Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Memahami Gangguan Kepribadian Ganda Melalui Film "Split"

21 September 2022   20:53 Diperbarui: 1 Oktober 2022   19:10 3506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu adegan dalam film "Split" (2017) yang diperankan oleh James McAvoy. Sumber: Kompas.com 

Tahun 2017 lalu ada film yang sangat menarik berjudul "Split". Film bergenre horror/thriller yang disutradarai oleh M. Night Shyamalan ini merupakan sekuel spin-off dari film "Unbreakable" yang dirilis tahun 2000 silam.

Karakter utama Kevin Wendell Crumb dikisahkan memiliki 24 kepribadian yang berbeda. Tetapi dalam film ini hanya ada beberapa kepribadian yang muncul dimana setiap kepribadian memiliki namanya sendiri.

Mereka adalah Dennis si penculik gadis-gadis, Patricia si wanita keibuan dan pelindung, Hedwig si kanak-kanak, Barry si pengontrol kepribadian lainnya, Orwell si cerdas dan penyuka sejarah, Jade si wanita pengidap diabetes dan The Beast yang bengis dan kejam. Agar penonton lebih mudah mengikuti jalannya cerita, masing-masing kepribadian mengenakan pakaian yang berbeda. (catatan: penjelasan lengkap tentang 24 kepribadian Kevin bisa dibaca lebih jauh di laman Fandom Shyamalan)

Fakta bahwa Kevin memiliki sekian banyak kepribadian yang berbeda diketahui oleh karakter psikolog wanita bernama Dr. Karen Fletcher. Kevin kerap berkonsultasi dengan Karen tentang kehidupannya.

Aktor Inggris James McAvoy terbilang sukses memerankan karakter Kevin dan semua kepribadiannya. Kita bisa merasakan ada perbedaan karakter dari setiap kepribadian itu. Sayang sekali akting menawan McAvoy tidak diganjar piala Oscar.

Film ini juga menjadi semacam mendorong karir Anya Taylor-Joy di dunia film. Kelak ia akan dikenal luas lewat film-film seperti "Emma" (2020), "Last Night in Soho" (2021) dan miniseri terkenal "The Queen's Gambit" (2020). Di film "Split", Taylor-Joy memerankan Casey Cooke, salah satu dari tiga gadis yang diculik oleh Kevin atau Dennis.

Saya ingat saya sempat tertegun usai menonton film yang mindblowing ini. Cukup lama saya duduk di kursi bioskop hingga akhirnya bangkit setelah studio sepi. Saya berpikir, bagaimana kalau orang seperti Kevin ada di dunia nyata?

Baru-baru ini saya jadi teringat film itu lagi dan membuka YouTube untuk mencari trailer film itu. Berikut trailer film "Split" yang terdiri dari dua versi.

Trailer film tersebut mengandung kata-kata psikolog Karen yang membuat saya ingat pada adegan dimana Karen sedang melakukan diskusi atau rapat online dengan koleganya. Karen mengatakan bahwa "otak adalah obyek paling kompleks yang ada di alam semesta". Di trailer lainnya, ia mengatakan dengan lugas bahwa "individu dengan kepribadian ganda bisa mengubah kimiawi tubuh mereka dengan pikiran mereka".

Orang berkepribadian ganda seperti Kevin memang ada

Dalam film tersebut, Kevin mengalami gangguan yang disebut dissociative identity disorder (DID) atau gangguan identitas disosiatif. Hingga tahun 1994, gangguan ini memiliki nama multiple personality disorder atau gangguan kepribadian ganda. Laman Cleveland Clinic menjelaskan bahwa seseorang yang memiliki gangguan ini memiliki dua atau lebih kepribadian yang terpisah, yang mengontrol perilaku seseorang pada waktu yang berbeda.

Ternyata tidak sedikit lho orang yang memiliki gangguan DID di dunia ini. Meski terbilang sangat jarang terjadi, ditengarai ada sekira 1,5 persen manusia di dunia mengalami gangguan DID (sumber: National Library of Medicine).

Apabila jumlah penduduk dunia menurut Worldometers per 21 September 2022 adalah 7,97 miliar, maka ada sekira 119,5 juta orang di dunia ini yang mengalami DID. Jumlah itu hampir separuh penduduk Indonesia, atau setara dengan populasi negara Filipina atau Ethiopia, atau gabungan populasi negara Sri Lanka, Taiwan, Niger, Australia dan Korea Utara!

Jadi tertegun lagi, dengan populasi DID sebanyak itu, apakah mereka ada di sekitar kita? Mungkinkah saya, kamu, keluarga kita, atau teman-teman kita mengalaminya, memiliki satu atau lebih kepribadian lain yang jauh berbeda dengan kepribadian sehari-hari?

Saya jadi takut berpikir lebih jauh. Tapi secara bersamaan muncul rasa keingintahuan mengenai gangguan tersebut. Rasanya luar biasa, entah lebih condong ke kutub positif atau negatif, bahwa seorang manusia bisa menjadi siapa pun atau apa pun yang ia inginkan dengan mengontrol sebuah organ tubuh lunak di balik tempurung kepala yang beratnya cuma sekira satu kilogram itu.

Apakah mungkin gangguan DID ini muncul karena dipicu oleh sesuatu? Ibarat orang yang mengalami alergi, ketika ia terpapar alergen tertentu, maka ia akan mengalami penyakit tertentu. Misalnya alergi kacang akan memunculkan ruam merah atau bentol-betol di kulit, hidung tersumbat hingga sesak nafas.

Nah, karakter Kevin di film "Split" itu dilatarbelakangi oleh sejumlah peristiwa kelam yang ia alami sejak lama. Pada awalnya, ayah Kevin tewas dalam sebuah kecelakaan kereta api ketika ia masih kecil. Kisah tentang insiden kecelakaan kereta api itu tertuang dalam film utamanya, "Unbreakable".

Sebenarnya sosok ayah Kevin itu tidak diceritakan secara khusus dalam film tersebut. Tapi ada sebuah adegan singkat seorang wanita yang menggandeng seorang anak laki-laki di tengah keramaian, dimana mereka adalah adalah Kevin kecil dan ibunya (sumber: Screenrant). Berikut ini cuplikan adegannya.

Nah, kabar tentang tewasnya ayah Kevin membuat ibu Kevin mengalami gangguan ketidakstabilan mental. Sang ibu yang ternyata menderita obsessive compulsive disorder (OCD) atau gangguan obsesif kompulsif itu memiliki perangai kasar dan itu sangat membekas dalam memori Kevin.

Minus peran orang tua, Kevin tumbuh dengan penyakit yang sebelas dua belas dengan ibunya, tapi dengan gangguan yang lebih parah lagi. Ia bisa menjadi sosok manusia pada umumnya, tetapi di lain hari menjelma menjadi iblis yang bengis. Nah, Kevin memiliki kemampuan untuk mengontrol semua kepribadiannya lewat kepribadiannya yang lain, Barry.

DID adalah kesurupan?

Menurut artikel DID dari National Library of Medicine, gangguan DID memiliki beberapa sebutan misalnya "outer world possession" dan "possession by demons" yang bisa diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia sebagai... kesurupan. Tetapi dalam konteks Indonesia, sebutan kesurupan untuk penderita DID rasanya kurang tepat. Orang-orang yang mengalami kesurupan, sejauh yang saya baca di media massa, mengalami kejang-kejang, berteriak tidak jelas, kadang menyebut dirinya sebagai sosok lain, hingga membuat tubuh 'inangnya' terkulai lemas atau pun pingsan.

Ketika seseorang mengalami kesurupan, maka orang-orang di sekitarnya melakukan sesuatu misalnya membacakan doa-doa atau melakukan ruqyah. Tujuannya untuk mengusir roh jahat yang 'hinggap' di tubuh seseorang yang tiba-tiba kesurupan.

Ini mengingatkan kita dengan film "The Exorcist" (1973) dan "Constantine" (2005), dimana karakter protagonisnya melakukan tindakan tertentu untuk mengusir roh jahat yang bersemayam dalam diri manusia yang menjadi korbannya. Kalau di film "The Exorcist", metodenya dengan membacakan ayat-ayat dalam Alkitab, memperlihatkan kayu salib, menyiram tubuh korban dengan air suci dan sebagainya. Metode ini juga kerap muncul di film-film horor lainnya tentang praktek exorcism.  

Dalam film "Constantine", selain merapal kata-kata atau mantra tertentu, metode pengusirannya juga menggunakan cermin lebar. Cermin tersebut digunakan untuk menjebak roh jahat yang merasuki manusia, lalu menghempaskannya hingga cermin pecah berkeping-keping. Ketika cermin hancur, maka roh jahat juga akan sirna.

Sebutan kesurupan dalam bahasa Inggris yang rasanya sesuai dengan kesurupan seperti yang dijelaskan di atas adalah "trance". Tetapi di ranah psikologi, ini merujuk pada dissociative trance disorder (DTD) atau gangguan trans disosiatif. Kaplan dalam artikel ilmiah Rachman dan Rahardjo memberikan pengertian trance adalah suatu perubahan status kesadaran dan menunjukkan penurunan responsivitas terhadap stimulus lingkungan.

Bukankah orang-orang yang kesurupan itu mengalami perubahan demikian? Biasanya perubahan itu muncul secara tiba-tiba. Padahal beberapa detik sebelumnya, seseorang yang kesurupan itu kondisinya baik-baik saja. Alhasil, orang-orang di sekitarnya merasa terkejut, tapi juga bingung, takut, sekaligus ngeri.

Dikutip di artikel yang sama, Hawari menjelaskan bahwa trance terjadi karena adanya reaksi kejiwaan yang disebut dengan reaksi disosiasi atau reaksi yang mengakibatkan hilangnya kemampuan seseorang untuk menyadari realitas di sekitarnya, yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti tekanan fisik maupun mental serta labilitas kepribadian.

Ilustrasi kepribadian ganda. (sumber: Clker-Free-Vector-Images/Pixabay)
Ilustrasi kepribadian ganda. (sumber: Clker-Free-Vector-Images/Pixabay)

Jadi ada faktor eksternal tertentu yang menjadi pemicu munculnya kesurupan. Sampai di sini saya jadi penasaran dengan mekanisme suatu tekanan fisik dan mental serta labilitas kepribadian yang dimaksud sehingga memicu terjadinya kesurupan pada seseorang. Ini karena kejadiannya berlangsung secara tiba-tiba alias mendadak.

Dalam artikel tersebut, kriteria trance atau gangguan trans disosiatif sebagai berikut:
a. Keadaan trance atau trance kesurupan menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan
dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain.
b. Hanya gangguan trans yang involunter (di luar kemauan individu) dan bukan merupakan aktivitas yang
biasa dan bukan merupakan kegiatan keagamaan ataupun budaya yang boleh dimasukkan dalam pengertian ini.
c. Tidak ada penyebab organik (misalnya epilepsi lobus temporalis, cedera kepala, intoksikasi zat psikoaktif) dan bukan bagian dari gangguan jiwa tertentu, seperti skizofrenia atau gangguan kepribadian multiple.

Jadi menurut saya sebutan "outer world possession" dan "possession by demons" untuk DID dalam artikel yang disusun oleh National Library of Medicine itu rasanya kurang tepat. Sebutan-sebutan tersebut rasanya lebih relevan dengan gangguan DTD.

Nah, DID sendiri sebagaimana disadur dari artikel Alodokter merupakan gangguan kepribadian ganda. Gangguan ini disebabkan oleh sejumlah pengalaman traumatis antara lain:
- kekerasan emosional dalam bentuk kata-kata atau pun fisik,
- pelecehan atau kekerasan seksual baik yang dilakukan oleh orang yang sudah dikenal atau pun orang asing,
- pola asuh orang tua yang keras yang membuat anak merasa takut,
- peristiwa tragis yang membekas dalam ingatan seperti bencana alam atau peperangan,
- pengalaman penculikan atau penyiksaan,
- prosedur medis tertentu untuk pengobatan suatu penyakit, dan sebagainya.

Ketika orang dengan DID memiliki kepribadian monster

Seseorang dengan gangguan DID bisa memiliki kepribadian lain yang berbeda dengan kepribadiannya sehari-hari. Yang mengejutkan, ia bisa memiliki kepribadian lain menjadi seekor hewan.

Di dalam film "Split", Kevin (melalui Barry) bisa memanipulasi kepribadiannya menjadi The Beast. Ketika ia menjelma menjadi sosok The Beast, ia berperilaku seperti binatang.

Ada adegan ketika The Beast merayapi dinding dan atap suatu lorong bak seekor cicak. Adegan lainnya ketika memburu Casey Cooke di lorong gelap yang perilakunya mengingatkan kita dengan serigala. Ketika ia membunuh Dr. Fletcher, ia menyerupai perilaku ular anaconda yang sedang membelit mangsanya hingga tulang-tulangnya remuk.

Wah, rasanya mengerikan sekali kalau kita bertemu dengan orang berkepribadian ganda yang selevel dengan Kevin. Karena orang seperti itu tak mengenal empati dan tak segan-segan menyerang hingga mencelakai orang lain.

Sebagai informasi, baru-baru ini di Jawa Timur ada kasus pembunuhan yang dilakukan seorang anak terhadap ayahnya. Apabila kita membaca kronologi kasus ini di TribunNews, mungkinkah pelakunya memiliki gangguan DID?

Artikel berita itu menyebutkan bahwa pelaku membunuh ayahnya yang sedang sakit stroke karena dipicu oleh rasa bosan di rumah dan ingin bekerja tetapi tidak diperbolehkan. Jadi ia memutuskan akan minggat dari rumah.

Yang menarik, pelaku mengatakan bahwa ia tidak sadar telah membunuh ayahnya. Pelaku mengatakan ketika sedang duduk di depan televisi, tahu-tahu ia sudah memegang pisau tepat di atas dada ayahnya (maksudnya mungkin pisau tersebut sudah menancap di dada ayahnya).

Ini mirip dengan penjelasan tentang penyakit DID di laman Alodokter dimana penderita DID bisa lupa dengan suatu kejadian yang baru saja berlangsung. Ini karena penderita DID juga menderita amnesia atau hilang ingatan.

Karakter Kevin (kepribadian asli) dalam film "Split" sudah pasti tidak akan ingat apa yang ia lakukan, baik ketika menculik tiga orang gadis dari lahan parkiran mobil atau ketika membunuh Karen dengan kejam. Karena yang menculik para gadis itu adalah Dennis, sedangkan yang membunuh adalah The Beast.

Bisa jadi pelaku pembunuhan di Jawa Timur itu pernah mengalami serangkaian pengalaman traumatis berulang di masa kecil sebagaimana yang telah dijelaskan di atas. Pengalaman itu menempel permanen di dalam diri pelaku hingga ia dewasa, sehingga ketika 'momennya tepat' maka karakter monsternya pun muncul.

Atau ada kemungkinan pelaku hidup di sebuah keluarga yang memiliki riwayat DID atau gangguan psikologis lainnya yang meninggalkan pengalaman traumatis bagi pelaku. Dalam film "Split", ayah Kevin tewas dalam insiden kecelakaan kereta api (yang merupakan peristiwa tragis), sedangkan ibunya menderita OCD (yang membuat Kevin kecil mengalami kekerasan verbal dan fisik serta pola asuh orang tua yang keras).

Bisa jadi gangguan DID ini ibarat gunung es. Mungkin saja ada lebih banyak lagi orang berkepribadian ganda di dunia ini, jauh lebih banyak dari angka yang diestsimasi oleh National Library of Medicine di atas.

Rasanya penelitian mengenai DID mungkin menjadi subject yang menantang. Ilmuwan yang meneliti fenomena DID mungkin saja memiliki pengalaman yang ngeri-ngeri sedap ketika melakukan risetnya.

Hal ini karena mereka berhadapan dengan orang yang memiliki sejumlah kepribadian, dimana salah satu kepribadiannya mungkin saja seperti The Beast. Dr. Fletcher mungkin menjadi tempat curhat Kevin, namun pada akhirnya ia tewas di tangan The Beast setelah pertemuan singkat dengan Orwell di tempat tinggal Kevin yang gelap.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun