Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerbung: Sekte Laknat Malam Tahun Baru di Hotel Marun Biru (2/3)

4 Januari 2023   20:50 Diperbarui: 5 Januari 2023   12:34 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto ilustrasi: Robert Wiedemann / Unsplash)

"No, no.. Aku memang banyak kurangnya sih di mata dia. Katanya aku temperamental, nggak sabaran, pelit, wah banyak dah pokoknya. Sudah kenyang aku dicaci maki," terang Biyan sambil terkekeh.

"Gitu ya? Emmm, betewe, kalo Tias jalan sama aku aja gimana?" kata Biyan tersenyum, kedua matanya berbinar.

"Ambilll... Hahaha," jawab Budi tertawa seraya melempar handuknya ke wajah Biyan

"Ihh, najis," sahut Biyan yang sontak bangkit untuk menangkap handuk itu lalu membuangnya ke lantai.

Budi yang tergelak cepat-cepat keluar dari kamar.

Biyan kembali merebahkan dirinya di ranjang. Ia merasa lelah setelah harus naik tangga dari lantai satu.

Maklum, dengan bobot tubuhnya yang 120an kilogram, naik tangga dari lantai satu ke lantai empat adalah sebuah cobaan. Tapi toh akhirnya ia berhasil sampai ke lantai empat meski sambil ngos-ngosan.

Biyan berusaha memejamkan kedua matanya. Tetapi ia tidak ingin tidur karena ia ingin mandi terlebih dahulu.

Tiba-tiba pintu kamarnya diketuk. Biyan membuka kedua matanya. Ia mengernyitkan dahinya, siapa gerangan yang mengetuk pintu kamarnya dini hari begini? Apakah room service?  

Ia bangkit dari ranjang dan berjalan menuju pintu kamar. Ia mengintip dari door viewer.

"Tias. Yess...," kata Biyan girang dengan suara berbisik, seraya mengepalkan tangan kanannya di depan dadanya lalu menariknya ke bawah dengan penuh semangat. Sebelum membuka pintu, ia cepat-cepat menghadap ke cermin lemari pakaian untuk membetulkan pakaiannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun