Mohon tunggu...
Gia Ghaliyah
Gia Ghaliyah Mohon Tunggu... Guru Fisika -

"Karena dengan menulis, saya meninggalkan banyak jejak sebagai saksi bahwa saya ikut andil memberikan solusi-solusi untuk bangsa ini."

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Siap Menjadi Guru yang Menginspirasi!

27 September 2015   15:01 Diperbarui: 27 September 2015   15:01 2507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ketiga, menajamkan visi. Visi, menurut Philip Kotler, merupakan an ideal standar of excellence (standar ideal kesempurnaan) yang ingin kita raih. Atau bisa juga dimaknai sebagai a dream must be achieve (mimpi yang harus kita raih). Visi sebagai guru inspiratif akan menjadikan segala aktifitasnya senantiasa diarahkan untuk menuju kepada hal tersebut. Visi ini akan menuntut bukti dan perjuangan. Dengan merumuskan visi ini, seorang guru inspiratif akan membuat kemajuan yang berarti, walaupun menghadapi tantangan yang tidak ringan. Seorang guru yang tidak memiliki visi tidak akan membuat kemajuan, walaupun mungkin ia berada di jalan yang mulus.

Karakteristik guru inspiratif

Guru inspiratif akan selalu memberikan perspektif pencerahan kepada para siswanya. Mereka tidak sekedar mengajar sebagai kewajiban sebagaimana ditentukan dalam kurikulum, tetapi juga senantiasa berusaha secara maksimal untuk mengembangkan potensi, wawasan, cara pandang, dan orientasi hidup siswa-siswanya. Sebab, kesuksesan mengajar tidak hanya diukur secara kuantitatif dari angka-angka yang diperoleh dalam evaluasi, tetapi juga pada bagaimana para siswanya menjalani kehidupan selanjutnya setelah mereka menyelesaikan masa-masa studinya.

Beberapa karakteristik yang dimiliki oleh seorang guru inspiratif adalah

Pertama, terus belajar. Belajar menambah pengetahuan secara terus menerus merupakan hal yang harus dilakukan oleh seorang guru inspiratif. Perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat menjadi tantangan bagi guru untuk terus mengikutinya.

Kedua, ikhlas. Guru yang mengajar bukan karena dilandasi oleh keikhlasan, tetapi karena semata-mata mencari nafkah, maka pekerjaannya sebagai guru akan dinilai hanya dari segi capaian materi semata. Ikhlas tidaklah mudah dilakukan oleh seorang guru yang takut waktunya terbuang banyak dalam mendidik siswanya. Hanya guru inspiratiflah yang mampu memiliki rasa ikhlas dalam menjalankan visi spirit inspiratifnya.

Ketiga, totalitas. Totalitas merupakan bentuk penghayatan dan implementasi profesi yang dilaksanakan secara utuh. Dengan totalitas, maka seorang guru akan memiliki curahan energi secara maksimal untuk mendidik para siswanya.

Keempat, motivator dan kreatif. Motivasi dalam diri siswa akan terbangun manakala siswa memiliki ketertarikan terhadap apa yang disampaikan oleh guru. Hubungan emosional ini penting untuk membangkitkan motivasi siswa. Motivasi akan sulit dibangun manakala dalam diri siswa tidak terdapat ketertarikan sama sekali terhadap guru.

Kelima, pendorong perubahan. Guru inspiratif akan meninggalkan pengaruh kuat dalam diri para siswanya. Mereka akan terus dikenang, menimbulkan spirit dan energi perubahan yang besar, dan menjadikan kehidupan para siswanya senantiasa bergerak menuju ke arah yang lebih baik. Guru semacam inilah yang banyak melahirkan para tokoh besar. Mereka sendiri mungkin sampai sekarang tetap berada di tempatnya tinggal, tetap dengan kesederhanaannya, dan tetap menularkan virus inspiratif kepada para siswanya yang terus datang silih berganti, sementara para siswanya yang terinjeksi spirit hidupnya telah berubah dan menjadi seorang yang memiliki capaian besar dalam hidupnya.

Keenam, disiplin. Dalam konteks disiplin, keteladanan guru menegakkan disiplin akan menjadi rujukan bagi para siswa untuk juga membangun kedisiplinan. Bagaimana mungkin para siswa akan dapat menjalankan disiplin dengan baik, jika guru sendiri tidak memberikan keteladanan? Aspek yang akan lebih meneguhkan tertanamnya budaya disiplin dalam diri peserta didik dalam menegakkan wibawa dan keteladanan adalah konsistensi.

Inspirasi guru dan revolusi diri siswa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun