Mohon tunggu...
Abdul Rahman Sutara
Abdul Rahman Sutara Mohon Tunggu... profesional -

suka membaca, terus suka lupa deh..;))

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Era Baru Siaran Televisi Indonesia; News Television Generation

22 Juni 2011   01:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:17 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

oleh; Abdul Rahman Sutara* *Penulis adalah penikmat film, aktivis media, aktivis PMII dan Pendiri beberapa komunitas film di Ciputat

"Television takes the process much further by making people visually available, and not in the frozen modality of newspaper photographs, but in movement and action" (Fairclough 1995, 38-9) Diera globalisasi saat ini, jelas sekali bahwa televisi sebagai sebuah saluran informasi memiliki kelebihan dibandingkan dengan media lainya. Menurut pakar televisi, Jhon Fiske, bahwa televisi merupakan "teks" yang dapat dibaca dan dimaknai secara luas. Situasi tersebut, tentu menjadikan televisi saat ini sebagai jendela dunia alternative (selain internet) untuk setiap orang yang ingin mendapatkan informasi secara detail, ini karena penyaluran informasi melalui media televisi memiliki dua kekuatan pemahaman; audio dan visual. Pada dua tahun terakhir ini, tampak fenomena menarik pada dunia pertelevisian Indonesia. Dimana dua news Televisi di Indonesia mampu mengimbangi rating bahkan hampir mengalahkan program- program entertainment pada televise lain yang selama ini mendominasi rating program- program televisi. Kedua stasiun televisi tersebut adalah Metro Tv dan TV One yang selama ini populer dengan program- program news & Informasi. Paling tidak ada dua faktor pemicu utama yang menyebabkan naiknya rating program kedua stasiun televisi tersebut ; (1) Penyajian program- program informasi dan News pada kedua stasiun Tv tersebut dikemas dengan sangat menarik dan inovatif sehingga penyajian programnya (namun bukan pada isi programnya) dapat menarik bagi semua kalangan masyarakat, karena selama ini program- program news & informasi hanya diminati oleh kalangan pendidikan dan ekonomi menegah keatas saja. (2) Penyajian informasi melalui dua stasiun Tv tersebut didukung oleh momentum/ kejadian- kejadian yang cukup monumental karena maraknya sekandal yang dilakukan oleh para penguasa, dan ini cukup menarik perhatian public yang tampak semakin terbuka sejak reformasi 9 Tahun lalu. Beberapa kasus- kasus tersebut diantaranya; skandal Bank Century, mafia Pajak Gayus dan perburuan kelompok teroris yang serinmg ditayangkan secara live oleh Tv One pada pertengahan 2010 lalu. Fenomena momentum tersebut dalam teori komunikasi dan wacana media disebut dengan dimensi isi dan situasional. Namun, apakah suksesnya program- program news & informasi pada kedua stasiun televisi tersebut menjadi tolak ukur atas era keterbukaan informasi saat ini? Terlebih lagi, apakah masyarakat Indonesia dan kelompok coorporasi televise telah memasuki era domokrasi informasi, sehingga orientasi keberadaan media sebagai informan connected antara kaum elit penguasa dengan masyarakat dapat secara fair terjadi. Untuk itu perlu kiranya menelaah kembali beberapa teori komunikasi media guna melihat posisi ideal media televise sebagai chanel- news maker dan masyarakat sebagai komunikan/news consumire Berkaitan dengan proses pembentukan opini public melalui media, pakar teori komunikasi massa John Dewey melihat perkembangan kapasitas masyarakat telah melewati batas- batas, karena adanya sarana fisik komunikasi. Ini artinya, pembentukan opini public yang terjadi melalui proses diskusi kemudian disajikan melalui saluran media yang tepat (dalam hal ini televisi), maka dengan sendirinya ia akan membentuk kegiatan aktif dalam komunitas masyarakat penontonya. Senada dengan ini, dalam karya- karya lain pakar komunikasi modern, seperti Charles Horton Cooley dan Robert E. Park percaya bahwa media modern (dalam hal ini Televisi) dapat mewujudkan sebuah komunitas demokratis yang sebenarnya. Dengan kata lain, seperti yang ditulis dalam buku Jhon Dewey Media and the American Mind mengatakan bahwa; Komunikasi modern (salah satunya adalah televisi) secara mendasar berperan sebagai sebuah agen untuk memperbaiki konsesnsus politik dan moral secara meluas yang telah diancam oleh ganguan dari abad ke-19 berupa industrialisasi, urbanisasi, dan imigrasi. Dalam paham kajian ilmuan komunikasi Kanada; Marshall Mcluhan, dengan teorinya yang terkenal technological determinism, yakni suatu pandangan dengan pendekatan cultural yang mengasumsikan teknologi membawa implikasi bagi perubahan cara hidup suatu masyarakat. Ini artinya, media komunikasi modern saat ini (salah satunya adalah televisi) tidak hanya bersfat teknis, namun melalui informasi- informasi yang disalurkan serta program- program yang disiarkan televisi (terutama program- program yang bersifat persuasif/ mempenaruhi opini publik) dapat memberikan pengaruh bagi perubahan social yang dikehendaki. Ini karena, menurut Marshall McLuhan dampak radikal yang dimunculkan oleh media terutama media teknologi modern (televisi) berdimensi pada ruang, waktu, dan presepsi manusia. Menurut Deddy Mulyana, salah satu guru besar dan pakar Ilmu komunikasi d Indonesia menatakan; Dalam ilmu komunikasi, terdapat 12 prinsip komunikasi, diantaranya adalah Prinsip komunikasi dimensi isi dan dimensi hubunan. Teevisi sebagai salah satu media komunikasi, tentunya memiliki pesan yang akan disampaikan. Maka isi pesan dalam proram- program televisi merupakan dimensi isi, sedangkan Televisi sebagai alat (media) berposisi sebagai dimensi hubungan. Dalam hal ini, pengaruh suatu pesan akan berbeda bila disajikan dengan media yang berbeda pula. Misalnya, suatu cerita yang penuh dengan kekerasan dan seksualisme yang disajikan oleh media audio-visual (televisi) boleh jadi menimbulkan pengaruh yang jauh lebih hebat, misalnya dalam bentuk peniruan oleh anak-anak atau remaja yang disebabkan oleh tontonan sebuah televisi, bila dibanding dengan penyajian cerita yang sama lewat majalah dan radio. Sama halnya dengan fenomena penyajian informasi & news di Indonesia (TV One dan Metro Tv) yang akhir- akhir ini meraih rating paling tinggi mengalahkan program- program acara Televisi lainya (menurut data Litbang KOMPAS pada pertengahan Februari 2010), hal ini dikarenakan disamping karena kemasan penyajian talkshow informasi dan news yang sangat inovatif, televisi juga memiliki sifat audio visual, sedangkan majalah dan koran hanya mempunyai sifat visual saja, dan radio mempunyai sifat audio saja. Berkenaan dengan ini, tidaklah mengejutkan bila Marshall Mcluhan mengatakan the medium is the message.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun