Mohon tunggu...
Galuh K Hapsari
Galuh K Hapsari Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas Buddhi Dharma, Tangerang.

Dosen Ilmu Komunikasi dan Dosen Bahasa Belanda

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Riset Kualitatif, Suatu Pengantar

27 Februari 2021   13:08 Diperbarui: 27 Februari 2021   13:10 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sampul buku by Penerbit Rosda

Perkembangan selanjutnya pada saat para ilmuan mulai menjamah keluar, mencoba gagasan-gagasan dan melihat apakah gagasan tersebut terjadi, akhirnya sampai pada tingkat pengamat aktif, dan ilmu pengetahuan mulai menyentuh jaman positivisme yang dirasakan lebih tepat untuk menjawab kebutuhan untuk memahami kehidupan ini yang sangat berkaitan dengan meningkatnya kebutuhan hidup dan pengalaman manusia, perubahan faham tersebut semakin cepat berkembang, dan gerakan baru ini mulai menentang faham sebelumnya yaitu pra-possitivisme. Positivisme bisa dirumuskan

sebagai sekeluarga filsafat yang bercirikan evaluasi pengetahuan dan metode ilmiah yang secara ekstrim positif. Sebenarnya gerakan filsafat tersebut dimaksudkan untuk melakukan reformasi pada beragam area yang berbeda seperti etika, religi, politik, dan fisafat. Sebagai filsafat gerakan ini dimulai pada awal abad 19, berawal di Perancis dan Jerman.

Pendukung yang paling kuat dalam abad 20 dibentuk oleh kelompok yang dikenal sebagai "the viena circle of logical positivist " yang didukung oleh para ilmuan terkemuka. Namun kenyataannya positivisme memiliki dampak yang kuat tidak pada etika, religi, politik, dan filsafat, tetapi justru pada metode ilmiah. Jaman ini memulai dan memacu perkembangan ilmu pengetahuan secara pesat, dan pengaruhnya sangat kuat dalam berbagai bidang disiplin ilmu. Faham positivisme menyatakan bahwa pengetahuan kita tidak boleh melebihi fakta. Ilmu pengetahuan bersifat faktual. Faham positivisme ini kemudian sangat menunjang berkembangnya empirisme, karena itu sangat mengutamakan pengalaman, tetapi dibatasi hanya pada pengalaman objektif saja.

Kini riset kualitatif telah banyak digunakan dalam berbagai bidang ilmu, antara lain dalam penelitian kebijakan, komunikasi, ilmu politik, administrasi, psiklogi, organisasi dan manajemen, serta perencanaan kota dan regional. Strategi riset ini dalam bentuk studi kasus sudah banyak sekali digunakan untuk penyusunan tesis dan disertasi dalam ilmu-ilmu sosial (Yin,1987). Bahkan kegiatan riset pendidikan yang semula hanya didasarkan pada pola pengukuran kuantitatif, definisi operasional, dan menekankan pada fakta empiris, sekarang sudah berubah arah dengan memberikan tempat yang sentral pada riset kualitatif yang menekankan analisis induktif, dengan deskripsi yang kaya nuansa, dan riset tentang persepsi manusia (Bogdan & Biklen, 1982). Berbagai bidang eksakta kini sudah mulai menyadari kekuatan paradigma riset kualitatif, dan beragam penelitian dalam bidang-bidang tersebut mulai memperkuat diri dengan memanfaatkan penelitian ini.

PENGGUNAAN PENELITIAN KUALITATIF

Metode seharusnya dipilih berdasarkan permasalahan yang akan diteliti. Bukan dipilih pada tahap awal sebelum permasalahan penelitian ditetapkan. Metode tersebut harus dipakai karena permasalahan/fenomena tersebut harus membutuhkan pendekatan kualitatif. Bukan karena peneliti sekedar ingin menggunakan penelitian dengan metode kualitatif. Kualitatif terkait cara yang digunakan oleh peneliti dalam mendekati-memahami, menggali, mengungkap fenomena tertentu dari responden penelitiannya. Sejak awal, peneliti harus mampu menentukan metode yang akan digunakan (metode idealnya bersifat tetap, teknik yang bersifat situasional atau fleksibel). Ibarat memancing: ukuran mata kail harus sudah dipilih dari awal terkait jenis/ukuran ikan apa yang mau dipancing atau yang dianggap ada diperairan tersebut, tapi umpan yang dapat diganti/tukar. (Mata kail: Metode, umpan: Pendekatan, termasuk didalamnya teknik wawancara dsb).

TUJUAN RISET KUALITATIF

Menurut Kriyantono, tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menjelaskan fenomena yang terjadi di masyarakat secara mendalam dengan mengumpulkan data secara mendalam dan lengkap. semakin dalam dan teliti data yang diperoleh, maka kualitas penelitian yang dilakukan akan semakin baik. Sehingga dalam pelaksanaannya, jumlah objek penelitian biasanya lebih sedikit karena lebih fokus pada kedalaman data, bukan kuantitas datanya.

FUNGSI DAN MANFAAT RISET KUALITATIF

Digunakan pada penelitian dengan subjek yang tidak dapat terdefinisikan dengan baik. Dapat memahami isu-isu 'sensitif' selama proses (Kepekaan meneliti traumatik).

  1. Digunakan pada penelitian yang tidak dapat diteliti dengan penelitian kuantitatif, Contoh : illiterate.
  2. Digunakan untuk mengungkap sebuah isu terkait dengan perjalanan hidup seseorang "The untold Story of ...".
  3. Digunakan untuk meneliti sebuah fenomena yang sampai dengan sekarang belum banyak diketahui/belum terbukti secara ilmiah.
  4. Digunakan untuk peneliti yang berkeinginan untuk menggunakan teknik-teknik yang belum banyak diketahui ilmu pengetahuan: FGD, Photo talk method.
  5. Memahami isu-isu rumit yang terjadi selama proses: durasi/kesabaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun