Mohon tunggu...
Diah Simangunsong
Diah Simangunsong Mohon Tunggu... Memperpanjang langkah

Berjalanlah selagi masih punya kaki dan mata

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Allah SWT Kembali Meluruskanku Melalui Buku "Orang-orang Oetimu"

9 Maret 2023   12:00 Diperbarui: 9 Maret 2023   13:18 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Orang-orang Oetimu

Hai, hai, haiii...
Kali ini aku mau cerita tentang perjalanan memikiran dan pemahamanku yang aku peroleh. Di tulisan ini aku tidak menceritakan review dari buku ini, tapi aku cerita bagaimana buku ini meluruskan pemahamanku tentang sebuah agama yang baru saja aku kenal.
aku merasa ini adalah caranya Allah meluruskan pemahamanku.

Oke, aku ceritain kondisinya dulu yaa...

Jadi, saat ini aku sedang domisili di Nagekeo, sebuah kabupaten yang berada di Nusa Tenggara Timur, yang mayoritas masyarakatnya beragama Katolik.

Ini pengalaman pertamaku, menjadi manusia minoritas. Sama seperti kondisi sebelumnya, aku si banyak tanya akan bertanya banyak hal terkait lingkungan, makanan dan terutama hal-hal berkaitan dengan agama Katolik.

Tidak hanya satu orang, aku bertama dengan banyak sekali orang-orang yang aku temui. Bukan niatan untuk nyebang yaaa, melainkan aku hanya ingin mengenal sebagai pengetahuanku tentang keragaman agama di Indonesia.

Mereka bercerita banyak hal berkaitan dengan cara peribadatan, perayaan, kebiasaan, keimanan, managemen keagamaan, pendataan dan cara agama ini membangun lembaga pendidikan, kesehatan, bahkan lembaga sosial.

Hingga aku mengambil kesimpulan bahwa aku mengagumi cara agama ini membangun sebuah lembaga dan rapinya managemen keagamaan yang mereka bangun, karena menurutku ini selaras dengan ketaatan yang mereka miliki.


Kekaguman ini bertambah saat temanku memutuskan memilih jalan menuju Tuhan, dan meninggalkan kefanaan dunia. peristiwa-peristiwa itu yang membuatku semakin mengagumi keagamaan ini.

Sebatas itu ya aku mengaguminya, gak lebih kok! Keimananku juga gak goyah, beneran gak goyah! aku masih konsisten untuk sujud dan memohon.

Jadi tentang, aku gak ada niatkan untuk nyebrang.

Oke, kita lanjut yaaa...

Kemudian, seorang teman melalui postingan Instagram merekomendasikan sebuah buku yang berjudul "Orang-orang Oetimu" karya Felix K. Nesi, aku yang saat ini sedang di Indonesia Timur membuatku tertarik karena akan sangat dekat dengan lingkunganku saat ini.

Membaca bait demi bait, diawal aku mengira ini akan bercerita tentang penindasan dan perjuangan masyarakat Oetimu. Benar! buku ini menceritakan tentang perjuangan orang-orang Oetimu, tapi bukan itu yang menjadi poin menarik yang aku dapatkan.

Poin menariknya dari buku ini adalah bercerita tentang masyarakat dengan tingkatan keimanan dan status yang berbeda-beda, sangat pas dong dengan situasi aku. 

Aku sangat semangat menyelesaikan buku ini untuk mengetahui praktik penganut agama ini dari perspektif yang berbeda.

Nah, lewat buku ini bercerita tentang sosok flater, romo, mahasiswa, penjajah dari negeri samurai, dan guru yang melakukan eksploitasi wanita dan kuda dengan amat sangat kejam pada tahun 1900an. 

Apakah aku mempercayai sepenuhnya? Tentu dong. Tapi aku mempercayai sebagai sebuah keseimbangan atas kekagumanku.

lewat cerita ini menyeimbangkan kekaguman itu, bahwa semua agama itu baik, bagi para penganutnya. 

Aku yang sering sujud, mempercayai bahwa itu benar. Hal itu juga yang terjadi para penganut agama lainnya, tak terkecuali bagi para penganut kepercayaan nenek moyang juga memiliki kepercayaan yang sama besarnya pada yang diimaninya.

Semua agama baik, tapi tetap akan ada oknum yang melakukan hal yang tidak sesuai dengan ketetapan. Jadi itu hanya oknum yaaa, bukan agamanya walaupun oknum tersebut memiliki agama.

Oke, itu pelajaran yang aku dapat dari buku "Orang-orang Oetimu". Semoga tulisan ini juga menjadi pelajaran kita bersama yaaa... Nah bagi yang penasaran dengan alur cerita dan review buku boleh banget tulis di kolom komentar.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun