Di awal tahun 2025 ini, para cinephile dibuat kagum akan salah satu series terbaru Netflix karya Stephen Graham, 'Adolescence'. Adolescence dibuka dengan adegan penangkapan seorang remaja, Jamie, terhadap tuduhan dalam kasus pembunuhan teman satu sekolahnya yaitu Katie.Â
Adolescence bukanlah sebuah series misteri untuk mengungkap siapa pelaku sesungguhnya, karena dari episode pertama saja kita sudah disuguhkan mengenai rekaman CCTV yang mengungkap siapa pelaku aslinya, yaitu memanglah Jamie.
Episode demi episode, kita disuguhkan mengenai misteri mengapa Jamie, seorang remaja berusia 13 tahun, bisa tega melakukan hal mengerikan tersebut. Barulah di episode ketiga kita bisa mengerti mengenai salah satu penyebab mengapa Jamie tega menghabisi nyawa Katie.Â
Kultur Incel, misoginis dan toxic masculinity. Sebuah paham yang sudah sering kita dengar, namun tidak banyak yang mengerti akan betapa harmful-nya paham ini.
Toxic masculinity sendiri diasosiakan sebagai sekumpulan perilaku tertentu dari laki-laki yang dapat menimbulkan kerugian bagi orang di sekitarnya maupun dirinya sendiri.Â
Gagasan toxic masculinity sebetulnya tidak dimaksudkan untuk menyiratkan bahwa maskulinitas itu buruk. Namun, dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa perilaku dan cara berpikir tertentu yang sering dikaitkan dengan maskulinitas, mulai dari cara berpikir dominasi, misoginis, sexism, homophobia, domestic abuse dan pelecehan seksual.
Misoginis sendiri merupakan sebuah pemikiran kebencian atau tidak suka terhadap wanita atau anak perempuan. Misogini dapat diwujudkan dalam berbagai cara, termasuk diskriminasi seksual, fitnah perempuan, kekerasan terhadap perempuan, dan objektifikasi seksual perempuan.Â
Meskipun mayoritas dilakukan oleh pria, namun misogini tidak hanya bisa dilakukan oleh kaum pria saja. Internalized misogynist juga bisa terjadi sesama kaum wanita. Menurut sosiolog Allan G. Johnson sendiri, "misogini adalah sikap budaya kebencian terhadap perempuan karena mereka adalah perempuan."
Johnson berpendapat bahwa: "Kebencian terhadap wanita .... merupakan bagian sentral dari prasangka seksis dan ideologi dan, dengan demikian, merupakan dasar penting bagi penindasan perempuan dalam masyarakat yang didominasi laki-laki. Misogini diwujudkan dalam berbagai cara, mulai dari lelucon pornografi sampai kekerasan terhadap perempuan sampai penghinaan diri sendiri dapat diajarkan untuk merasakan arah tubuh mereka sendiri"
Sementara itu, Incel (Involuntary Celibate) merupakan ideologi politik ekstrem yang didasari oleh sentimen misoginis itu sendiri. Pada awalnya, Incel merupakan grup yang diinisiasi oleh seorang perempuan bernama Alana. Yang pada tahun 1997, membuat sebuah situs sebagai support system bagi laki-laki dan perempuan yang merasa kesepian.Â