Mohon tunggu...
Niko Nababan
Niko Nababan Mohon Tunggu... Guru - Manusia biasa yang berproses menjadi seorang guru

Temukan saya di: http://nikonababan.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Benci dalam Secangkir Kopi

25 Februari 2019   20:33 Diperbarui: 26 Februari 2019   04:05 1367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.sumberharga.com/cuppa-coffee

Ketika rindu menjadi benci, pahitnya secangkir kopi tak lagi dapat dinikmati. Sebab hati menjadi gelap dan pekat yang meluap-luap di sekitaran bibir. Tersebutlah aku, yang dengan segera mencuri senja di awal. Aku enggan menyaksikan; sang senja tertawa di atas cangkir kopiku. Bagiku senja adalah milik secangkir kopi dan bersama pahit senja kunikmati.

Betapa dahsyatnya rindu, membunuh dan mematikan perasaan sang pecandu. Bicaraku tak lagi pakai spasi, manisnya ucapan adalah caci dan maki. Benci kini jatuh hati padaku dan pahitnya mengalahkan milik secangkir kopi. Sepi enggan berkompromi, sebab secangkir kopiku kini tak lagi menginspirasi. Tak ada rindu kali ini, tempat dimana secangkir kopi dengan liarnya berfantasi.

Secangkir kopi mengajariku arti mencintai, tentang bagaimana aku melarutkan rindu dalam berbagai rasa. Namun cinta tidak tahu diri, pahitnya kopi dibalasanya dengan benci. Benciku kini yang menguasai.

Secangkir kopi hangat berangsur dingin dan warnanya tak lagi hitam pekat. Enggan aku menyentuhnya, juga pahitnya pun sudah tak seberapa. Sungguh secangkir kopi yang malang.

Senja sudah pulang, kopi yang malang masih menggenang tenang. Kupandang bayang-bayang ku didalam, tampak air mata berlinang. Oh jalang, sungguh sayang jika dibuang. Kusulang perlahan di mulutku dan semuanya menghilang.

Ada rasa yang kusangkal yang disajikan secangkir kopi.
Kuharap rinduku mengenalnya

Plg, 25/2/19

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun