Mohon tunggu...
Gia Ghaliyah
Gia Ghaliyah Mohon Tunggu... Guru Fisika -

"Karena dengan menulis, saya meninggalkan banyak jejak sebagai saksi bahwa saya ikut andil memberikan solusi-solusi untuk bangsa ini."

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Siap Menjadi Guru yang Menginspirasi!

27 September 2015   15:01 Diperbarui: 27 September 2015   15:01 2507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

“Guruku, Inspirasiku...”

Seorang guru yang baik adalah guru yang dapat memberikan spirit inspiratif untuk siswa-siswinya. Spirit inspiratif ini ditunjukkan para guru dengan memberikan teladan dan nasihat membangun kepada anak-anak didik agar mereka belajar tanpa rasa takut jika salah dan dikatakan tidak mampu.

***

Guru adalah sebuah profesi yang mulia. Bahkan guru dikenal sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Profesi guru adalah sebuah amanah yang besar, yang harus dijalani dengan melibatkan segenap kemampuan intelektual, emosional, dan spiritual. Guru sebagai tenaga pendidik profesional tidak cukup hanya menguasai ilmu yang akan diajarkannya, melainkan juga dituntut memahami kondisi peserta didik yang dihadapinya. Sehingga sangat diperlukan guru yang inspiratif, yang mampu mendidik, memberi teladan yang baik, dan bisa memahami kondisi kejiawaan peserta didik, serta mampu memotivasi dan memberi semangat peserta didiknya ke arah kemajuan.

Guru Kurikulum Vs Guru Inspiratif

Setiap orang yang pernah belajar pasti memiliki guru. Jumlah guru yang mengajar kita jumlahnya sangat banyak mulai dari Taman Kanak-kanak (TK) bahkan sampai Perguruan Tinggi, namun tidak semuanya kita kenang. Bahkan ada guru yang kita tidak lagi mengingatnya. Hanya sebagian saja dari guru yang pernah mengajar yang kita kenang karena “keistimewaan” tertentu yang ada pada guru tersebut. Para siswa biasanya menyebutnya sebagai guru idola atau guru favorit.

Dalam tipologi umum, guru secara sederhana dapat dibagi menjadi dua. Pertama, guru kurikulum yaitu sosok guru yang amat patuh kepada kurikulum dan merasa berdosa bila tidak bisa mentransfer semua isi buku yang ditugaskan sesuai dengan acuan kurikulum. Guru kurikulum mengajar hanya untuk memenuhi tuntutan kurikulum. Tugas mengajar akan dianggap selesai dan sukses manakala apa yang tercantum dalam kurikulum sudah disampaikan secara tuntas, dan para siswanya mampu menguasainya secara baik. Tolak ukur keberhasilan mengajar bagi guru tipe ini adalah angka-angka kuantitatif. Persoalan bagaimana siswanya kemudian berdaya, berubah menjadi lebih baik, lebih maju, dan seterusnya, tidak masuk hitungan.

Kedua adalah guru inspiratif, yaitu guru yang memiliki orientasi jauh lebih luas. Guru inspiratif tidak hanya terpaku pada kurikulum, tetapi juga memiliki orientasi yang lebih luas dalam mengembangkan potensi dan kemampuan para siswanya. Guru inspiratif bukan guru yang hanya mengejar kurikulum, tetapi lebih dari itu, mengajak siswa-siswanya berpikir kreatif. Guru inspiratif selalu mengajak siswa-siswanya melihat sesuatu dari luar (thinking out of the box), mengubahnya di dalam, lalu membawa kembali keluar, ke masyarakat luas.

Jika guru kurikulum melahirkan manajer-manajer andal, maka guru inspiratif akan melahirkan pemimpin-pemmimpin yang berani menghancurkan aneka kebiasaan lama yang merugikan. Dunia memerlukan keduanya, seperti kita memadukan validitas internal (dijaga oleh guru kurikulum) dengan validitas eksternal (yang dikuasai guru inspiratif) dalam penjelajahan ilmu pengetahuan.

Makna dibalik guru inspiratif

Guru sebagai ujung tombak sekaligus garda terdepan terhadap keberhasilan pendidikan harus memiliki beberapa kompetensi, baik profesional, pedagogis, personal, sosial. Kompetensi guru bukan hanya menguasai apa yang harus diajarkan, tapi bagaimana membelajarkan kepada siswa sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik, menyenangkan, dan siswa menjadi semakin termotivasi ketika sedang belajar dengan sosok guru yang mampu memberi inspirasi tersebut. Guru inspiratif tidak hanya mengajar tatapi mendidik generasi-generasi bangsa yang siap menjadikan bangsanya lebih baik lagi.

Agar bisa menjadi sosok guru yang inspiratif, guru harus mampu memegang prinsip care, share, and trust. Care artinya, mampu memberi perhatian pada siswa dari latar belakang yang berbeda. Guru harus bisa merangkul, memberi semangat, dan memotivasi siswa di kelas. Share, artinya guru harus mampu membagi ilmu yang dimiliki dengan menciptakan suasana pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan menantang bagi siswa. Guru harus mampu merancang strategi pembelajaran, metode, dan media yang menarik bagi siswa. Trust, artinya guru harus bisa menjadi sosok yang dapat dipercaya, dan bisa memberi teladan, serta menanmkan karakter yang baik bagi siswa di sekolah.

Guru inspiratif adalah guru yang tidak hanya mengajar saja, tetapi juga mampu memberikan pengaruh ke dalam jiwa siswanya. Dan hal yang penting adalah spirit inspiratif ini memiliki makna yang sangat penting dalam mengantarkan perubahan dan pengaruh positif untuk jiwa siswa. Mereka, para guru inspiratif itu, mungkin tidak menyadarinya, tetapi para siswanya akan selalu mengenang jasa-jasanya.

Coba misalnya separuh saja dari seluruh guru Indonesia adalah guru yang inspiratif, tentu hasilnya akan luar biasa. Indonesia tidak akan terpuruk dan terus menerus didera beragam persoalan seperti sekarang. Guru inspiratif akan senantiasa memberikan motivasi dan modal kepada para siswanya untuk mampu menghadapi perubahan. Tantangan demi tantangan akan mampu ditundukkan, walaupun tantangan tersebut tidak ringan. Manusia tahan banting yang tidak larut dalam perubahan hanya mampu dihasilkan oleh guru inspiratif.

Oleh karena itu, yang penting adalah bagaimana membangun spirit inspiratif di kalangan guru-guru di Indonesia. Mungkin ini terlalu muluk, tetapi bukan suatu hal yang mustahil. Pentingnya guru inspiratif harus terus menerus disuarakan, diperjuangkan, dan diwujudkan. Dengan begitu, ada harapan perubahan yang lebih baik di masa depan. Guru inspiratif bukan segala-galanya, tetapi adanya guru inspiratif akan memberikan kontribusi yang luar biasa bagi perubahan dalam kehidupan siswa-siswanya.

Spirit inspiratif perlu dikobarkan

Menjadi guru inspiratif ternyata tidak mudah. Hal ini disebabkan karena karakter inspiratif tidak bersifat permanen. Suatu saat, seorang guru dapat menjadikan dirinya begitu inspiratif di mata para siswanya, sementara di saat yang lain, karakter semacam itu memudar. Oleh karena itu, spirit inspiratif harus dikondisikan agar senantiasa menjadi bagian tidak terpisah dari diri seorang guru.

Hal penting yang harus dilakukan seorang guru adalah bagaimana senantiasa berusaha menemukan pemantik dan penyulut spirit inspiratif. Dengan usaha yang dilakukan secara terus menerus, penuh semangat, dan dilandasi oleh keyakinan yang kokoh, maka spirit inspiratif akan dapat tetap terjaga secara stabil.

Sprit inspiratif dapat dibangkitkan dengan beberapa cara. Pertama, komitmen. Komitmen sebagai guru inspiratif harus dibangun secara kokoh dalam jiwa. Komitmen akan memberi makna yang sangat penting terhadap apa yang kita kerjakan, kita lihat, kita rasa, kita dengar, dan kita pikirkan. Setiap mengajar, sejauh kita memegang komitmen, maka kita akan senantiasa berusaha semaksimal mungkin untuk memberi inspirasi kepada para siswa.

Mengamati bagaimana siswa kurang bergairah belajar, maka komitmen sebagai guru inspiratif akan melahirkan beragam usaha untuk membangkitkan semangat mereka terhadap belajar. Melihat siswa yang dinilai bermasalah, spirit inspiratif akan terdorong untuk melacak penyebabnya dan mencari jalan keluarnya. Menghadapi hasil evaluasi yang kurang memuaskan, spirit inspiratif akan tergerak untuk menemukan cara-cara konstruktif untuk meningkatkan prestasi. Begitu seterusnya. Setiap ada persoalan, spirit inspiratif selalu memunculkan dorongan dalam diri guru untuk mencari jalan pemecahannya.

Kedua, membangun kecintaan terhadap profesi. Mengajar yang dilandasi oleh kecintaan yang mendalam akan melahirkan dan menyulut spirit inspiratif secara kokoh. Cinta yang kuat dapat menggerakkan jiwa untuk senantiasa penuh semangat, yakin, optimis, dan penuh harapan. Besarnya cinta terhadap profesi, terhadap tanggung jawab, terhadap masa depan siswa, dan terhadap tanggung jawab kepada Allah, akan menjadikan mengajar menjadi sedemikian memberdayakan, penuh kenikmatan dan penghayatan.

Bagi seorang guru, jangan sampai tugas mengajar dilakukan karena faktor keterpaksaan. Ini merupakan sesuatu yang fatal, karena sikap terpaksa akan menjadikan mengajar hanya sebagai pemenuhan kewajiban saja. Tidak ada lagi spirit dan cinta yang mampu melandasinya. Tidak ada lagi visi lebih luas dan mendalam yang dibangun. Spirit inspiratif tidak akan muncul pada guru yang memiliki karakter semacam ini. Mereka yang mengajar secara terpaksa akan kehilangan gairah dan orientasi yang lebih luas. Mengajar kemudian dilakukan hanya sekedarnya saja. Mengajar dalam keterpaksaan akan menimbulkan efek psikologis yang kurang baik terhadap diri guru sendiri dan juga para siswanya.

Ketiga, menajamkan visi. Visi, menurut Philip Kotler, merupakan an ideal standar of excellence (standar ideal kesempurnaan) yang ingin kita raih. Atau bisa juga dimaknai sebagai a dream must be achieve (mimpi yang harus kita raih). Visi sebagai guru inspiratif akan menjadikan segala aktifitasnya senantiasa diarahkan untuk menuju kepada hal tersebut. Visi ini akan menuntut bukti dan perjuangan. Dengan merumuskan visi ini, seorang guru inspiratif akan membuat kemajuan yang berarti, walaupun menghadapi tantangan yang tidak ringan. Seorang guru yang tidak memiliki visi tidak akan membuat kemajuan, walaupun mungkin ia berada di jalan yang mulus.

Karakteristik guru inspiratif

Guru inspiratif akan selalu memberikan perspektif pencerahan kepada para siswanya. Mereka tidak sekedar mengajar sebagai kewajiban sebagaimana ditentukan dalam kurikulum, tetapi juga senantiasa berusaha secara maksimal untuk mengembangkan potensi, wawasan, cara pandang, dan orientasi hidup siswa-siswanya. Sebab, kesuksesan mengajar tidak hanya diukur secara kuantitatif dari angka-angka yang diperoleh dalam evaluasi, tetapi juga pada bagaimana para siswanya menjalani kehidupan selanjutnya setelah mereka menyelesaikan masa-masa studinya.

Beberapa karakteristik yang dimiliki oleh seorang guru inspiratif adalah

Pertama, terus belajar. Belajar menambah pengetahuan secara terus menerus merupakan hal yang harus dilakukan oleh seorang guru inspiratif. Perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat menjadi tantangan bagi guru untuk terus mengikutinya.

Kedua, ikhlas. Guru yang mengajar bukan karena dilandasi oleh keikhlasan, tetapi karena semata-mata mencari nafkah, maka pekerjaannya sebagai guru akan dinilai hanya dari segi capaian materi semata. Ikhlas tidaklah mudah dilakukan oleh seorang guru yang takut waktunya terbuang banyak dalam mendidik siswanya. Hanya guru inspiratiflah yang mampu memiliki rasa ikhlas dalam menjalankan visi spirit inspiratifnya.

Ketiga, totalitas. Totalitas merupakan bentuk penghayatan dan implementasi profesi yang dilaksanakan secara utuh. Dengan totalitas, maka seorang guru akan memiliki curahan energi secara maksimal untuk mendidik para siswanya.

Keempat, motivator dan kreatif. Motivasi dalam diri siswa akan terbangun manakala siswa memiliki ketertarikan terhadap apa yang disampaikan oleh guru. Hubungan emosional ini penting untuk membangkitkan motivasi siswa. Motivasi akan sulit dibangun manakala dalam diri siswa tidak terdapat ketertarikan sama sekali terhadap guru.

Kelima, pendorong perubahan. Guru inspiratif akan meninggalkan pengaruh kuat dalam diri para siswanya. Mereka akan terus dikenang, menimbulkan spirit dan energi perubahan yang besar, dan menjadikan kehidupan para siswanya senantiasa bergerak menuju ke arah yang lebih baik. Guru semacam inilah yang banyak melahirkan para tokoh besar. Mereka sendiri mungkin sampai sekarang tetap berada di tempatnya tinggal, tetap dengan kesederhanaannya, dan tetap menularkan virus inspiratif kepada para siswanya yang terus datang silih berganti, sementara para siswanya yang terinjeksi spirit hidupnya telah berubah dan menjadi seorang yang memiliki capaian besar dalam hidupnya.

Keenam, disiplin. Dalam konteks disiplin, keteladanan guru menegakkan disiplin akan menjadi rujukan bagi para siswa untuk juga membangun kedisiplinan. Bagaimana mungkin para siswa akan dapat menjalankan disiplin dengan baik, jika guru sendiri tidak memberikan keteladanan? Aspek yang akan lebih meneguhkan tertanamnya budaya disiplin dalam diri peserta didik dalam menegakkan wibawa dan keteladanan adalah konsistensi.

Inspirasi guru dan revolusi diri siswa

Keberhasilan seseorang dalam hidup setidaknya dipengaruhi oleh tiga hal; peran pribadi guru inspiratif, kemampuan guru inspiratif membangun iklim pembelajaran yang semakin menyuburkan arti dan makna inspiratif, serta usaha siswa sendiri untuk meraih kesuksesan, baik ketika masih sekolah maupun setelah menyelesaikan jenjang pendidikannya. Pada titik inilah, guru inspiratif memiliki peranan penting dalam mengobarkan spirit inspiratid dan menyulutkan api pemantik kesuksesan dalam kehidupan para siswanya.

Tetapi jika inspirasi dan hasrat tersebut berhenti dan hanya sebatas sebagai bentuk ekspresi kekaguman semata, tentu saja perubahan tidak akan terjadi dalam diri para siswa. Perubahan sebagai dampak dari guru inspiratif akan betul-betul terjadi manakala para siswa tersebut melakukan aksi untuk meniru, memberdayakan diri, dan mengembangkan dirinya.

Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah strategis dan juga memupuk beberapa potensi kreatif sebagai modal penting yang mampu mengubah inspirasi yang ada menjadi revolusi diri. Langkah yang justru lebih penting setelah memperoleh pengaruh positif dari guru inspiratif adalah bagaimana melakukan aksi sebagai bentuk pengungkapan hasrat dan kemauan untuk berubah demi melejitkan potensi diri. Langkah-langkah perubahan ini sangat penting untuk dilakukan karena hanya dengan jalan semacam inilah pengaruh dari seorang guru inspirasi betul-betul dirasakan secara nyata dalam bentuk revolusi diri menuju ke arah aktualisasi potensi diri. Inilah salah satu agenda penting yang memerlukan kerja keras untuk mewujudkannya.

Jika seorang siswa telah memiliki seorang guru inspiratif, dimana telah terjadinya revolusi diri atau perubahan positif pada diri siswa tersebut, maka siswa tersebut harus siap menjadi guru yang menginspirasi (setidaknya guru untuk anak-anaknya) . Artinya, guru yang mampu memberikan inspirasi pada setiap peserta didiknya. Guru menjadi jembatan ilmu pengetahuan yang selalu bersedia dilalui peserta didiknya menuju jalan ujung masa depannya. Jika semua siswa-siswi di  Indonesia memiliki seorang guru inspiratif, lalu kelak di masa depannya tersebut siap menjadi guru inspiratif bagi siswa-siswi selanjutnya seperti apa yang telah diberikan guru inspiratifnya, maka bayangkan apa yang terjadi pada pendidikan di Indonesia. Spirit inspiratif sangat perlu dikobarkan untuk guru-guru dan calon guru di Indonesia.

*Tulisan ini berhasil mendapatkan Juara 1 dalam Lomba Esai Harmoni Cinta Guru (November 2013) yang diadakan oleh BEM UNJ 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun