Sungai Dentu Feo yang terletak di Desa Kerirea, Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), telah menjadi hambatan signifikan bagi perkembangan perekonomian masyarakat setempat. Meskipun keberadaan sungai ini merupakan bagian dari keindahan alam dan ekosistem yang mendukung kehidupan, namun tidak adanya jembatan penghubung yang memadai untuk menyeberangi sungai tersebut telah menyebabkan berbagai masalah, terutama dalam hal transportasi dan distribusi barang. Hal ini berdampak langsung pada ekonomi desa yang sebagian besar bergantung pada pertanian dan perdagangan lokal.
Tantangan Penyebrangan Sungai Dentu Feo
Sungai Dentu Feo memiliki aliran yang cukup deras, terutama saat musim hujan, menjadikannya sulit untuk dilalui. Warga Desa Kerirea dan sekitarnya harus mengandalkan  fisik yang kuat untuk melawan arus air sungai atau menyeberang dengan cara yang sangat bergantung pada kondisi cuaca. Ketika air sungai tinggi, banyak warga yang terpaksa menunda aktivitas mereka, bahkan beberapa usaha pertanian dan perdagangan yang melibatkan pengiriman barang atau hasil pertanian menjadi tertunda. Tanpa adanya jembatan yang kokoh, aktivitas ekonomi yang membutuhkan kelancaran transportasi seperti pengangkutan hasil bumi atau barang dagangan menjadi terbatas.
Dampak terhadap Perekonomian Desa Kerirea
Terhambatnya Distribusi Barang dan Hasil Pertanian
Mayoritas masyarakat Desa Kerirea menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian, terutama tanaman jagung, ubi, dan beberapa jenis sayuran. Namun, karena kesulitan menyeberangi sungai, hasil pertanian yang seharusnya dapat dipasarkan ke wilayah lain seringkali tertunda atau bahkan gagal terjual. Terhambatnya distribusi barang membuat harga jual hasil pertanian turun, bahkan kadang-kadang tidak dapat dijual sama sekali.
Tantangan Mobilitas Sosial dan Ekonomi
Selain menghambat distribusi barang, kesulitan menyeberangi sungai juga menghambat mobilitas sosial penduduk. Masyarakat yang ingin menjual produk mereka ke pasar atau berpergian ke kota-kota terdekat seringkali harus menunggu kondisi sungai yang aman untuk dilewati. Hal ini memperlambat transaksi jual beli dan merugikan pelaku usaha kecil.
Keterbatasan Akses terhadap Layanan Kesehatan dan Pendidikan
Kesulitan dalam akses transportasi juga berdampak pada sektor kesehatan dan pendidikan. Anak-anak yang ingin melanjutkan pendidikan ke sekolah yang terletak di luar desa sering kali mengalami kesulitan saat musim hujan. Selain itu, masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan mendesak harus menghadapi tantangan lebih besar dalam mencapai fasilitas kesehatan di wilayah yang lebih besar, seperti puskesmas atau rumah sakit.