Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Batik Jambi, Akulturasi Budaya Ciptakan Motif Kaya

2 Oktober 2021   20:44 Diperbarui: 4 Oktober 2021   07:15 2683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Batik Jambi Motif Biji Timun. (Foto: budayaindonesia.org)

Dilanjutkan OST generasi kedua bersama Oey Kam Long danLie tjien Tien Nio. Dan kini, OST generasi ketiga diusung oleh Oey Kiem Lian (Widianti Widjaja).

Malah, Apip's Batik Pekalongan yang eksis sejak 1920, kini sudah dilanjutkan generasi keempat. Turun-temurun mulai dari Haji Balok, Haji Nawawi, H Sofah Syakur (Batik SS), dan H Afif Syakur.

Selain tuntutan untuk melahirkan pembatik generasi penerus, aspek pemasaran batik juga dituntut lebih bisa memanfaatkan kemajuan teknologi digital.

Dalam buku "Sejarah & Filosofi Ragam Motif Batik Jambi" yang disusun Ida Maryanti Syamsir, A Najiullah Thaib, dan Rozlinda Dewi dipaparkan bagaimana cara pemasaran Batik Jambi. Antara lain dengan mendirikan Balai Kerajinan Rakyat Selaras Pinang Masak di Kelurahan Mudung Laut, Kecamatan Pelayangan. Di Balai ini, para perajin Jambi rutin bertemu dan menggagas pemasaran karya-karya kreatif mereka, termasuk batik.

Ada juga pemasaran Batik Jambi di Sanggar Batik Sri Tanjung di Jalan Joesoef Singedekane no.13 Telanaipura. Lalu, ada juga di Gedung Pemasaran Dekranasda di Thehok, Jambi. 

Juga, di ArtShop Kembang Seri yang lokasinya di ruang kedatangan Bandara Sultan Thaha Saifuddin, Jambi. Lalu, ada juga di seputaran daerah Simpang Pulai Kota Jambi.

Memakai Batik Jambi, seorang perempuan pergi bertani membawa Keranjang Ambung. (Foto: FB Anak Melayu Jambi)
Memakai Batik Jambi, seorang perempuan pergi bertani membawa Keranjang Ambung. (Foto: FB Anak Melayu Jambi)

Menurut penyusunnya, A Najiullah Thaib, buku tersebut ditulis melalui proses panjang. Bermula dari pernyataan satu dosen batik di Institut Kesenian Jakarta (IKJ) yang menyebutkan, Batik Jambik sangat otentik dan orisinil. Sebagai mahasiswa, Najiullah terus memikirkan pernyataan itu sambil bertekad hendak membukukan Sejarah Batik Jambi.

Gayung bersambut, bersama dua penyusun lainnya, diupayakanlah rencana panerbitan buku tersebut. Hanya dalam tempo sembilan bulan (Januari hingga September 2021), buku setebal 152 halaman ini pun sampai di tangan pembaca. Penerbitnya Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD) yang digawangi Kompasianer Thamrin Dahlan.

Buku ini diberi Kata Pengantar oleh Irjen Pol (Purn) Drs H Syafril Nursal SH MH, selaku Ketua Umum Badan Musyawarah Keluarga Jambi Nasional (BMJN).

Rencananya, pada Sabtu (9 Oktober 2021) nanti, Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jambi bersama BMKJN akan secara resmi merilis buku ini secara virtual. Sejumlah tokoh akan hadir, seperti Menparekraf Sandiaga Uno, Ketua Yayasan Batik Indonesia Yanti Erlangga, dan Ketua Asosiasi Pengusaha Pengrajin Batik Indonesia (APPBI) Komarudin Kudiya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun