Mohon tunggu...
Kaka Geb
Kaka Geb Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Pencinta Kopi, Puisi dan Senja_

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ingatan

30 April 2018   18:40 Diperbarui: 30 April 2018   18:46 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kenangan mana yang masih kau ingat, tanya seorang teman ketika seorang teman lain baru usai mandi sore itu.

Wangi sabun itu.
Aku masih ingat dengan wangi itu

ketika itu dengan uang seribuan kau akan mendapatkan dua buah sabun dengan wangi yang serupa seperti ini. Tapi itu tidak akan kau dapati lagi sekarang.

Dan satu lagi; suara tik tik sisa hujan yang jatuh menyentuh sebuah kaleng bekas minuman itu adalah bunyi bunyi yang masih ku ingat sunyi malam itu.

Waktu itu ayah keluar dari kamar dengan raut yang tak ku pahami bahkan ibu pun tak sanggup menerka apa yang sedang ayah pikirkan.

Seisi rumah menjelma hampa ketika sisa sisa makan malam barusan usai ibu bereskan dari meja makan yang buruk rupa itu.

Ayah masih berdiri di sana, di sebuah sudut lain rumah, ia menatap langit langit rumah.

Aku melihat ke arah yang sama.

Dari atas langit langit rumah,

air hujan jatuh satu satu melewati sebuah lubang di atap.

Dan bunyi tik tik itu air yang menyentuh kaleng kaleng mainan adik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun