Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Dukungan Politik yang Berpotensi Merusak Aqidah

1 Maret 2019   11:19 Diperbarui: 1 Maret 2019   16:15 969
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ISumber ilustrasi: blog.ipleaders.in

Kelompok-kelompok Islam yang biasanya mudah tersulut amarahnya hanya karena merasa agamanya dilecehkan atau dihinakan ini bahkan mendukung pendapat Rocky Gerung yang menyebut kitab suci sebagai fiksi. Pendapat tersebut dilontarkan Rocky saat tampil dalam Indonesia Lawyer Club yang ditayangkan langsung oleh TV One pada 10 April 2018.

Tengku Zulkarnaen, misalnya, lewat akun Twitter-nya, ia menyatakan, "fiksi itu di masa depan akan menjadi realita. Dulu, film Flash Gordon, manusia terbang ke angkasa masih fiksi, sekarang sudah menjadi realita. Lain dengan fiktif, Fiktif itu 'ngibul' bahasa betawinya. Misalnya akan buyback Indosat. Jika selama 5 tahun tidak dibeli, maka itu namanya janji fiktif."

Para pendukung Prabowo, termasuk dari kelompok-kelompok Islam radikal alias garis keras mencoba berkutat pada sisi imajinasi yang diaktifkan saat manusian memanjatkan doa, misalnya, doa memohon dimasukkan ke dalam surga. Saat menengadahkan telapak tangan memohon surga, menurut mereka, menusia membayangkan atau berimjinasi tentang surga.

Mungkin kelompok-kelompok Islam ini sengaja melupakan jika menurut agama-agama langit, surga bukan bagian dari masa depan manusia sebagaimana pendapat Zulkarnaen. Sebab, manusia pertama dan kedua, Adam dan Hawa, diciptakan dan dibesarkan di surga. Bukan hanya Adam dan Hawa, saat Isra Mi'roj, Nabi Muhammad pun pernah didatangkan ke surga.

Katakanlah surga memang fiksi. Tetapi, isi dari kitab suci bukan melulu tentang surga dan hari kemudian.  Kitab suci juga memuat tentang Tuhan itu sendiri. Tuhan yang menciptakan langit dan bumi berikut isinya, termasuk juga manusia. Apakah Tuhan yang dalam Islam disebut Allah juga fiksi. Jika Allah adalah fiksi, maka Allah belum menjadi realita, atau belum ada, atau bahkan belum tentu ada.

Artinya, saat ini kelompok-kelompok yang menyetjui pendapat Rocky menyembah dan memanjatkan doa kepada Dzat yang belum menjadi realita. Seperti kata Zulkarnaen, "fiksi itu di masa depan akan menjadi realita."

Selain, tentang ketuhanan atau ketauhidan, kitab suci juga memuat sejarah. Al Quran, misalnya, menuliskan tentang sejarah Zulkarnaen Agung atau Alexander The Great. Apakah sejarah yang telah terjadi di masa lalu dapat disebut sebagai fiksi atau belum terjadi?

Dan, Al Quran, sebagai kitab suci juga memuat tentang juga aturan-aturan yang mengikat umat Islam. Misalnya, aturan yang melarang atau mengharamkan umat Islam memakan daging babi. Jika, kitab suci, termasuk Al Quran adalah fiksi, maka larangan atau pengharaman memakan dagimg babi tersebut belum berlaku pada saat ini.

Karenanya, pendapat Rocky Gerung yang mendapat pembenaran dari Tengku Zulkarnaen dan juga para pendukung Prabowo lainnya tersebut sebenarnya berpotensi merusak aqidah Islam itu sendiri. Dan, pembenaran tersebut dilakukan hanya demi mendukung Prabowo sebagai capres. 

Parahnya, lagi, meski pendapat Rocky tersebut berlandaskan pada atheisme, para pendukung Prabowo tetap bersikukuh jika kitab suci adalah fiksi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun