Mohon tunggu...
Budiman Gandewa
Budiman Gandewa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Silent Reader

Bermukim di Pulau Dewata dan jauh dari anak Mertua. Hiks.....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Serial Pak Erte | Preman Pengkolan (Bagian 1)

3 Juli 2019   12:17 Diperbarui: 3 Juli 2019   12:33 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Begitulah ceritanya kenapa sekarang Kampung Pinggir kali jadi serem. Bukan hanya sekali atau dua kali anggota Geng d'Sangar bikin ulah. Malahan sudah berkali-kali.

Mulai dari kali item,  kali krukut sampe kali Ciliwung. Selain suka malakin pedagang, mereka pun nggak segan-segan main pukul. Mending kalo demen mukulin beduk. Lha ini,  mukulin orang-orang yang nggak salah. Kebangetan, kan? Bangeeeet...! Hihihi. 

Pak Erte menggut-manggut sambil menghisap rokoknya dalam-dalam, lalu mengeluarkan asapnya dengan satu hembusan nafas. Sementara Romlah yang baru saja menceritakan kejadian yang dialaminya duduk tepat di depannya. 

Pak Erte beranjak dari duduknya lalu berdiri menghadap ke arah warga yang sedari tadi ikutan nimbrung. Kebanyakan dari mereka menunggu reaksi dari Pak Erte. 

Sedangkan Mpok Saidah,  Mpok Mumun dan ibu-ibu yang lain masih terlihat sibuk mengobati muka Buluk dan Bang Toyib yang benjut-benjut. 


"Kasian ya liat muka Si Buluk ampe segitunya" Bisik Mpok Mumun ke kuping Bu Erte. 

"Iya,  padahal....Gak diapa-apain aja mukanya Buluk udah ancur.  Apalagi sampe dibikin babak belur gini." Jawab Bu Erte. 

"Ho,  o.... " Sahut Mpok Mumun. 

Pak Erte kembali duduk di hadapan Romlah. Tanpa sengaja matanya melihat bagian atas baju Romlah yang turun,  sehingga dada Janda semlohay tersebut sedikit terlihat. 

"Begini.... Untuk urusan 'dada' biar saya yang urus... "

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun