Mohon tunggu...
Sr. Gaudensia Habeahan OSF
Sr. Gaudensia Habeahan OSF Mohon Tunggu... Guru - Biarawati
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hidup ini indah, seindah saat kita dapat berbagi dengan sesama

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Komentar

11 September 2020   20:32 Diperbarui: 11 September 2020   20:37 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
clipart-library.com

"Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu." (Luk 6:39-42) .

Tadi sore saya menonton sebuah video di facebook yang isinya tentang hadirnya pihak ketiga dalam sebuah rumah tangga yang baru. Video ini menuai banyak komentar dari netizen. 

Saya mencoba membaca dan mengamati komentar-komentar pada postingan itu.Banyak komentar yang bernadaa positif dan negatif.  Setelah saya baca, saya kembali merenungkan ,apalah arti sebuah komentar ? 

Dapatkah sebuah komentar memulihkan suatu keadaan atau membawa perubahan . Mungkin saja bisa ketika itu disampaikan secara langsung dan hadir dalam konteks pembicaraan karena akan mengetahui jalannya suau cerita/peristiwa. 

Akan tetapi jika itu hanya lewat tulisan dan barang kali tidak mengenal siapa yang pembuat konten,barangkali kecil kemungkinan hal itu terjadi. 

Berkomentar adalah bagian dari kebiasaan setiap orang. Saya atau kita adalah orang-orang yang pernah memberikan komentar baik secara langsung maupun melalui tulisan. Bahkan di media sosial diberi tempat atau diberi ruang untuk berkmentar. Orang bisa mengomentari apapun dan cara bagaimanapun.

Kalau kita pernah mendengar komentar orang-orang atau membaca komentar di media sosial,kita bisa melihat bahwa ada beberapa model atau pola komentar-komentar tersebut tergantung cara orang menanggapinya. 

Biasanya komentar-komentar itu bersifat insiratif,apresiatif,evaluatif,dan solutif. Eh,saya lupa ada juga yang negatif,komentar jenis ini biasanya disebut dengan 'nyinyir' he..he..he..

Kalau kita bisa hafal,yang komentar siapa dan komentarnya bagaimana kita bisa mengetahui karakter seseorang dari komentar tersebut. Karena komentar yang muncul biasanya mewakili apa yang ada dalam diri orang tersebut. Satu ayat Injil hari ini yang berbicara tentang kebiasaan saya yaitu, 

" Mengapa engkau melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui? " Melihat kesalahan orang lain itu lebih enak dibanding melihat diri ini. Padahal sebenarnya hal yang mendasari tindakan ini  adalah rasa cemburu dan iri hati. Mengapa orang lain bisa dan saya tidak ?

Lewat ayat Injil ini saya diajak untuk terus belajar,sebelum saya mengomentari apa yang ada diluar diri saya. Karena ketika saya  berkomentar tanpa melakukan introspeksi diri atau mawas diri terlebih dahulu,maka saya termasuk pada bilangan orang-orang yang munafik. Berkmentar tanpa melihat diri,atau berkomentar asal-asalan ( asbun)

Oleh karena itu saya dan kita semoga menjadi pribadi yang selalu mawas diri dan terbiasa untuk introspeksi diri sebelum berkomentar. Sehingga kita dapat menyampaikan komentar secara bijaksana. 

Dan akhirnya kita dapat memberi komentar secara langsung atau lewat tulisan sebagai komentar yang sifatnya  inspiratif,apresiatif,evaluatif dan solutif.

Salam..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun