Mohon tunggu...
Gentur Adiutama
Gentur Adiutama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Pecinta bulutangkis dan pengagum kebudayaan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Despacito, Dek Lastri dan Bahasa Jawa yang Gaul

22 Juni 2017   23:55 Diperbarui: 23 Juni 2017   09:28 40643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Luis Fonsi (kanan) dan Daddy Yankee (kiri) yang mengguncang dunia lewat 'Despacito'. (sumber foto: billboard.com)

Masih ingat atau sudah lupa aksara Jawa? (sumber foto: viva.co.id)
Masih ingat atau sudah lupa aksara Jawa? (sumber foto: viva.co.id)
Upaya pemerintah untuk menggelorakan semangat belajar bahasa Jawa lewat pendidikan di sekolah pun belum memberi dampak yang signifikan. Anak-anak sekolah mempelajari bahasa Jawa hanya karena kebutuhan formalitas untuk mendapat nilai dari sekolah. Di luar kegiatan belajar-mengajar di kelas, praktek penggunaan bahasa Jawa oleh anak-anak muda tergolong minim.

Kini anak-anak muda yang senang mendengarkan lagu 'Dek Lastri' jadi terdorong untuk setidaknya mengenal bahasa Jawa, dan bukan tidak mungkin bila lalu ingin mempelajarinya lebih lanjut. Bisa dibilang bahwa lagu itu seolah menjadi media belajar bahasa Jawa yang gaul, kekinian, dan menarik. Hal ini unik karena sebelumnya anak-anak muda itu rata-rata punya kesan 'jadul (jaman dulu)' dan 'kurang gaul' terhadap lagu-lagu berbahasa Jawa.

Lagu 'Dek Lastri' membuat anak muda melirik lagi bahasa Jawa. (sumber foto: youtube)
Lagu 'Dek Lastri' membuat anak muda melirik lagi bahasa Jawa. (sumber foto: youtube)
Bagi orang Jawa yang masih kadang-kadang berbahasa Jawa secara terbatas dalam kesehariannya, lagu 'Dek Lastri' juga menjadi media untuk mengenal beberapa kata yang sebelumnya sudah jarang mereka ucapkan seperti misalnya 'senajan', 'pangapuro', 'nembe', dan lain-lain. Kata-kata tersebut umumnya bukan termasuk dalam kategori bahasa Jawa 'ngoko' yang masih mereka pakai.

Fenomena ini sebenarnya mirip dengan yang ditimbulkan oleh lagu asal muasal 'Dek Lastri' yaitu 'Despacito' di Eropa dan Amerika. Setelah kehebohan lagu itu, banyak orang Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Perancis dan beberapa negara lainnya yang menyatakan bertambah minatnya untuk mendalami bahasa Spanyol. Lagu 'Despacito' yang gembira dan asyik diputar untuk 'teman' berjoged disebut-sebut telah membuka mata mereka akan sisi eksotis yang dimiliki oleh bahasa Spanyol.

Harapannya, lagu 'Dek Lastri' juga akan membuka mata banyak orang Indonesia, khususnya anak-anak muda, baik yang berasal dari Jawa maupun bukan, untuk turut melestarikan bahasa daerah ini. Bahasa Jawa adalah bagian dari kekayaan dan keberagaman budaya di Indonesia dan sekaligus menjadi identitas bagi bangsa ini. Berawal dari sebuah lagu 'Dek Lastri', kita punya harapan agar penggunaan bahasa Jawa di kalangan anak muda bisa lebih meningkat kuantitas maupun kualitasnya.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun