Mohon tunggu...
Ghali Rizqillah
Ghali Rizqillah Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis amatir, ga perlu satir, apalagi nyinyir.

Mahasiswa tingkat biasa aja, sedikit nulis banyak ngelamunnya

Selanjutnya

Tutup

Money

Melihat Potensi Ekonomi di Prigen Pasuruan

2 November 2020   14:36 Diperbarui: 2 November 2020   15:14 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Kecamatan prigen merupakan kecamatan di ujung pasuruan yang berbatasan dengan kab. Mojokerto, karena terletak di wilayah dataran tinggi yaitu di daerah gunung Arjuno. Tentu di kecamatan ini memiliki sumber daya alam yang melimpah, terutama sumber daya air bersih di kec. Prigen. Sumber daya alam ini tidak hanya untuk masyarakat Pasuruan saja, tetapi untuk seluruh masyarakat Indonesia.

Penulis yang merupakan mahasiswa FEB program ekonomi pembangunan UMM, membagi dua jenis pengelola di Prigen, pengusaha lokal dan perusahaan nasional. Tujuan untuk membagi dua jenis pengelola karena perbedaan produk yang dihasilkan. Pengusaha lokal memproduksi air bersih untuk di kirimkan ke daerah sulit air bersih seperti Surabaya, Sidoarjo, dan lain lain. Terkadang juga di kirim air minum isi ulang galon yang biasa kita temui di desa, pinggin jalan raya, maupun komplek perumahan, biasanya pedagang ini menggunakan label "Asli Dari Prigen" untuk menarik perhatian pelanggan, karena hal yang kita ketahui mengenai kualitas air bersih dari prigen ini tidak hanya jernih, tetapi segar pula dan tidak tawar, dengan kata lain sangat sempurna, tentu masyarakat tertarik untuk membeli air minum kemasan dari prigen.

Yang kedua adalah perusahaan nasional, perusahaan air minum terbesar di Indonesia yaitu Aqua memiliki lahan untuk di kelola air bersihnya sehingga steril dan siap untuk di konsumsi, tidak hanya perusahaan Aqua saja, tetapi seperti Aquades, Cleo, Club dan beberapa perusahaan lainnya, 


Teori lokasi produksi adalah sebuah teori yang dikemukan oleh Alfred weber, ilmuwan ekonomi, geografi, sosiologi dari Jerman, dia mengemukakan tentang penentuaan lokasi industri pada tahun 1909, ini menjadi titik awal pemikiran industri modern tentang studi dan analisa penentuan lokasi industri, tetapi pada kali ini saya mencontohkan dengan kec. Prigen sebagai lokasi yang memproduksi air bersih yang digunakan sebagai air minum maupun untuk kebutuhan rumah tangga, tetapi pada kali ini saya akan lebih memfokuskan untuk menganalisa untuk digunakan air minum kemasan.


Transportasi merupakan hal yang sangat berperan penting untuk menentukan lokasi industri, pasalnya biaya yang di keluarkan untuk mengangkut barang mentah ke pabrik bukanlah haal yang murah. Weber membagi bahan baku menjadi 2 jenis, yaitu weight lossing dan weight gainning, bahan baku yang akan di bahas yaitu termasuk jenis weight gainning yaitu bahan baku yang ketika selesai di produksi akan lebih berat, karena air mineral hanya di olah untuk di sterilkan, beda dengan gula yang bahan baku nya (tebu) jauh lebih berat di bandingkan barang yang telah di produksi, ini masuk jenis weight lossing. Oleh sebab itu pabrik air mineral harus di taruh di tempat yang lebih dekat dengan pasar untuk mengurangi ongkos produksi. Dallam kasus ini pabrik air mineral tidak berada di kecamatan Prigen yang mana adalah tempat untuk pengambilan bahan baku, melainkan ada di kecamatan Pandaan. Faktor yang membuat pabrik di tempatkan di Pandaan agar dekat dengan pasar. Pandaan adalah kecamatan yang ideal untuk menempatkan fasilitas produksi, karena pada kecamatan itu jarak antara Pandaan ke Malang di tempuh dengan perjalanan sekitar 1 jam, untuk ke Sidoarjo juga menempuh waktu hanya 40 menit, ke Surabaya hanya menempuh 1 jam, ke Mojokerto juga menempuh waktu 1 jam. Oleh karena itu kecamatan Pandaan merupakan lokasi yang sangat strategis untuk di tempatkan lokasi pabrik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun