Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

"Silver Landings", Untaian Ungkapan Hati Mandy Moore

11 April 2020   11:10 Diperbarui: 11 April 2020   17:00 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mandy Moore (sumber: eonline.com)

Penyanyi dan bintang film Mandy Moore belum lama ini mengeluarkan album ketujuh berjudul "Silver Landings". Album ini menjadi kejutan bagi penggemarnya karena sudah sebelas tahun lamanya Moore vakum merilis album musik.

Sebenarnya Moore tidak vakum-vakum amat di dunia hiburan. Setelah menikah dengan Ryan Adams, yang juga seorang musisi, ia lebih banyak bekerja di dunia film.

Setelah album terakhirnya "Amanda Leigh" di tahun 2009, Moore memilih sibuk di dunia akting. Ia bermain dalam sejumlah film mengisi suara karakter dalam film. Namanya yang sempat pudar di akhir tahun 2000-an melejit kembali berkat peran sertanya di film "Tangled" (2010).

Di film tersebut ia mengisi suara Putri Rapunzel dan membawakan sejumlah lagu dalam album soundtrack film tersebut. Ia juga dipercaya kembali mengisi suara sang putri di sekuel "Tangled Ever After" (2012) yang diproduksi sebagai film pendek.

Di kehidupan personalnya, ternyata ia mengalami pasang surut kehidupan rumah tangganya hingga akhirnya ia dan Adams resmi berpisah di tahun 2016 lalu. Perpisahan itu sepertinya mendorong Moore untuk berkontemplasi, menginspirasi Moore untuk membuat album musik yang personal.

Jadilah "Silver Landings", yang kalau kita cermati liriknya ternyata adalah sebuah untaian cerita hidup Moore sejak karir musiknya di masa remaja hingga ia menikah dan berpisah. Album ini semacam buku hariannya dimana ia bebas mengungkapkan isi hatinya.


Ketika mendengarkan album ini, aura kedewasaan Moore terpancar lewat vokal dan pilihan genre musiknya. Ia memilih country pop, adult alternative pop/rock, alternative/indie rock contemporary.

Pilihan musiknya ini mungkin merupakan hasil brainstroming dengan pasangan barunya, Taylor Goldsmith yang menikahinya di tahun 2018 lalu. Goldsmith adalah musisi folk rock.

Ketika mendengarkan "Silver Landings", mungkin Moore juga terinspirasi dengan kesuksesan album "Golden Hour" dari Kacey Musgraves. Album bernuansa country pop itu juga berisi lagu-lagu yang berkisah tentang kehidupan pribadi Musgraves.

Moore kini sudah berusia 36 tahun, seorang wanita matang yang merasa sudah tidak perlu tampil dengan spotlight penuh warna atau musik enerjik di setiap penampilannya. Sebaliknya ia memilih kesederhanaan tetapi mengandung kesan yang dalam.

Secara pribadi, saya lebih senang dengan Moore ketika ia membawakan lagu "Only Hope" atau "I Wanna Be With You" dari pada "Candy" atau "In My Pocket". Tapi begitulah dunia musik, dimana artis kerap dikemas secara berlawanan dengan preferensi musik personalnya.

Seluruh lirik lagu dalam album ini ditulis oleh Moore. Cerita tentang hidupnya yang penuh liku menjadi semacam modal berharga dalam menulis lirik lagu.

Goldsmith juga membantunya dalam penggarapan album ini baik dalam penulisan lirik lagu maupun instrumen. Begitu juga dengan Mike Viola, sang produser album, juga membantunya dalam penulisan lirik dan proses produksi.

Sampul album "Silver landings" dari Mandy Moore (sumber: Stereogum.com)
Sampul album "Silver landings" dari Mandy Moore (sumber: Stereogum.com)
"Silver Landings" dirilis di bawah label Verve Forecast, sebuah label musik di bawah Universal Music. Sebagai informasi, ketika Moore meraih puncak popularitas di tahun 1999 hingga tahun 2000-an, ia adalah seorang diva muda yang bergabung dengan sejumlah label musik besar. Namanya disejajarkan dengan diva muda saat itu yaitu Britney Spears, Christina Aguilera dan Jessica Simpson.

Tes ombak dimulai pada 17 September 2019 lalu dengan tunggalan "When I Wasn't Watching". Sebuah lagu pop yang mengisyaratkan kembalinya sang diva. Lagu bertempo sedang ini sepertinya mengungkap tentang kehidupannya mulai dilanda prahara dengan pasangan pertamanya.

Bila kita amati lagu-lagu dalam album ini, lagu "When I ..." terdengar berbeda. Lagu ini menjadi satu-satunya lagu bernuansa pop dalam album. Lagu-lagu lainnya lebih kental nuansa country pop.

Nampaknya waktu itu proses brainstorming terhadap album ini belum cukup matang. Kerja samanya dengan Verve juga belum difinalisasi.

Meski begitu, lagu tersebut cukup membuat fans Moore di seluruh dunia tersenyum bahagia karena sang diva memenuhi janjinya untuk kembali ke dunia musik. The queen is back, begitu inti sejumlah komentar di relung forum maya.

Tunggalan kedua "I'd Rather Loose" yang dirilis akhir Oktober 2019 juga sepertinya masih dalam rangka tes ombak. Tetapi nampak mengisyaratkan pilihan genre musik album Moore terbaru yang sebenarnya.

Lagu ini masih mengekspresikan tentang pasang surut kehidupannya namun dengan cara yang indah. Bukankah sebuah curhatan lebih enak didengarkan lewat musik? Dari judul lagunya, kita bisa menafsirkan bahwa meskipun ia lebih baik menyerah, justru ia adalah juaranya.

Tunggalan ketiga "Save a Little for Yourself" yang dirilis pada 14 Januari 2020 lalu mengonfirmasi bagaimana wujud album terbarunya nanti. Apalagi ketika ketika lagu "Fifteen" juga dipromosikan pada awal Februari 2020 lalu.

Kerja sama dengan label Verve yang sudah difinalisasi di akhir tahun 2019 lalu membuat Moore merasa yakin mengungkapkan judul album terbarunya kepada dunia. Ia juga segera mengagendakan tur musiknya berkaitan dengan album terbarunya ini.

Secara keseluruhan album ini merupakan album personal Moore yang sekaligus berhasil mengutarakan musikalitas Moore yang sebenarnya. Ia merasa sejalan dengan Verve, label musik yang fokus pada musik pop, rock, folk dan blues yang pernah menaungi sejumlah musisi seperti Blues Traveler dan Jamie Cullum.

Penyuka musik pop, country, blues maupun folk pasti bersuka cita dengan album ini. Musiknya juga nyaman di telinga, pas buat  siapa saja yang mendengarkan album ini sebagai teman bekerja di rumah atau ketika membaca bacaan ringan selama mengisolasi diri di rumah atau apartemen.

Tapi album ini juga layak buat mereka yang batinnya sedang tersiksa oleh karena situasi hubungan dengan si dia yang sedang membara. Siapa tahu setelah mendengarkan album berdurasi 41 menit ini hati jadi lebih tenang, sehingga mampu menata langkah ke depan dengan lebih baik.

Sejuta pesan terkandung dalam album ini. Seperti yang sudah diutarakan sebelumnya, sebagian besar lagu album ini merupakan ungkapan perasaan Moore ketika biduk rumah tangga pertamanya sedang di ujung tanduk.

Sampul album ini, baik sampul depan dan belakang juga mengisyaratkan demikian. Sampul album yang digarap oleh Ryan Rogers, Cindy Nguyen dan Carter Smith itu seakan menggambarkan Moore yang merasa lega setelah mampu melalui berbagai masalah dalam kehidupan rumah tangga sebelumnya.

Juga mungkin menggambarkan perasaan puas bahwa ia dapat mengungkapkan isi hatinya lewat sebuah album yang ia kehendaki, melalui proses kreatif yang ia inginkan.

Kalau boleh membuat skor, album ini layak mendapatkan angka 8/10. Ternyata sejumlah laman pengulas musik global juga menilai album ini positif. Metacritic misalnya, memberi skor 75/100. Begitu juga dengan AllMusic dan The Independent yang memberi rating empat bintang.

Betul kata fansnya, the queen is back. Sang diva kembali dengan cara yang manis.

Berikut video musik lagu "Save A Little For Yourself" dari Mandy Moore.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun