Tersisi
Banyu Lenggahbumi
Â
Aku merasa tersisi,
dari disposisi kekuasan,
kesombongan hierarki,
notifikasi, dan era digitalisasi
Â
Pada hal, pernah ada celah
pori-pori menuju muara
atau samudera nan luas
Â
Seluas gammer pencari poin
mengepul pundi keberuntungan
pada hal, itu sesuatu yang semu
atau kegenitan logika saja
Â
Hidup bagai fatamorgana
penampakkan genangan air
Sebagai pelepas dahaga,
saat aku kehilangan makna
Pada ujungnya, aku tetap kalah.
Â
Kalah bukan berarti menyerah
dan keluar dari arena
Tapi kalah dalam artian
penerimaan garis takdir kasih
Â
Karena takdir adalah keterbatasan
Ketentuan keberagaman yang bertautan,
sebagai harmoniÂ
orkestra kehidupan.
Kontemplasi persinggahan, 06- April 2025
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!