Mohon tunggu...
Gentur Adiutama
Gentur Adiutama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Pecinta bulutangkis dan pengagum kebudayaan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Tiga Modal Positif dari Indonesia Open untuk Asian Games

8 Juli 2018   23:50 Diperbarui: 9 Juli 2018   09:28 2026
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fajar/Rian merayakan kemenangan atas juara dunia 2017. Foto: BWF.

Istora Senayan dan Indonesia Open yang menjadi mitos khusus bagi Owi/Butet. Foto: PB Djarum.
Istora Senayan dan Indonesia Open yang menjadi mitos khusus bagi Owi/Butet. Foto: PB Djarum.
Selama berpartisipasi di turnamen kandang ini, Owi/Butet sudah pernah masuk ke final sebanyak dua kali yaitu pada tahun 2011 dan 2012. Sayangnya mereka gagal di kedua kesempatan itu, kalah dari pasangan Tiongkok Zhang Nan/Zhao Yunlei (2011) dan pasangan Thailand Sudket Prapakamol/Saralee Thoungthongkam (2012). Di tahun lainnya, mereka bahkan beberapa kali tersingkir sebelum babak final.

Tahun lalu, Owi/Butet memang akhirnya mampu menggondol gelar Indonesia Open untuk pertama kalinya. Namun lokasi penyelenggaraan turnamen saat itu dipindah ke Jakarta Convention Center (JCC) karena Istora Senayan sedang direnovasi untuk Asian Games. Maka mitos pun belum bisa dipatahkan tahun lalu.

Meskipun mereka tidak sepenuhnya yakin pada mitos itu, namun tentu ada sedikit pengaruh pada psikologi mereka. Dalam wawancara dengan media nasional, Butet mengakui bahwa ia punya rasa penasaran kenapa dirinya dan Owi belum mampu menjuarai Indonesia Open di Istora Senayan. 

Rasa penasaran itu kadang mengganggu pikiran karena Owi/Butet ingin memberikan hadiah kemenangan yang indah juga bagi para fans yang telah setia mendukung mereka selama ini.

Owi/Butet tak lagi penasaran pada Istora Senayan. Foto: BWF.
Owi/Butet tak lagi penasaran pada Istora Senayan. Foto: BWF.
Kini mitos itu sudah tidak lagi menempel pada Owi/Butet. Trofi Indonesia Open 2018 di Istora Senayan bukan hanya keberhasilan mempertahankan gelar juara yang didapat setahun lalu. Ini juga momen pembuktian bagi diri mereka sendiri dan publik.

Berakhirnya rasa penasaran Owi/Butet pada Istora Senayan diharapkan berpengaruh positif pada ajang Asian Games yang bakal dipentaskan di lokasi yang sama. Owi/Butet pernah mengecap manisnya medali emas di ajang multicabang yang digelar di Istora Senayan saat SEA Games 2011 lalu. Semoga saja podium tertinggi di gedung bersejarah ini akan kembali dipijaki Owi/Butet bulan depan.


Ketiga, peningkatan penampilan dari para pemain pelapis

Minggu lalu, PBSI sudah mengumumkan nama-nama pemain yang dipercaya untuk turun di nomor beregu dan nomor perseorangan pada cabang bulutangkis di Asian Games nanti. Indonesia akan diperkuat oleh masing-masing dua pemain/pasangan di setiap nomor perseorangan.

Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto disiapkan mendampingi Kevin/Marcus di ganda putra sedangkan Ricky Karanda Suwardi/Debby Susanto akan berjuang bersama Owi/Butet di ganda campuran. Meskipun bukan andalan utama, namun keduanya diharapkan bisa turut mempersembahkan prestasi. 

Ada juga ekspektasi agar mereka mampu membantu 'membukakan jalan juara' bagi  Owi/Butet dan Kevin/Marcus dengan menumbangkan para unggulan dari negara lain.

Minggu ini di Istora Senayan, Fajar/Rian dan Ricky/Debby membuktikan bahwa mereka layak diberi kesempatan emas untuk memperkuat Indonesia di Asian Games. Penampilan mereka di Indonesia Open 2018 ini sangat baik dan bahkan melampaui prediksi banyak orang. Pujian pun datang dari pelatih dan pengurus PBSI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun