknya memiliki kekuatan 1000 gajah dengan bobot 7 gunung itu menyatu dalam diri Anoman.

DHUAR‼

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun