Masih memungut serpihan wangi yang kau umbar didingin ruang berselimut remang.
Menyebar sejuta binar, sebelum lelap, kita terkapar.
Masih melekat segar, warna mawar yang terlempar, buyar, dari dinding tabir suci, bermahkota ukiran melingkar yang kuberi, Menanda isyarat sakral pengikat janji.
Disini aku larut dalam gamang, tertarik tarik bayang, dalam dimensi takbertepi, aku tak sempat berpikir lagi, hadirmu lebih dari fantasy.
Namun ternyata ini ilusi, Sekejap senyap lalu pergi menyusul nafas nafas yang berlari, tinggalkan kusendiri.
Apakah engkau masih disini, kuusap hati dengan belati, kuajak ia menari, Agar kau mengerti betapa perih terperangkap mimpi, karenamu.
07102021