Hardjanto melanjutkan, pada usaha penarikan kedua, kendaraan offroad Auverland 4x4 tidak lagi diikutkan. "Tugasnya digantikan oleh satu truk derek yang hadir di lokasi kecelakaan. Maka penarikan dilakukan dengan mengerahkan dua kendaraan offroad dan satu truk derek. Upaya ini berhasil membalikkan posisi truk tronton yang terguling ke posisi normal. Apalagi karena muatan pasir di bak truk juga sudah dikosongkan lebih dulu," tuturnya.
Menurut Hardjanto lagi, total panjang gulungan tali baja atau sling di winch mobilnya mencapai 40 meter. "Tadi, waktu proses menarik untuk membalikkan truk tronton yang terguling, sling yang terpakai hampir 40 meter panjangnya. Paling-paling hanya tersisa dua meter di winch-nya," ungkapnya.
Saat menarik truk tronton yang terguling, Hardjanto menyebut tidak ada kendala di lapangan. "Tapi memang, pada percobaan penarikan yang pertama, terasa sangat berat, sehingga kami memutuskan untuk menghentikan dulu sembari mempelajari penyebabnya. Proses rescue dan evakuasi itu jangan memaksa, karena malah bisa membahayakan. Bila terasa mobil kita terasa berat saat proses penarikan, maka hentikan sementara dan pelajari kondisi dulu. Kalau dipaksakan bisa bahaya, karena bisa merusak peralatan recovery (recovery kits)Â kita," jelasnya.
Ada beberapa jenis recovery kits saat offroader melakukan winch atau nge-winch. Antara lain, tree trunk protector, recovery strap, shackle, snatchblock atau katrol, dan dampener.
Menurut Hardjanto, sebagai relawan bencana, tiga kendaraan offroad untuk operasi penyelamatan atau rescue yang dimilikinya tidak boleh rusak. "Semua harus dalam kondisi baik dan stand by untuk kapan saja berangkat ke lokasi bencana dan kedaruratan lainnya," ujarnya.
Kesigapan Hardjanto untuk langsung menuju lokasi kecelakaan lalu lintas itu memang sudah menjadi kesehariannya. "Saya ini ditunjuk oleh 'anak-anak' yaitu para aktivis dan relawan kebencanaan sebagai ketua relawan bencana di Purworejo. Setiap komunitas penanganan kebencanaan itu kan masing-masing punya ketua, nah sayalah yang kemudian ditunjuk menjadi ketua dari semua ketua-ketua itu," kata bapak tiga anak ini.
"Usai membantu bencana dan mengevakuasi kecelakaan lalu lintas seperti hari ini tadi, saya enggak pernah minta anggaran atau minta bayaran. Memang jiwanya saya ini relawan. Saya enggak pernah minta bayaran. Saya pakai dana sendiri," tutur suami dari Atik Sumiyati ini.
Menyatu, Jiwa Petualang dan Jiwa Relawan
Jiwa petualang dan jiwa sosial ibarat dua sisi mata uang dalam diri Hardjanto. "Petualang" karena ia sudah malang melintang sejak 36 tahun silam di blantika cadas offroad. Ini pula yang menjadikannya sosok penting dalam sejarah dan perkembangan IOF. Federasi ini berdiri pada 22 November 1999.
Bestie-nya kala itu antara lain legenda offroad Indonesia semisal Alex Pri Bangun, Syamsir Alam yang terkenal dengan julukan "Crazy Syam" dan pemrakarsa event Indonesia Offroad Expediton (IOX), serta Yuma Wiranatakusumah.