Selama ini, istilah “kuantum” lebih sering kita dengar dalam konteks fisika tingkat tinggi, seperti mekanika kuantum, partikel subatomik, atau teori relativitas. Tapi tahukah Anda bahwa konsep “kuantum” juga sudah mulai merambah dunia pendidikan? Fenomena ini dikenal dengan nama Quantum Learning, sebuah pendekatan pembelajaran yang menggabungkan sains, psikologi otak, dan teknik pengelolaan lingkungan belajar.
Meskipun terdengar rumit, Quantum Learning bukan berarti belajar fisika kuantum. Justru sebaliknya — ia mengambil inspirasi dari cara kerja otak manusia yang ternyata bersifat "kuantum": tidak linear, dinamis, dan penuh potensi tak terbatas.
Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Bobbi DePorter, yang mengembangkan metode pembelajaran berbasis pada teori accelerated learning, ditambah dengan prinsip-prinsip neuropsikologi dan dinamika kelompok. Quantum Learning berusaha mengoptimalkan cara otak memproses informasi, bukan hanya melalui hafalan, tapi dengan pengalaman sensorik, emosional, dan sosial yang saling terhubung.
Mengapa Quantum Learning Unik?
Berbeda dari sistem pendidikan konvensional yang menekankan hasil akhir (nilai, ujian), Quantum Learning fokus pada proses belajar itu sendiri. Beberapa prinsip utamanya meliputi:
“Segalanya Berbicara”: Segala sesuatu di lingkungan belajar (warna kelas, ekspresi guru, posisi duduk) memiliki pengaruh terhadap proses belajar siswa.
“Segalanya Terhubung”: Informasi baru harus dikaitkan dengan pengetahuan atau pengalaman lama agar mudah dicerna otak.
“Belajar Melibatkan Seluruh Otak & Tubuh”: Siswa belajar lebih baik ketika mereka aktif secara fisik, emosional, dan mental — bukan hanya duduk diam mendengarkan.
“Pengulangan yang Bermakna”: Bukan sekadar mengulang, tapi mengulang dengan variasi yang menyentuh aspek-aspek emosional dan sensorik.
Apa Kaitannya dengan Fisika?
Dalam skala lebih abstrak, Quantum Learning menggambarkan bagaimana pikiran manusia mirip dengan sistem kuantum — tidak selalu bekerja secara linier, dapat berpindah fokus secara acak, dan mampu ‘melompat’ dari satu konsep ke konsep lain dengan kecepatan tinggi. Ini mirip dengan fenomena quantum leap, di mana partikel bisa berpindah tanpa melalui ruang antar level energi.