Mohon tunggu...
Gentur Adiutama
Gentur Adiutama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Pecinta bulutangkis dan pengagum kebudayaan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Despacito, Dek Lastri dan Bahasa Jawa yang Gaul

22 Juni 2017   23:55 Diperbarui: 23 Juni 2017   09:28 40643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Luis Fonsi (kanan) dan Daddy Yankee (kiri) yang mengguncang dunia lewat 'Despacito'. (sumber foto: billboard.com)

Dalam dua bulan terakhir, jagad internet sedang dihebohkan oleh lagu berbahasa Spanyol yang berjudul 'Despacito'. Lagu yang dinyanyikan oleh penyanyi asal Puerto Rico bernama Luis Fonsi bersama Daddy Yankee ini sedang hits dan digandrungi oleh anak-anak muda di berbagai negara termasuk di Indonesia. Videonya yang diunggah di Youtube sampai dengan hari ini sudah ditonton lebih dari 2,1 milyar kali dan menuai likes dari 11 juta lebih akun.

Lagu yang judulnya dalam bahasa Inggris berarti 'Slowly' ini bercerita tentang hubungan asmara yang romantis. Tidak butuh waktu lama bagi lagu yang merupakan fusion antara pop Latin dengan musik urban ini untuk bisa sukses memuncaki tangga lagu di 45 negara. Berbagai penghargaan platinum pun telah diraih oleh lagu yang musiknya membuat semua yang mendengarkannya ingin bergoyang itu.


Popularitas 'Despacito' semakin meledak saat versi remix yang melibatkan penyanyi asal Kanada, Justin Bieber diluncurkan pada tanggal 17 April 2017 lalu. Superstar internasional yang jadi idola anak remaja itu menyanyikan sejumlah liriknya dalam bahasa Inggris sedangkan lirik bagian Luis Fonsi dan Daddy Yankee tetap dinyanyikan dalam bahasa Spanyol sesuai aslinya.

Justin Bieber, ikut mengangkat pamor 'Despacito'. (sumber foto: independent.ie)
Justin Bieber, ikut mengangkat pamor 'Despacito'. (sumber foto: independent.ie)
Di Indonesia, lagu 'Despacito' tidak hanya dinikmati oleh orang-orang melalui Youtube namun juga diputar di radio dan diunduh lewat berbagai platform. Di sejumlah kafe, restoran, pusat perbelanjaan dan ruang-ruang publik lainnya di Jakarta, Bandung, Surabaya dan kota-kota besar lainnya, lagu berdurasi 3 menit dan 47 detik ini juga cukup sering diperdengarkan.

Saking hebohnya lagu ini, mulai bermunculan banyak versi cover-nya oleh orang Indonesia. Fenomena ini sebenarnya terjadi juga di negara-negara lain. Apabila dicek di Youtube, akan mudah ditemukan video cover 'Despacito' yang diunggah oleh para penyanyi dari Indonesia, baik yang sudah profesional dan sering tampil di televisi maupun yang lebih kondang jadi artis di Youtube.

Salah satu yang unik dan menyita perhatian adalah adanya cover lagu 'Despacito' yang menggunakan bahasa Jawa. Lagu dengan judul 'Dek Lastri' ini menggunakan irama yang sama persis dengan 'Despacito' namun lirik lagunya telah diubah total, baik isi/maknanya maupun bahasanya. Bila 'Despacito' adalah tentang kemesraan maka 'Dek Lastri' adalah mengenai seseorang yang ditinggal selingkuh oleh kekasihnya.


Lagu 'Dek Lastri' dinyanyikan oleh Alif Rizky Prihantoro yang merupakan mantan personel boyband 'S4' dan sempat mengikuti kompetisi menyanyi 'Rising Star Indonesia' pada awal tahun ini. Video musik untuk lagu tersebut diunggah di akun Youtube milik Alif Rizky pada tanggal 9 Juni 2017 dan per tanggal 22 Juni 2017 lalu telah ditonton lebih dari 950 ribu kali.


Kemunculan 'Dek Lastri' sebagai versi Jawa dari 'Despacito' menjadi perhatian banyak orang karena keunikan dan otentisitasnya. Apabila kita membaca beberapa dari sekitar 2.600 komentar yang diberikan oleh para penonton di video itu, sebagian besar memberikan sanjungan terhadap kreativitas Alif dalam merangkai kata-kata berbahasa Jawa yang pas untuk mengisi lirik lagu berirama Latin.

Selain itu, ternyata ada keberkahan tersendiri di balik naiknya 'Dek Lastri' seiring popularitas 'Despacito'. Banyak orang yang jadi tertarik untuk mencari tahu arti lirik Bahasa Jawa-nya dalam Bahasa Indonesia. Bukan cuma orang dari luar Jawa saja yang penasaran, tapi juga banyak wong Jowo sendiri yang berusaha untuk mengingat-ingat bahasa yang sejatinya adalah bahasa ibunya itu.

Saat ini, bahasa Jawa memang semakin jarang digunakan oleh masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Bahkan orang yang berasal dari suku Jawa pun mulai banyak yang tidak fasih bercakap-cakap dalam bahasa yang punya beberapa stratifikasi di dalamnya ini. Ada kekhawatiran bahasa Jawa kian tersisih dan perlahan punah karena jumlah penuturnya turun drastis di masa depan.

Masih ingat atau sudah lupa aksara Jawa? (sumber foto: viva.co.id)
Masih ingat atau sudah lupa aksara Jawa? (sumber foto: viva.co.id)
Upaya pemerintah untuk menggelorakan semangat belajar bahasa Jawa lewat pendidikan di sekolah pun belum memberi dampak yang signifikan. Anak-anak sekolah mempelajari bahasa Jawa hanya karena kebutuhan formalitas untuk mendapat nilai dari sekolah. Di luar kegiatan belajar-mengajar di kelas, praktek penggunaan bahasa Jawa oleh anak-anak muda tergolong minim.

Kini anak-anak muda yang senang mendengarkan lagu 'Dek Lastri' jadi terdorong untuk setidaknya mengenal bahasa Jawa, dan bukan tidak mungkin bila lalu ingin mempelajarinya lebih lanjut. Bisa dibilang bahwa lagu itu seolah menjadi media belajar bahasa Jawa yang gaul, kekinian, dan menarik. Hal ini unik karena sebelumnya anak-anak muda itu rata-rata punya kesan 'jadul (jaman dulu)' dan 'kurang gaul' terhadap lagu-lagu berbahasa Jawa.

Lagu 'Dek Lastri' membuat anak muda melirik lagi bahasa Jawa. (sumber foto: youtube)
Lagu 'Dek Lastri' membuat anak muda melirik lagi bahasa Jawa. (sumber foto: youtube)
Bagi orang Jawa yang masih kadang-kadang berbahasa Jawa secara terbatas dalam kesehariannya, lagu 'Dek Lastri' juga menjadi media untuk mengenal beberapa kata yang sebelumnya sudah jarang mereka ucapkan seperti misalnya 'senajan', 'pangapuro', 'nembe', dan lain-lain. Kata-kata tersebut umumnya bukan termasuk dalam kategori bahasa Jawa 'ngoko' yang masih mereka pakai.

Fenomena ini sebenarnya mirip dengan yang ditimbulkan oleh lagu asal muasal 'Dek Lastri' yaitu 'Despacito' di Eropa dan Amerika. Setelah kehebohan lagu itu, banyak orang Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Perancis dan beberapa negara lainnya yang menyatakan bertambah minatnya untuk mendalami bahasa Spanyol. Lagu 'Despacito' yang gembira dan asyik diputar untuk 'teman' berjoged disebut-sebut telah membuka mata mereka akan sisi eksotis yang dimiliki oleh bahasa Spanyol.

Harapannya, lagu 'Dek Lastri' juga akan membuka mata banyak orang Indonesia, khususnya anak-anak muda, baik yang berasal dari Jawa maupun bukan, untuk turut melestarikan bahasa daerah ini. Bahasa Jawa adalah bagian dari kekayaan dan keberagaman budaya di Indonesia dan sekaligus menjadi identitas bagi bangsa ini. Berawal dari sebuah lagu 'Dek Lastri', kita punya harapan agar penggunaan bahasa Jawa di kalangan anak muda bisa lebih meningkat kuantitas maupun kualitasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun