Mohon tunggu...
Ghulam Nayazri
Ghulam Nayazri Mohon Tunggu... -

Graduated from University of Indonesia, Arabic Program, and always concern about Indonesia, specially in sociology and politics

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Surat Terbuka untuk Pewarta, dari Kami Rakyat Tuli dan Buta

9 Juli 2014   02:55 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:56 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Surat Terbuka Untuk Pewarta,
Dari Kami Rakyat Tuli Dan Buta

16 tahun sudah kami pulih,

Pulih dari lumpuh dan bisu, akibat dwifungsi serdadu,

Otot tulang dan urat yang kaku, sudah kembali bisa melaju!

Lama kami menunggu waktu untuk bisa mengeluh dan sekedar mengadu,

Seperti inilah yang harusnya kami rasakan,


Kebebasan!

Bebas bergerak dan bersuara lantang,

Mencaci habis pemerintah yang pincang,

Tanpa takut diculik dan dicincang

Namun sayang,

Kami hanya keluar dari kandang macan, kemudian dipenjarakan wartawan,

Kami memang bebas bergerak tapi sedikit sekali kami bisa memandang,

Kami bersuara lantang namun sulit untuk kami dapat mendengar,

Sulit!

Sedikit dan sulit kami memandang dan mendengar KEBENARAN!

Mana yang lebih kejam?

Siapa yang lebih suram?

Senjatamu Tajam!

Kami dihunus terang-terang,

Kingga kami tak sadar ternyata kami tak bisa lagi bebas memandang

Tak lagi bisa bebas mendengar,

tak lagi bebas merasakan dan

tak lagi sanggup sendiri menentukan,

Kami tuli,

Kalian berbicara sembunyi-sembunyi,
Kami seperti dibodohi,
Kalian tak lagi bernurani

Kami buta,

Semua disembunyikan,

Kami diarahkan,

ke jalan yang entah apa kami paham,

Kalian tak lagi berhati mulia kawan,

Kami dipenjarakan kalian wartawan, yang melupakan nilai-nilai perjuangan!

Semua demi kekayaan,

Bahasa murahan kalian keluarkan, kebohongan kalian sebarkan dan subjektifitas kalian kedepankan!
Wartawan,
Bagi kami kalian adalah pahlawan, kalian penegak hukum tanpa belas kasihan dan pilihan,

Kalian adalah rombongan pembawa perubahan,

Tapi hina, kemuliaan kalian campingkan karena jabatan dan kantong penuh uang!

Kalian lupa, bahwa kalian adalah perpanjangan tangan Tuhan,

Kalian berjalan untuk menyampaikan firman kebenaran, tentang keadaan dan harapan masa depan!

Kami mohon teman, kami orang-orang awam,
Kosong pengetahuan dan tak tentu tujuan,

Tak pernah tau kami besok apa akan makan,

Paling tidak beri kami KEBENARAN bukan KEBOHONGAN!

Agar bisa kami ikut tentukan masa depan tanpa perpecahan,
Kalian adalah mata dan telinga kami, untuk tau bagaimana negeri ini,
Kami ingin bangkit!

Dari bangsa yang hina menjadi bangsa yang mulia,
Pewarta yang mulia,
Kemana lagi kami akan percaya,

Tolong kami agar tidak lagi tuli dan buta,

dorong kami gapai cita,

seperti kalian buat negeri ini Merdeka
Dari kami,
Masyarakat Tuli dan Buta

Untuk Kalian Pewarta Mulia

Bring the soul and honest journalist
Ghulam
08/07/2014

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun