Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Pakai Pewarna Alami, Tenun Ikat Makin Memikat

11 Juli 2018   06:28 Diperbarui: 11 Juli 2018   19:09 3188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses pemintalan kapas menjadi benang untuk kain tenun ikat. (Foto: Gapey Sandy)

Sisa bakaran berwarna biru akan menempel di permukaan sendok besi apabila benang tenun ikat dibakar. Pertanda memang benar menggunakan pewarna bahan alami berupa tanaman indigofera. (Foto: Gapey Sandy)
Sisa bakaran berwarna biru akan menempel di permukaan sendok besi apabila benang tenun ikat dibakar. Pertanda memang benar menggunakan pewarna bahan alami berupa tanaman indigofera. (Foto: Gapey Sandy)
Menenun secara tradisional. Menggunakan warna benang biru indigo yang dihasilkan dari tanaman indigofera. (Foto: Gapey Sandy)
Menenun secara tradisional. Menggunakan warna benang biru indigo yang dihasilkan dari tanaman indigofera. (Foto: Gapey Sandy)
Meskipun semua tanaman bisa menjadi sumber warna, tapi masalah yang cukup rumit adalah bagaimana meramu pewarnaan bahan alami ini sehingga warnanya bisa 'terkunci' alias tidak boleh luntur. Jadi, teknik meramu warnanya harus tepat dan sempurna.

Membedakan Tenun Ikat Pewarna Alami dengan Kimia

Pertanyaannya sekarang, bagaimana cara membedakan antara tenun ikat yang pewarnanya menggunakan bahan alami dengan kimia?

"Kalau kain tenun ikat yang menggunakan bahan kimia, dari sisi warna memang terlihat lebih terang," jelas Mama Gardis.  

Sementara itu, Daniel David menambahkan, untuk membedakan tenun ikat yang menggunakan pewarna alam dengan bahan kimia, bisa dilihat dengan bantuan sinar matahari. "Kalau untuk yang menggunakan pewarna alam, kain tenun ikatnya tidak akan memantulkan warna. Ia akan tetap soft. Beda dengan yang menggunakan pewarna kimia, kalau diletakkan di bawah sinar matahari maka akan terlihat menjadi silau," imbuhnya.

Salah satu motif tenun ikat yang bercorak kontemporer. (Foto: Eet Etih Suryatin)
Salah satu motif tenun ikat yang bercorak kontemporer. (Foto: Eet Etih Suryatin)
Kelompok Penenun Tenun Ikat Akasia di Dusun Botang, Desa Munerana, Kecamatan Hewokloang, Kabupaten Sikka, NTT, yang berkomitmen untuk tidak mau menggunakan pewarna berbahan kimia. (Foto: Gapey Sandy)
Kelompok Penenun Tenun Ikat Akasia di Dusun Botang, Desa Munerana, Kecamatan Hewokloang, Kabupaten Sikka, NTT, yang berkomitmen untuk tidak mau menggunakan pewarna berbahan kimia. (Foto: Gapey Sandy)
Ada trik lain untuk membedakan pewarna alam dengan bahan kimia. Khususnya untuk kain tenun ikat yang warnanya biru indigo.

"Kalau menggunakan pewarna biru alami dari daun indigofera akan bisa dengan mudah diketahui kebenarannya. Caranya? Potong sedikit saja benang yang berwarna biru indigo dari salah satu ujung kain tenun ikat. Lalu letakkan di atas sendok besi dan bakar secara cepat saja," terangnya.

"Kalau kain tenun ikat ini menggunakan pewarna biru alami dengan tanaman indigofera, maka warna biru bekas bakaran benang biru tadi akan tersisa atau menempel di permukaan sendok. Tapi, kalau kain tenun ikat ini memakai pewarna bahan kimia, maka tidak akan menempel bekas bakaran berwarna biru indigo di permukaan sendok, kecuali hanya menyisakan abu hitam dari bekas bakaran benang," imbuh Daniel.

Yang pasti, pemakaian pewarna bahan alami harus terus digalakkan, karena yakinlah, memang "Tenun Ikat Sikka, Memikat dan Disuka".

Dusun Botang sendiri kalau dari Bandar Udara Frans Seda di Maumere, jaraknya sekitar 21 km, atau butuh waktu sekitar satu jam dengan bermobil.  

o o oOo o o

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun