Postingan seperti itu kerap diikuti dengan komentar-komentar baik yang positif atau negatif, kadang diutarakan dengan pedas, disertai dengan makian atau hujatan dengan kata-kata tidak pantas. Mirip tweet war, komentar-komentar di Instagram juga bisa membuat gaduh suasana. Masing-masing berujar dengan bebasnya (baca: kebablasan) tanpa berpikir panjang mengenai dampaknya. Hal seperti itu membuat kita miris karena telah terjadi penyalahgunaan Instagram untuk hal yang bertujuan memenuhi syahwat semata.
Melihat fenomena yang saya amati akhir-akhir ini, menurut pendapat saya Instagram memberikan kita tentang kehidupan di dunia, baik dan buruk. Instagram selain memberikan foto-foto berkonten positif misalnya keindahan alam, tempat wisata, kekayaan kuliner, juga terdapat konten yang berlawanan dengan itu semua.
Bukan Instagram yang memberikan kontennya, tetapi oleh akun-akun di Instagram. Instagram hanyalah fasilitas atau platform untuk bersosial. Semuanya kembali kepada diri kita sebagai pemilik akun, sebelum memutuskan menjadi pengikut atau mengikuti sebuah akun. Perlu juga kita pikirkan masak-masak dampak keputusan kita sebelum mengunggah / membagikan foto dan video, atau memberikan komentar terhadap suatu postingan.
Masih banyak pengalaman hidup, tempat menarik, ataupun kehidupan di sekitar kita yang sangat indah dan beragam, dan pastinya instagrammable yang bisa kita bagikan di Instagram. Pun masih banyak kosakata bernada positif yang bisa kita sampaikan untuk berkomentar. Instagram atau medsos lainnya dibuat dengan semangat menyatukan manusia, bukan memisahkannya.