Mohon tunggu...
Genata Vidya Wardani
Genata Vidya Wardani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Penjual bouquet berkedok guru :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

"Dealing with Bullying", Memaknai Filosofi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

9 Oktober 2023   15:00 Diperbarui: 9 Oktober 2023   15:09 678
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
x.com/mailradioshow

Memberi contoh (voorbeeld) Salah satu cara yang dinilai efektif dalam mendidik adalah dengan memberi contoh. Ketika kita memberikan contoh yang positif, kita sebagai guru dapat memberikan inspirasi dan motivasi bagi orang lain terlebih terhadap peserta didik untuk melakukan hal yang sama. Sebagai guru kita harus memberi keteladanan, berperilaku positif dan menjauhi tindakan kekerasan mulai dari diri kita. 

Jangan sampai kita memberikan contoh buruk seperti yang dilakukan guru di Takalar, menghina profesi orangtua peserta didik yang merupakan seorang petani (https://www.youtube.com/watch?v=qcUrE_UyX1w). 

Bagaimana kita bisa mengharapkan lingkungan sekolah yang jauh dari bullying kalau dari sosok guru saja memberikan contoh yang tidak baik seperti ini. Padahal menurut Ki Hadjar Dewantara, pendidikan harus mengedepankan prinsip inklusif atau dengan kata lain setiap individu tampa memandang latar belakang, status sosial atau kemampuan, memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan berkualitas.

Pembiasaan (pakulinan, gewoontevorming) Mendidik juga bisa dilakukan dengan pembiasaan dalam bertingkah laku yang baik dengan mengugemi peraturan, kemudian perilaku baik tersebut diulang-ulang sampai menjadi sebuah tabiat/kebiasaan. 

Melalui pembiasaan guru akan lebih mudah dalam membentuk budi pekerti dan karakter yang luhur. Guru dan lingkungan sekolah harus berperan aktif dalam proses pembiasaan karakter ini, seperti mengembangkan budaya pertemanan yang positif, saling menghargai dan menerima perbedaan antar individu, saling membantu kepada sesama teman terlebih yang membutuhkan serta melakukan kebijakan anti-bullying yang dibuat bersama dengan peserta didik.

Pengajaran (leering, wulang-wuruk) Pengajaran adalah suatu cara yang dilakukan pendidik dalam memberikan ilmu pengetahuan, mempersiapkan pengalaman belajar, berlangsung sebagai suatu proses saling pengaruh mempengaruhi dalam bentuk interaksi yang tujuannya untuk meningkatkan karakter pada anak. Ki Hadjar Dewantara menekankan pentingnya pengajaran yang memperhatikan keunikan dan kebutuhan setiap individu. 

Dari keberagaman dan keunikan peserta didik, pendidik harus mampu mengenali peserta didiknya dengan baik dan mengajar dengan pendekatan yang sesuai. Akan tetapi jangan sampai terjadi praktik bias terhadap peserta didik, supaya tidak menimbulkan benih kecemburuan yang nantinya dapat menggiring ke arah bullying.

Perintah, paksaan, dan hukuman (regearing en tucht) Sebenarnya Ki Hadjar Dewantara tidak menyetujui proses mendidik dengan cara ini, akan tetapi cara ini masih bisa dilakukan dengan syarat-syarat tertentu, yakni dalam memberikan hukuman harus selaras dengan kesalahannya, hukuman harus dilakukan dengan cara adil, dan hukuman harus lekas dijatuhkan. 

Hukuman yang tidak selaras dengan kesalahannya akan menimbulkan rasa dendam pada peserta didik, begitu juga apabila hukuman dilakukan secara tidak adil, akan menimbulkan rasa rendah diri pada peserta didik. Hukuman juga harus segera dijatuhkan atau diberikan supaya tidak berlarut-larut dan bisa segera diperbaiki dengan pembiasaan dan keteladanan positif.

Laku (zelf beheersching, zelfdiscipline) Sejalan dengan poin pertama, tugas seorang pendidik adalah bertingkah laku yang baik dan benar di kehidupan sehari-hari. Dengan cara ini, peserta didik dapat mengambil teladan dan mencontoh perilaku yang positif dari guru mereka. Tujuan dari laku ini lebih luas dari pemberian contoh, yakni untuk menghasilkan peserta didik yang dapat hidup di tengah-tengah masyarakat dengan perilaku yang baik serta sesuai dengan norma-norma yang ada.

Pengalaman lahir dan batin (nglakoni, ngrasa, beleving) Mendidik tidak hanya bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan saja kepada peserta didik, tetapi juga bertujuan untuk membentuk karakter yang baik salah satunya tanggungjawab. Peserta didik dilatih dalam bertanggungjawab sehingga mereka akan dapat menghargai tugas yang diberikan oleh pendidik dan merasakan pentingnya untuk menyelesaikan tugas tersebut dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun