Mohon tunggu...
Garvin Goei
Garvin Goei Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog, Akademisi, Penyuka Budaya

Penulis buku Psikologi Positif yang diterbitkan oleh Kompas pada tahun 2021. Pengelola akun instagram @cerdasmental.id. Selain psikologi, suka mempelajari budaya dan mencoba makanan baru.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Kenali Gangguan Obsesif Kompulsif (OCD)

26 November 2022   10:45 Diperbarui: 26 November 2022   19:55 778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pixabay.com

Apa yang biasanya akan dilakukan oleh psikolog atau psikiater? Kalau datang ke psikiater, kemungkinan Anda akan diresepkan obat untuk menurunkan obsesi dan/atau kompulsi. Tetapi obat-obatan bukan bukan penanganan akhir, karena sifatnya adalah menekan gejala, sedangkan akar masalahnya masih perlu ditangani.

Psikolog tidak meresepkan obat, tetapi bisa memberikan psikoterapi. Nah, baik psikolog dan psikiater akan memberikan psikoterapi untuk membantu penyandang OCD menyelesaikan akar masalahnya.

Ada banyak teknik psikoterapi, dan setiap psikolog mungkin punya preferensi yang berbeda-beda, tetapi pendekatan yang paling umum adalah terapi perilaku kognitif di mana klien akan diajari untuk menyadari dan mengenali pemikiran irasional mereka, kemudian juga diarahkan untuk memahami bahwa bila obsesi atau kompulsi itu tidak dituruti, hal yang buruk belum tentu terjadi.

Misalnya begini, psikolog mungkin akan mengajak klien untuk tidak menuruti obsesi dan kompulsinya, kemudian melihat efek yang terjadi. Seseorang yang terobsesi terhadap kebersihan tangan diajak untuk tidak cuci tangan selama 1 jam, apakah hal buruk yang ditakutkan itu terjadi? Ternyata tidak. Kira-kira seperti itu.

Tetapi lagi-lagi, jangan menjadi psikolog dadakan. Tindakan-tindakan ini tidak boleh dilakukan sembarangan dan harus terukur serta terencana. Psikolog dan psikiater sudah tahu perhitungan dan perencanaan yang tepat untuk menangani OCD, sehingga biarkan profesional yang menanganinya.

Pencegahan OCD

Bagian terakhir ini menurut saya paling penting, yaitu pencegahan. Mencegah lebih baik daripada mengobati. Nah, setelah Anda mengetahui informasi tentang OCD, apa kira-kira yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari supaya mental kita lebih sehat?

Untuk mencegah dari obsesi dan kompulsi, kita bisa:

  • Belajar mengelola kecemasan dengan baik. Ingat, bukan ditekan, tetapi dikelola. Kadangkala kecemasan perlu diekspresikan, kadangkala perlu dikendalikan, kadangkala juga perlu diabaikan. Belajar untuk mengetahui cara menanggapi kecemasan dengan baik.
  • Belajar untuk lebih fleksibel dalam berpikir. Jangan terpaku pada satu cara atau satu ketentuan dalam menjalani hidup.
  • Terima bahwa tidak semua hal di kehidupan ini bisa kita kendalikan sepenuhnya sesuai kemauan kita. Ada hal-hal yang memang perlu kita biarkan berjalan apa adanya, karena memang tidak bisa kita kendalikan. Memaksa mengedalikan hal-hal yang tidak bisa dikendalikan justru hanya membuat kita frustrasi. Lebih baik gunakan energi kita untuk hal-hal yang dapat kita kendalikan.

Dan, terakhir, ingat bahwa gangguan mental itu bukan hal sepele dan bukan keren-kerenan. Hindari melabel diri dengan gangguan psikologis karena itu norak, tidak keren, dan justru menunjukkan bahwa kamu tidak peka terhadap kesehatan mental. Orang-orang yang mengalami gangguan mental tidak akan memamerkan gangguannya di media sosial, karena bagi dia itu sesuatu yang tidak membanggakan, dan ia sedang berjuang mengatasi gangguan mentalnya. Orang-orang yang sedikit-sedikit melabel dirinya dengan gangguan ini itu justru seolah tidak peduli dengan mereka yang sedang benar-benar berjuang dengan permasalahan mentalnya.

Jangan malu juga untuk membicarakan permasalahan psikologis yang kamu alami dengan orang-orang terdekat, dan minta bantuan dari profesional kesehatan mental jika kamu tidak dapat menyelesaikannya sendiri.

Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun