Mohon tunggu...
Gilang Ramadhan
Gilang Ramadhan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Mengajar | Warga Gg. Mangga Garis Lurus | S1 Bahasa dan Sastra Indonesia | Bergiat di Kembara Rimba dan Salam Semesta

Selanjutnya

Tutup

Book

Apa yang Dapat Kita Pelajari dari Buku The Republic Karya Plato?

1 Februari 2024   14:25 Diperbarui: 1 Februari 2024   14:41 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Patung Plato. Sumber: Freepik.

Buku ini mengusulkan sebuah model negara dan individu yang sangat idealis dan utopis, yang tidak mempertimbangkan realitas dan kompleksitas dunia indrawi, yang penuh dengan keragaman, ketidakpastian, dan konflik. Banyak kritikus, seperti Aristoteles, Karl Popper, dan John Rawls, telah menunjukkan bahwa negara ideal Plato tidak dapat diwujudkan dalam praktik, dan bahkan jika bisa, tidak akan diinginkan atau adil bagi banyak orang.

Misalnya, negara ideal Plato mengharuskan adanya komunisme properti dan keluarga, seleksi genetik dan pendidikan, dan sensor dan propaganda seni, yang dapat dianggap sebagai bentuk tirani, eugenika, dan manipulasi.

Buku ini juga mengandung beberapa kontradiksi dan inkonsistensi internal, yang menimbulkan pertanyaan dan keraguan tentang validitas dan konsistensi argumen dan kesimpulan yang disajikan Plato. Beberapa contoh kontradiksi dan inkonsistensi ini adalah sebagai berikut:

Plato mengklaim bahwa keadilan adalah kondisi di mana setiap orang menjalankan perannya dengan baik, tetapi ia juga mengakui bahwa ada orang-orang yang memiliki bakat alami untuk lebih dari satu peran, seperti filsuf yang juga dapat menjadi penjaga atau produsen. Bagaimana orang-orang ini dapat menjadi adil jika mereka harus membatasi diri mereka pada satu peran saja?

Plato juga mengklaim bahwa para penguasa harus memerintah berdasarkan pengetahuan tentang bentuk Kebaikan, tetapi ia juga mengakui bahwa bentuk Kebaikan itu sendiri tidak dapat diketahui sepenuhnya, bahkan oleh para filsuf.

Bagaimana para penguasa dapat memerintah dengan benar jika mereka tidak memiliki pengetahuan yang lengkap dan pasti tentang tujuan tertinggi dari negara dan individu?

Plato pun mengklaim bahwa seni harus disensor dan dikontrol oleh negara, karena seni dapat mempengaruhi jiwa dan perilaku orang dengan cara yang negatif, tetapi ia juga menggunakan seni, seperti perumpamaan, mitos, dan alegori, untuk menyampaikan ide-idenya dengan cara yang positif. Bagaimana Plato dapat membenarkan penggunaan seni dalam dialognya sendiri, jika ia menganggap seni sebagai sesuatu yang berbahaya dan menyesatkan?

Buku The Republic karya Plato adalah sebuah karya filsafat yang luar biasa dan berpengaruh, yang memberikan visi komprehensif dan sistematis tentang negara dan individu ideal, yang didasarkan pada prinsip-prinsip rasional dan universal. Buku ini memiliki kekuatan dalam hal isi, metode, dan gaya penulisannya, serta kontribusinya bagi bidang filsafat politik dan etika, dan relevansinya bagi pembaca kontemporer.

Namun, buku ini juga memiliki kelemahan dalam hal asumsi, model, dan konsistensinya, yang dapat dikritik dari berbagai sudut pandang. Oleh karena itu, buku ini harus dibaca dengan kritis dan reflektif, dengan mempertimbangkan baik keunggulan maupun kekurangannya, serta konteks dan tujuannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun