Mohon tunggu...
Banyu Lenggahbumi
Banyu Lenggahbumi Mohon Tunggu... belajar menata hati dan merangkai kata

Ada makna tersirat dibalik apa yang tersurat

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tersisi

6 April 2025   08:04 Diperbarui: 6 April 2025   08:04 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi Jatman Online

Tersisi

Banyu Lenggahbumi

 

Aku merasa tersisi,

dari disposisi kekuasan,

kesombongan hierarki,

notifikasi, dan era digitalisasi

 

Pada hal, pernah ada celah

pori-pori menuju muara

atau samudera nan luas

 

Seluas gammer pencari poin

mengepul pundi keberuntungan

pada hal, itu sesuatu yang semu

atau kegenitan logika saja

 

Hidup bagai fatamorgana

penampakkan genangan air

Sebagai pelepas dahaga,

saat aku kehilangan makna

Pada ujungnya, aku tetap kalah.

 

Kalah bukan berarti menyerah

dan keluar dari arena

Tapi kalah dalam artian

penerimaan garis takdir kasih

 

Karena takdir adalah keterbatasan

Ketentuan keberagaman yang bertautan,

sebagai harmoni 

orkestra kehidupan.


Kontemplasi persinggahan, 06- April 2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun