Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Waduh, Pasien Lupus dan COVID-19 Memburu Obat yang Sama

10 Mei 2020   07:47 Diperbarui: 10 Mei 2020   17:02 1643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Obat Hydroxychloroquine. (Foto: John Locher/Associated Press)

Aksi bantuan sosial pemberian Alat Pelindung Diri (APD) untuk tenaga medis dari Syamsi Dhuha Foundation (SDF). (Foto: Dokumentasi SDF)
Aksi bantuan sosial pemberian Alat Pelindung Diri (APD) untuk tenaga medis dari Syamsi Dhuha Foundation (SDF). (Foto: Dokumentasi SDF)

Selain menginisiasi bantuan APD itu, SDF juga meluncurkan desain baru kartu anggota. Manfaat kartunya juga ditingkatkan dengan sejumlah mitra. 

"Dari semula bersifat regional ditingkatkan menjadi nasional untuk Laboratorium Klinik Pramita dan Kimia Farma Apotek sehingga dapat diakses oleh anggota SDF yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia termasuk kemudahan untuk mendapatkan hidroksiklorokuin generik dan Lesikaf atau Ekstrak Cecendet (Ciplukan/Physalis Angulata) yang diproduksi oleh Kimia Farma. Sedangkan dengan Laboratorium Klinik Prodia, berupa penambahan potongan harga untuk pemeriksaan rutin," ujar perempuan kelahiran Bandung, 21 Desember 1965 ini.

Penggalangan dana ditengah wabah virus korona juga terus dilakukan SDF. Terutama untuk membantu pembiayaan berobat penyandang Lupus atau Autoimun yang tidak termasuk dalam skema BPJS Kesehatan. 

Fund raising dilakukan antara lain melalui lelang amal belasan karya seni penyandang lupus, relawan dan umum. Ada juga diskusi daring tentang Lupus bersama para sahabat Odapus, penyintas dan pakar kesehatan.

Message yang Dian kirim juga menyertakan foto seorang Odapus yang mengenakan APD lengkap, sedang di rumah sakit. Terhadap foto itu, Dian menjelaskan, Odapus memang harus mengantisipasi kondisi di rumah sakit yang kurang kondusif untuk kesehatannya.

Salah seorang Odapus ketika berada di rumah sakit mengenakan Alat Pelindung Diri lengkap. (Foto: SDF/Dian Syarief)
Salah seorang Odapus ketika berada di rumah sakit mengenakan Alat Pelindung Diri lengkap. (Foto: SDF/Dian Syarief)

"Jadi Odapus itu, karena imunitasnya berlebihan dalam tubuhnya, itu kan diberi obat atau diterapi dengan obat-obat imunosupresif. Nah, karena imun tubuhnya disupres, jadi relatif rentan terhadap infeksi. Contoh, kalau ada orang yang flu dan Odapus dekat dengan orang yang sedang flu itu, maka ia gampang ketularan. Dan nanti, kalau orang lain gampang sembuh dalam seminggu, tapi Odapus bisa lama sembuhnya bahkan bisa hingga dua minggu atau lebih. Jadi gampang ketularan, tapi susah sembuhnya," tutur Dian.

Sahabat-sahabat Odapus, lanjutnya, ketika mereka harus pergi ke rumah sakit, karena suasana RS kurang kondusif, maka lebih baik berinisiatif menggunakan APD lengkap. 

Karena di RS banyak orang dan berbagai kondisi penyakit. "Masing-masing Odapus sudah paham tentang wabah virus korona, tinggal pemenuhan untuk APD-nya saja yang harus diupayakan terus," tukasnya.     

Obat Lupus Juga Jadi Obat COVID-19

Ada yang mengenaskan pada WLD tahun ini. Dalam rilisnya, SDF menyebut kondisi kurang mengenakkan bagi Odapus. Karena, obat yang biasa dikonsumsi kini menjadi bertambah mahal dan langka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun