Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta Mereka dan Aku di Paris, Minsk, Kiev Dan Pripyat

16 Mei 2019   13:37 Diperbarui: 16 Mei 2019   14:03 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

***

Kompartemen di kereta api yang kami tumpangi berkapasitas empat orang. Untuk sementara, cukup lega buat kami bertiga. Semoga hanya kami bertiga saja di sepanjang perjalanan kami. Kereta kami berangkat tepat waktu jam 18.58 waktu Paris.

Perlahan roda gerbong berputar, yang segera membawa kami menjauh dari stasiun Gard de L'Est. Selama dua hari dua malam kami akan berada di dalam kompartemen itu.

Malam pun berganti pagi, berganti siang, hingga malam lagi. Paris pun berganti Berlin, lalu berganti Warsawa dan akhirnya berganti Minsk di daratan Belarus. Kami transit di kota itu selama kira-kira 12 jam. Kami memilih menunggu di stasiun dan baru keluar ketika orang-orang mulai beraktivitas. Udara Minsk pada dini hari itu sangat dingin bagiku, orang tropis.

Kereta yang akan membawa kami ke kota Kiev, Ukraina baru akan berangkat selepas siang. Jadi kami berencana akan mengunjungi beberapa area di kota yang letaknya tidak terlalu jauh dari stasiun Minsk-Pasazyrski.

***

Kota Minsk sangat mengesankan meskipun kami tidak bisa menjelajahinya lebih jauh lagi. Kami menikmati sarapan di sebuah kafe. Di meja kami, sepertinya aku menjadi obat nyamuk di tengah kemesraan Marc dan Daphne. Begitu menyesakkan.

Baiklah, mereka terlihat sangat berbahagia. Mereka nampak mesra, intim, kadang ada derai tawa. Mereka lupa kalau ada aku di depan mereka. Sesekali mereka saling bercumbu. Kalau sudah begitu, aku menyulap kedua telapak tanganku menjadi kanopi bagi kedua mataku. Mereka hanya tertawa melihatku.

By the way, sejak keluar dari stasiun, sudah belasan foto aku kirim ke Fina via Whatsapp dan tidak ada satu pun komentar darinya.

Dua kali aku mendapatinya ia sedang mengetik teks. Tetapi tidak lama ia berhenti mengetik. Jadi komentar yang aku harapkan darinya tidak pernah datang. Padahal aku mengharapkan itu, bahkan bila itu hanya satu kata pun. Sedikit kecewa.

Akhirnya aku memutuskan untuk membagikan beberapa fotoku di Instagram. Ada puluhan komentar dari teman-teman dan saudaraku di sana. Tapi aku tidak bersemangat membalas komentar-komentar mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun