Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Isu Corona Permudah Saya Lewati Perbatasan Israel

1 Maret 2020   00:56 Diperbarui: 1 Maret 2020   06:12 3169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bendera Israel di border crossing Allenby Bridge. (Foto: Gapey Sandy)

Seorang penumpang yang terbaca ada tujuan transit di Changi, Singapura pun juga bisa menjelaskan kepada petugas imigrasi bahwa hal itu merupakan prosedur direct flight belaka. Alhamdulillah, petugas imigrasi Israel bisa memahami.

Singkat cerita, kendaraan yang saya tumpangi pun bisa meninggalkan Border Crossing Allenby Bridge. Melintasi wilayah Israel, dan saya kemudian bisa memahami bagaimana wilayah Palestina yang dikoyak-koyak dan dicaplok Israel terbagi-bagi menjadi wilayah berstatus A dan B.

Wilayah A -- biasanya selalu diberi papan besi informasi berwarna merah dan bertuliskan huruf putih pada setiap mulut jalan/area --, merupakan area yang dikuasai otoritas Palestina dan dibawah pengawasan militer Palestina.

Adapun tulisan putih pada papan besi merah itu adalah "This Road leads To Area "A" Under The Palestinian Authority. The Entrance For Israeli Citizens Is Forbidden, Dangerous To Your Lives And Is Against The Israeli Law". Tulisan itu dibuat dalam tiga bahasa: Ibrani, Arab, dan Inggris.

Sedangkan wilayah B untuk area yang dikuasai otoritas Israel dan dibawah pengawasan militer Zionis Israel.

Tembok perbatasan yang dibangun militer Israel, 'memenjarakan' warga masyarakat Palestina. (Foto: Gapey Sandy)
Tembok perbatasan yang dibangun militer Israel, 'memenjarakan' warga masyarakat Palestina. (Foto: Gapey Sandy)

Tembok perbatasan yang dibangun militer Israel, lengkap dengan menara pengawas militer siap menembak warga Palestina yang melanggar area. (Foto: Gapey Sandy)
Tembok perbatasan yang dibangun militer Israel, lengkap dengan menara pengawas militer siap menembak warga Palestina yang melanggar area. (Foto: Gapey Sandy)

Suatu kali saat hendak menuju wilayah B yang merupakan kawasan yang diklaim sebagai otoritas Israel, kendaraan yang saya tumpangi musti melewati pos penjagaan Israel yang ketat.

Tapi berkat supir kami yang pandai berdiplomasi, tak pernah ada personel militer Israel yang bersedia memeriksa ke atas bus. Alasannya sederhana, mereka tak sudi naik dan memeriksa penumpang satu per satu di dalam bus karena takut terinfeksi Virus Corona.

Di Palestina, saya menginap di salah satu hotel di Kota Ramallah yang merupakan ibu kota pemerintahan. Lokasinya ada di tengah Tepi Barat atau 10 kilometer sisi utara dari Kota Yerusalem. Sempat saya membaca The New York Times edisi Selasa, 25 Februari 2020. Di halaman 7 ada tulisan analisa jurnalis Ronny Linder yang diberi judul Israel's healthcare system isn't ready to cope with coronavirus. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun