Mohon tunggu...
Sosbud

Ciptakan Etika Berpolitik di Media Sosial

11 Desember 2017   11:46 Diperbarui: 11 Desember 2017   12:03 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Media sosial merupakan media yang sering digunakan karena mudah dan cepat dalam menyebarkan informasi. Menjelang Pilkada 2018 dan Pilpres 2019, saat ini banyak akun akun yang memposting hate speech maupun isu yang saling menjatuhkan antar partai. Ironisnya, tidak sedikit yang mengumbar sentimen suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Kenyataan tersebut sungguh memprihatinkan. Demi memenangi ambisi politik merebut tampuk kekuasaan, elite politik dan kelompok pendukungnya dengan sengaja mengusung isu-isu SARA. Munculnya sikap dan pernyataan politik yang mengandung sentimen SARA semakin memperuncing situasi kebangsaan.

Kekhawatiran itu berdasar karena dua alasan. Pertama, masih segar dalam ingatan kita politisasi isu SARA secara massif dan sistematis pernah digunakan pada saat pemilihan presiden (pilpres) 2014. Kedua, pilkada serentak dilakukan dalam satu putaran.

Politisasi isu SARA dalam pemilu umumnya digunakan demi kepentingan politik jangka pendek segelintir orang. Kelompok ini tidak peduli menghembuskan isu SARA walaupun itu berdampak luas dan jangka panjang, seperti rasa kebencian dan permusuhan di antara sesama anggota masyarakat yang beragam dari sisi agama dan multi-etnis ini.

Anggota Komisi II DPR RI Ace Hasan Syadzily memperkirakan, pemilu serentak, pemilihan legislatif dan Presiden 2019 masih kental diwarnai isu SARA. Khususnya, yang beredar melalui media sosial. Politisi Golkar itu mengatakan, Bawaslu harus menjaga agar isu SARA tidak dimainkan dalam pileg dan pilpres, lantaran bisa merusak keutuhan bangsa.

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) akan lebih mencermati isu-isu keagamaan yang kini menjadi populer. PKB bakal lebih responsif dalam menyikapi isu-isu tersebut untuk menghadapi Pilkada 2018 dan Pilpres 2019 yang akan datang. Hal tersebut dikatakan oleh Marwan Jafar selaku Ketua Lembaga Pemenangan Pemilu (LPP) PKB.

Wakapolri Komjen Syafruddin mengaku telah menyiapkan pasukannya untuk mengantisipasi kekisruhan dalam Pilkada 2018. Itu termasuk dengan menangkal isu suku, ras, agama, dan antarsuku (SARA) dalam Pilkada 2018.

Sejauh ini, kata Syafruddin, konstelasi politik menjelang Pilkada 2018 masih berjalan aman. Namun, Polri juga membutuhkan dukungan dari masyarakat untuk menangkal adanya isu-isu SARA yang dapat berkembang jelang Pilkada 2018.

Bangsa ini telah diingatkan oleh bapak pendiri bangsa Ir Soekarno, yang mengatakan,"Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah. Tetapi perjuangan kalian akan lebih berat, karena melawan saudara sendiri."
 Soekarno seolah telah membayangkan bagaimana perjalanan bangsa Indonesia ke depan, yang akan diwarnai dengan perjuangan melawan sesama anak bangsa. Bayangan tersebut kini menjadi nyata, akibat pertarungan politik.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun